Mohon tunggu...
resa fitri
resa fitri Mohon Tunggu... Lainnya - Resa fitri

Sesuatu tidak akan berhasil tanpa adanya doa dan usaha

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Ziswaf dan Bank Syariah dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat di Tengah Guncangan Covid-19

3 Juni 2020   23:39 Diperbarui: 3 Juni 2020   23:39 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (covid-19) yang telah mewabah hampir diseluruh penjuru dunia membuat resah penduduk bumi. Berbagai upaya dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberlakukan social distancing atau PSBB. Yaitu himbauan agar masyarakat melaksanakan segala aktivitas di rumah, termasuk bekerja. 

Namun sayangnya, PSBB membuat perekonomian menjadi terpuruk. Pasalnya, hadirnya virus yang diduga berasal dari kota Wuhan China ini memberikan dampak besar di sendi-sendi kehidupan. 

Banyak masyarakat mengalami pemerosotan pendapatan. Apalagi pekerja yang bekerja di sektor informal berpenghasilan harian, tentu hal ini menjadi bencana bagi mereka. Rakyat kehilangan pekerjaan, PHK di mana-mana.

Proses penurunan perekonomian secara menyeluruh akan mengganggu kelancaran mekanisme pasar yaitu keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Individu atau kelompok masyarakat mengalami penurunan produktivitas kegiatan ekonomi. Mulai dari kegiatan produksi hingga kegiatan konsumsi.

Menyikapi hal tersebut, ekonomi islam mencoba memberikan solusi atas permasalahan perekonomian yang sedang krisis. Ekonomi islam atau akonomi syariah merupakan ekonomi yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah.

Setiap proses muamalah harus berlandaskan dari nilai-nilai islam. Ekonomi islam dapat menjadi solusi dari kebangkitan ekonomi umat. Dalam ajaran islam, perekonomian merupakan bentuk muamalah, yang mana jika proses muamalah tersendat dan kebutuhan manusia tidak terpenuhi maka akan berdampak pada aktivitas lainnya.

Lantas bagaimana peran Ekonomi dan Keuangan islam di Indonesia untuk bertahan di tengah guncangan covid-19?

Bila dilihat dari sisi Ekonomi dan keuangan syariah, Indonesia yang disebut sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar dunia memiliki tugas besar untuk membangun ekonomi umat. Karena umat islam disebut memiliki peran besar dalam menghadapi wabah covid-19. Model filantropi islam dapat menjadi solusi di tengah pandemi ini.

Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas menyebutkan bahwa peran serta masyarakat kalau dalam islam, itu dari zakat, infaq, shadaqoh. Kita bisa memanfaatkan dana zakat yang ada untuk mengatasi kemiskinan yang ada dengan merata. Seperti model ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqoh dan Wakaf) yang dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga zakat, badan usaha maupun masyarakat. 

Nantinya zakat, infaq, shadaqah itu digunakan untuk masyarakat yang terkena dampak pandemi. Bantuan dapat berupa Bantuan Langsung Tunai (BLB) yang dikeluarkan oleh pemerintah yang nantinya akan menjangkau tiap keluarga dengan nominal 600 ribu rupiah, pemberian paket sembako, pembagian masker, handsanitizer, dan lain-lain. Seperti yang dilakukan salah satu brand kosmetik halal untuk menyumbangkan alat kesehatan senilai puluhan miliar ke rumah sakit perawatan khusus covid-19.

Cara kedua yang dapat dilakukan adalah dengan penghimpunan dana wakaf, di mana wakaf yang terkumpul akan diberdayakan untuk membangun infrastruktur berbasis wakaf, seperti pembangunan Rumah Sakit khusus covid-19, pembelian alat pelindung diri, masker wakaf, ventilitator wakaf, alat bantu pernapasan dan alat kesehatan lainnya. Hal ini perlu dimanajemen dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Kebijakan yang diambil oleh bank syariah guna menghadapi tekanan ekonomi di tengah penyebaran virus corona adalah dengan melakukan penundaan pembayaran cicilan bagi nasabah. Pada tanggal 31 Maret 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sejumlah Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memberlakukan kebijakan relaksasi penundaan bayar cicilan kredit kepada nasabah. 

Salah satunya Bank Muamalat. Bank syariah pertama di Indonesia tersebut menyatakan keringanan pembayaran dapat diberikan setelah Bank Muamalat memverifikasi kelayakan dan memberikan persetujuan yang mengacu pada ketentuan OJK terkait sektor ekonomi, kriteria dan kondisi nasabah yang terdampak wabah covid-19.

Memberikan modal kerja pada unit usaha mikro juga merupakan salah satu cara yang dilakukan sektor perbankan syariah dalam membantu memulihkan perekonomian. Masyarakat menengah ke bawah sangat merasakan imbas dari wabah ini. 

Menyelamatkan kelompok UMKM yang krisis atau terancam bangkrut karena terkena dampak ekonomi dan wabah ini, dapat dikategorikan sebagai golongan asnaf (penerima zakat), yaitu sebagai kelompok miskin, berjuang di jalan Allah (fii sabilillah) atau orang yang berhutang (gharimin).

Dengan adanya bantuan usaha bagi para pelaku UMKM mampu menjadi solusi dan meringankan beban mereka yang terkena dampak covid-19. Pemberian modal dari perbankan/lembaga keuangan syariah ini perlu didukung dan diberi pendamping sehingga bisa dipertanggungjawabkan.

Kendati demikian, pemerintah mulai memberlakukan kebijakan new normal activity, yaitu dilonggarkannya PSBB, kita diperbolehkan menjalankan aktivitas normal seperti sediakala. Namun tetap harus menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan covid-19. Implementasi new normal disebutkan adalah dengan menjaga jarak sosial dan mengurangi kontak fisik dengan orang lain. 

Kebijakan new normal sendiri dijelaskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328//2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantorn dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. Diharapkan dengan diberlakukannya new normal tersebut, perekonomian negara kembali stabil dan dapat menekan laju pertumbuhan angka kemiskinan.

Untuk bisa beroperasi di tengah pandemi ini, bank syariah menerapkan physical distancing antar karyawan dan nasabah yang datang ke bank. Kantor selalu menyediakan handsanitizer, masker, dan alat pengukur suhu untuk mendukung skema new normal.

Salah satu kunci keberhasilan penanganan pandemi adalah sinergitas dan kolaborasi. Perlu adanya kerjasama antar setiap elemen masyarakat, kita perlu bahu-membahu dalam menangani pandemi ini. Karena sesuatu akan terasa ringan bila ditangani bersama-sama. Dengan mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker ketika bepergian, selalu menjaga kebersihan dan kesehatan adalah bentuk ikhtiar yang dapat kita lakukan agar penyebaran covid-19 cepat terhenti.

Yang harus kita lakukan sebagai muslim yang taat beragama adalah dengan memperbanyak bermunajat kepada sang pemilik dunia supaya pandemi ini cepat berlalu, dan juga turut aktif dalam kegiatan filantropi islam. Jangan sungkan untuk memberi kepada mereka yang membutuhkan. 

Bantulah mereka yang sedang berjuang di jalan Allah, para tenaga medis dan relawan sosial yang berada di garis terdepan, yang bahkan mempertaruhkan kesehatan dan jiwa mereka untuk menolong sesama. Kita harus fokus untuk melakukan pemberdayaan keuangan sosial islam agar dapat menyelamatkan ekonomi umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun