Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sang Raja di Negeri Orang

19 Januari 2021   16:00 Diperbarui: 19 Januari 2021   16:01 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Harrison Haines dari Pexels

Akhirnya ketergantungan terhadap tenaga kerja WNA untuk kebutuhan skill khusus tak pernah bisa berkurang. Iyalah, yang dari dalam negeri dihargai lebih kecil sehingga memilih untuk bekerja keluar.

Kehadiran WNA bidang entertainment lebih unik lagi. Entah sejak kapan mainset ini muncul, tetapi bagi penikmat entertainment kita di Indonesia ini sosok artis asing dianggap lebih "wah" dibanding artis indonesia.

Bahkan tidak hanya dari pelakunya, kebudayaannya pun dianggap memiliki standar lebih tinggi dibanding kebudayaan lokal kita sendiri.

Buktinya? Coba bandingkan sendiri lebih banyak mana fans garis keras K-pop, Anime, film korea, animasi jepang, drama india dsb dibanding dengan penggemar budaya-budaya, lagu, film dalam negeri.

Bahkan jumlah penggemarnya mungkin jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah penggemar di negara asal mereka sendiri. Ketika Indonesia memiliki jumlah penduduk besar, nyatanya malah dimanfaatkan industri entertainment asing.

Memangnya kalau anda beli album k-pop atau beli komik anime jepang, atau nonton bioskop drama india sebagian besar uangnya lari kemana? Berapa persen saja yang dinikmati distributor, atau pemegang hak tayang di Indonesia?

Perlakuan terhadap pelakunya (karena sedang membahas WNA) atau artisnya pun juga sama saja. Yakin deh artis biasa, mau dari Jepang, India, Korea, Amerika atau manapun jika mau mencari kesempatan masuk ke industri entertainment di Indonesia bisa langsung melejit. Setidaknya kemungkinan besar lah.

Mereka yang mungkin saja tak diakui di negaranya sendiri bisa menjadi raja, menjadi superstar di Indonesia. Bermodal tampang asli negara bersangkutan dan paspor asing, sudah bisa jadi istimewa buat penggemar entertainment di Indonesia.

Mungkin saja kita (berarti juga termasuk penulis sendiri) penikmat entertainment masih belum bisa membedakan apa itu artis asing dan artis internasional. Jadi seolah setiap ada artis asing masuk Indonesia dianggap artis internasional.

Untuk artis internasional (mereka yang besar di negara sendiri, dan diakui di dunia) boleh lah kita sedikit mengistimewakan, tetapi hanya karena seseorang asing janganlah langsung diistimewakan.

Banyak kok pelaku entertainment kita sendiri yang punya kapasitas sama atau lebih baik dari mereka yang WNA. Bahkan ada pula orang-orang kita sendiri yang sudah bisa mulai merambah dan berjuang di Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun