Kapolres Lumajang menegaskan bahwa kericuhan bukan berasal dari peserta aksi yang sejak awal berkomitmen untuk menjaga aksi tetap damai. Menurutnya, insiden itu dipicu oleh kehadiran pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Kericuhan dipicu oleh penyusup. Awalnya aksi berjalan damai, tertib, dan penuh kekhidmatan. Namun saat massa hendak membubarkan diri, tiba-tiba muncul oknum yang melempar botol ke arah aparat.Â
Perbuatan inilah yang memicu bentrokan kecil. Saya yakin itu bukan dari peserta aksi, melainkan ulah pihak luar," tegas Alex Sandy.
Empat orang yang diamankan tersebut langsung dibawa ke Polres Lumajang untuk menjalani pemeriksaan. Proses hukum dilakukanÂ
sesuai prosedur dan prinsip profesionalisme guna memastikan peran serta keterlibatan mereka dalam peristiwa kericuhan tersebut.
Penjelasan Polres Lumajang
Kepala Seksi Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro Abimanyu, mengungkapkan bahwa keempat orang yang diamankan sudah dimintai keterangan oleh penyidik.Â
Setelah proses klarifikasi dan pemeriksaan awal, mereka kemudian dipulangkan dengan diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing.
"Mereka telah kami mintai keterangan secara mendalam. Setelah melalui pemeriksaan, sementara waktu mereka dikembalikan ke orang tuanya sambil tetap kami awasi.Â
Kami akan memastikan apakah mereka benar-benar provokator atau hanya berada di lokasi tanpa mengetahui aturan aksi," jelas Untoro.
Klarifikasi dari Pihak Koordinator Aksi
Di sisi lain, koordinator lapangan aksi solidaritas, Nibras, menegaskan bahwa kericuhan yang terjadi tidak berasal dari peserta resmi aksi damai. Menurutnya, seluruh peserta aksi sudah sepakat sejak awal untuk tidak melakukan tindakan anarkis.
"Peserta aksi kami jumlahnya sekitar 60 orang, dan semuanya mengenakan pita putih sebagai tanda pengenal. Mereka fokus menjalankan doa bersama dan orasi secara damai.Â