Mohon tunggu...
Reshafa Arta
Reshafa Arta Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN MALANG

Astrophile, suka makan dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masyarakat Sipil Mode Online dan Mode Offline

26 November 2022   23:02 Diperbarui: 26 November 2022   23:11 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat sipil dalam Bahasa Inggris dikenal dengan civil society. Masyarakat sipil sendiri memiliki beberapa julukan atau sebutan mulai dari masyarakat madani dan masyarakat warga. Masyarakat madani merupakan gambaran masyarakat ideal yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai, hukum, iman dan ilmu. 

Selain itu, terdapat juga sebutan masyarakat warga yang menekankan bahwa masyarakat yang ideal bersifat independen dan sangat membatasi keterlibatan negara dalam menjalankan aktivitasnya.

Bentuk-bentuk kegiatan masyarakat sipil bisa ditemukan di kehidupan sehari-hari seperti rembug desa, gotong royong, kerja bakti, arisan, tahlilan, yasinan, diba'an, karang taruna, forum anak, posyandu dan kegiatan sosial lainnya seperti gotong royong membuat dapur umum atau pengungsian bagi korban bencana alam. 

Menurut Civicus mendefinisikan masyarakat sipil sebagai sebuah arena di luar keluarga, negara dan pasar yang dimana orang-orang berkelompok untuk mendorong kepentingan bersama.

Masyarakat sipil jaman sekarang tidak hanya bersosialisasi di dunia nyata, akan tetapi mereka juga bersosialisasi di media sosial seperti instagram, whatsapp, twitter, tiktok dan lain-lain. Masyarakat yang bersosialisasi di media sosial disebut netizen atau warganet (warga internet). 

Alasan mereka suka bermain media sosial karena selain mengisi waktu luang juga mempermudah komunikasi baik jarak dekat maupun jarak jauh, bahkan pada orang yang tidak kita kenal. Generasi yang menguasai teknologi adalah generasi milenial dan generasi Z. 

Mereka juga sering FOMO (Fear Of Missing Out) atau terlalu berlebihan dalam menanggapi sesuatu hingga menimbulkan kecemasan bahkan overthinking yang biasanya timbul karena postingan seseorang di media sosial yang biasanya memamerkan kehidupan pribadi seperti capaian prestasi, keharmonisan keluarga dan sebagainya.

Dalam bermain media sosial, netizen Indonesia sangat suka hiburan atau bisa disebut meme dalam kondisi apapun. Bahkan pada masa Covid-19 pun mereka menghibur diri melalui postingan baik gambar maupun video untuk menghibur mereka dari kejenuhan kehidupan, terlebih pada saat itu masih dihimbau untuk tetap di dalam rumah. 

Karena warga Indonesia suka hal yang berbau lucu, maka pesan ajakan untuk menghindari Covid-19 sering disampaikan lewat komedi. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang unik karena dalam kondisi apapun masih tetap bisa santai dan suka bercanda. Hal tersebut juga yang menjadikan warga Indonesia tidak mudah stres jika dibandingkan dengan negara lain yang gampang putus asa kemudian melakukan hal yang tidak masuk akal seperti bunuh diri.

Meme sendiri terdiri dari berbagai macam, seperti jokes bapak-bapak, dark jokes dan sebagainya. Untuk jokes bapak-bapak biasanya berupa guyonan yang garing menurut anak muda, tapi lucu menurut bapak-bapak. Jenis hiburan ini biasanya terdapat di facebook yang dimana pengguna mayoritas di masa kini adalah para orang tua generasi X. 

Selain itu, ada juga hiburan dark jokes yang lumayan sensitif untuk dijadikan bahan bercandaan seperti agama, orang disabilitas dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun