Bagi masyarakat kontemporer yang beragama Islam yang sedang menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan, implementasi simbolis dari suatu ajaran adalah dengan melakukan target-target ibadah karena bulan Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat.Â
Mengapa Tadarus Al-Quran Selalu Menjadi Minat Unik?
Tadarus merupakan pembacaan Alquran secara bersama-sama, maknanya luas, bagi beberapa kelompok bisa berkegiatan seperti hanya membacanya saja secara nyaring, ada yang ditambahkan dengan membaca terjemahannya bahkan yang paling lama durasinya dari tadarus Al-Quran ini adalah memaknainya melalui tafsirnya.
Paling mudah adalah dengan metode tafsir tahlili dan ini cocok untuk para pemula, awam bahkan orang-orang yang mau memahami konteks terjemahan Al-Quran dengan keterangan lebih singkat namun padat informasi, sehingga tidak hanya terhenti menafsirkan dari terjemahan singkat yang bisa saja menimbulkan pertanyaan, apakah isi Al-Quran memang imajinatif? tafsir tahlili menuntun pada pembacanya untuk memikirkan ulang pemaknaan dari isi al-quran ini.
Tahlili sendiri berfokus pada rincian terjemahannya secara berurutan sehingga ketika dimaknai/ditafsirkan setidaknya secara historis akan terpola dan menjawab secara informatif apa makna dari ayat-ayatnya secara sederhana dalam penerimaan pembaca.Â
Bagaimana Pesan-Pesan Antropologis Al-Quran dan Pangan Pada Surat Al-Baqarah?Â
Pesan-pesan antropologis akan mudah diterima untuk masyarakat yang beragama Islam yang tinggal di negara multikultural seperti Indonesia ini dibanding pesan-pesan spiritual yang tetap saja rumit dan ribet diterima oleh masyarakat yang memang sudah menikmati modernitas, seakan-akan isi terjemahan Al-Quran ini membingungkan dan akhirnya tidak diperdalam maknanya, dimana posisi Al-Quran bukankah pedoman hidup umat Islam yang setidaknya bisa menuntun ke jalan kebenaran dan terhindar dari hal keburukan.Â
Apa yang dimaksud dengan pesan antropologis? Clifford Geertz (antropolog yang sering meneliti fenomenologi di Indonesia) dalam bukunya yang berjudul The Interpretation of Cultures, buku ini dalam bahasa Indonesia judulnya adalah Tafsir Kebudayaan.
Intinya membahas pesan antropologis dimana didefinisikan sebagai sistem dan makna yang dimiliki oleh masyarakat, biasanya seorang antropolog atau budayawan akan melihatnya dari sudut pandang budaya yang berkembang dalam kehidupan suatu kelompok dan dinamikanya.
Pesan antropologis akan lebih lentur dan mudah untuk menjelaskan bagaimana kehidupan manusia sangat terhubung dengan: budaya, adat istiadat, perilaku sosial, bahkan evolusi manusia dalam berbagai terjemahan dari berbagai pendekatan pengetahuan.Â
Pesan antropologis dalam Al-Quran akan lebih bisa diterima karena mampu mengarahkan secara akrab dan tidak menghakimi tabiat yang sudah terlampau dilakukan, sehingga bisa menjadi suatu refleksi bahkan kontemplasi (renungan mendalam).
Pesan antropologis ini bisa menembus inti budaya yang akan terus melebarkan relasi pada berbagai sektor seperti: lingkungan, politik, ekonomi, bahkan filsafat, sehingga generasi masa kini akan terus mempelajari Al-Quran secara dinamis, generasi masa kini bisa membuat kombinasi dari berbagai ketertarikannya pada pengetahuan, pengalaman bahkan gagasan yang muncul dari hasil pemikirannya karena hasil penelusuran informasi yang begitu cepat.Â