Secara universal, bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang berbentuk dasar ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran, jika kita mempelajari bahasa, maka kita jkuga mempelajari tata bahasa.Â
Namun demikian tetap harus sesuai dalam mempelajari bahasa asli atau bahasa pertama mereka. Dalam hal ini, tatabahasa universal menekankan adanya keteraturan struktural yang ditemukan pada seluruh bahasa manusia, dan prinsip-prinsip tatabahasa universal bisa dijelaskan untuk keberagaman morfologi dan sintaksis bahasa di muka bumi
Tatata bahasa universal dicetuskan pertama kali oleh teori Chomsky (1965:66) yang dibuat pertama berdasarkan analisis yang mendalam pada suatu bahasa.Â
Chomsky mengatakan bahwa bahasa adalah pengetahuan yang disimpan dalam pikiran. Di mana pengetahuan tersebut terdiri atas prinsip-prinsip yang tidak berbeda di antara bahasa manusia namun dengan pengukuran dan ukuran berbeda.
Teori kedua setelah Chomsky adalah teori Greenberg (1966:72) yang dibuat berdasarkan analisis perbandingan pada berpuluh-puluh bahasa yang tipologinya berbeda.Â
Dalam hal ini, tipologi yang dimaksud adalah keragaman symbol huruf agar mudah dipahami sehingga cepat dalam mengartikan atau memberi penjelasan secara luas.
Pikiran manusia secara serupa telah membangun prinsip bahasa yang merupakan bagian pengetahuan setiap bahasa. Tetapi, tatabahasa juga mempunyai parameter dalam prinsip-prinsip tersebut dengan nilai-nilai yang disesuaikan dengan bahan nyata yang dipelajari. Namun semua saling berintegrasi dan bersifat abstrak.
Semakin sering kita menggunakannnya, maka akan semakin baik kita dalam pengucapannya. Namun tidak sedikit anak sulit untuk mengucapkan dikarenakan ketakutan akan salah dan kurang percaya diri. Hal ini pelajar memerlukan menulis sebagai solusi. Dengan menulis pelajar akan memiliki banyak waktu untuk memikirkan pemilihan kosakata.
Pembicaraan mengenai pengajaran bahasa tidak bisa dilepaskan dari konteks pembelajaran bahasa. Keduanya berkait erat dan melibatkan berbagai variabel yang jumlahnya banyak. Intinya adalah bahwa proses belajar mengajar bahasa itu bukan hal yang sederhana dan tidak bisa diamati sekedar sebagai potongan-potongan kegiatan mengeluarkan dan menimba bahan saja. Â
Pemerolehan bahasa didahului oleh bahasa lisan, dan bahasa tulis sangat sulit berkembang bila bahasa lisan belum dikuasai. Karena itu pembelajaran lebih dahulu harus diarahkan ke komptensi bahasa lisan. Seperti contoh pada keponakan saya sata berumur 3 bulan mengeluarkan banyak sekali kosa kata, seeperti embu, aggeng, heah heah.Â
Lalu dilanjutkan pada usia 4 bulan bertambah dengan kosakata iyaa, mbah dan wa wa. Saat itu terlihat jelas keponakan saya belajar bahasa ibu langsung dengan memfungsikannya secara lisan.Â
Tata bahasa baru dipelajari setelah anak masuk sekolah. Dalam proses memperoleh bahasa, anak-anak diperkirakan mempunyai akses bawah sadar ke tatabahasa universal
Dalam membicarakan pengajaran dan pembelajaran bahasa, lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kaitan dengan keberhasilan pembelajaran bahasa itu. Terdapat dua faktor lingkungan, yaitu makro dan mikro. Â
Faktor lingkungan makro meliputi (1) kealamiahan bahasa yang didengar; (2) peranan si pembelajar dalam komunikasi; (3) ketersediaan rujukan konkret untuk menjelaskan makna; dan (4) siapa model bahasa sasaran (Dulay, Burt dan Krashen, 1982: 14).Â
Sedangkan faktor lingkungan mikro mencakup (1) kemenonjolan (salience), yaitu mudahnya suatu struktur untuk dilihat atau didengar; (2) umpan balik, yaitu tanggapan pendengar atau pembaca terhadap tuturan atau tulisan si pembelajar; dan (3) frekuensi, yaitu seringnya si pembelajar mendengar atau melihat struktur tertentu (Dulay, Burt, dan Krashen, 1982:32).
Dengan penjelasan yang telah diuraikan, bahwa pemerolehan bahasa dapag melalui akses langsung dan akses tak langsung. Akses langsung dilakukan dimulai dalam komunikasi orang tua di rumah. Dan saya terkadang melakukan hal itu dengan anak. Hasilnya cukup baik, karena menimbulkan keinginan untuk mengetahui kosakata baru dalam setiap ujaran.Â
Sedangkan akses secara langsung dapat diberikan pada anak melalui CD, video atau film anak-anak berbahasa asing. Alhamdulillah cukup manjur tapi dengan syarat harus didampingi agar anak dapat diberi penjelasan dan pemahaman sesuai kebutuhannya. Seperti beberapa waktu lalu anak mempelajari penggunaan Have, has dan Had.
Sulit sekali anak memahami karena subjeknya diubah dengan nama. Akhirnya saya mencari video youtube yang bisa langsung menjelaskan mengenai kata have, has dan had dengan contoh yang bisa dibedakan dengan subjek yang berbeda-beda.
Kegiatan pembelajaran bahasa melibatkan aspek bahasa, belajar bahasa, dan pembelajaran bahasa. Teori Comsky dan Greeberg jelas mengyraikan bahwasanya pembelajaran dan pengajaran sebuah bahasa melalui merupakan proses pengumpulan ragam symbol untuk mengetahui ragam kosakata universal dalam pemerolehan bahasa pertama, kedua dan bahsa asing.Â
Hal ini dapat dilakukan secara langsungatau tak langsung. Semua Kembali pada keadaan proses itu berlangsung. Dan pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing sangat dibutuhkan di jaman modern ini sebagai bahasa komunikasi dan perhubungan dalam kehidupan nantinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI