Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Meramu Pesan-Pesan Antropologis Al-Quran dan Pangan pada Surat Al-Baqarah

2 Maret 2025   04:35 Diperbarui: 2 Maret 2025   16:57 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan (Sumber: Unsplash/Edwin Tan) 

Allah memerintahkan Bani Israil untuk menyembelih sapi betina melalui Nabi Musa dengan tujuan untuk menghapuskan kepercayaan syirik mereka (syirik adalah menyekutukan Allah), namun Bani Israil selalu meragukannya dan menganggap perintah itu tidak masuk akal dan mempermainkan logika mereka, Nabi Musa hanya bisa merespon karena informasinya sudah jelas, responnya: sapi harus berumur sedang tidak terlalu tua dan muda, warna sapi kuning cerah dan tentu harus menyenangkan orang yang melihatnya. 

Namun Bani Israil keras kepala dan menundanya bahkan membuat rumit perintah Allah (kepiawaian mereka adalah selalu mendebat dan suka berdebat sia-sia dibanding menaati perintah secara langsung).

Ayat-ayat ini mengingatkan ketaatan tanpa membantah lebih baik daripada menunda dengan banyak bertanya dan jika hal tersebut adalah perintah Allah selalu ada hikmahnya meskipun manusia tidak bisa langsung memahami maksudnya, disitulah manusia harus mengaktifkan akalnya agar terus berpengetahuan. 

Bani Israil terus meragukan perintah penyembelihan sapi pada Nabi Musa, seakan-akan syarat sapinya itu tidak jelas terdeskripsikan, bahkan selalu bertele-tele meminta hal-hal rinci seperti beralasan sapinya banyak yang mirip sehingga sulit menentukan yang tepat, sapi yang dimaksud juga sudah jelas sebelumnya seperti tidak cacat (sehat), tidak belang, tidak pernah digunakan untuk membajak atau mengangkut air. 

Bagaimana Bani Israil meresponnya? sulit menerima,karena nyaris tidak dapat melaksanakan perintah Allah. Pelajaran dari kisah ini adalah suatu ketaatan akan dibarengi dengan pondasi keimanan bukan dengan perdebatan dan banyak bertanya bahkan berimajinasi mempersulit persyaratan. 

Doa Nabi Ibrahim untuk Rezeki Penduduknya yang Beriman 

Doanya ini untuk Mekkah agar negeri ini aman dari rasa takut dan ancaman serta dimintakan rezeki berupa buah-buahan untuk penduduknya yang beriman, sehingga menjadi suatu keberkahan.

Doanya terkabul, buktinya Mekkah menjadi pusat perdagangan dan tempat berkumpulnya berbagai buah-buahan dari seluruh dunia dengan tingkat keamanan dan keberkahan hingga kini karena Allah memberikan suatu keadilan dalam pemberian rezeki kepada semua makhluk (baik yang beriman atau tidak/kafir sebutannya).

Allah menjamin rezeki orang beriman jauh lebih berkah dan diberikan keselamatan di dunia dan akhirat kelak, dalam menggapai suatu berkah ini manusia harus memiliki ilmu dan amal yang nyatanya berpengaruh pada kebahagiaan bahkan kesengsaraanya.

Ujian Kehidupan Manusia 

Allah selalu menguji manusia untuk mengetahui kualitas keimanan mereka dalam berbagai bentuk termasuk: ketakutan, kelaparan (biasanya kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan pokok), kekurangan harta (kehilangan sumber penghidupan bahkan kemiskinan), kehilangan jiwa (kematian), bahkan kekurangan hasil panen dan buah-buahan yang akhirnya mengganggu stabilitas ekonomi dan bencana alam. 

Dan ujian ini haruslah dihadapi dengan dibarengi dengan kesabaran (dalam hal ini bukan berarti diam pasrah, namun keteguhan hati karena kuatnya iman) sehingga hikmahnya sabar adalah suatu ampunan dari Allah dan mendapat suatu petunjuk yang akan membawa ketenangan, keberkahan dan keberhasilan dari suatu problematika yang sedang manusia hadapi. 

Perintah Mengonsumsi Makanan Yang Halal dan Baik 

Halal diartikan singkat yaitu diperbolehkan terhadap sesuatu, maka dalam konsumsi makanan pun harus yang halal dan baik artinya tidak haram baik zatnya bahkan cara memperolehnya, serta baik maksudnya adalah makanan yang sehat, bersih, dan tidak membahayakan tubuh, disini Allah menunjukkan Islam itu mengajarkan keseimbangan dalam makanan (tidak boleh berlebihan/sembrono). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun