Mohon tunggu...
Reo Donovan
Reo Donovan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengalaman Ditipu Orang

24 Agustus 2012   07:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23 1965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Suatu saat datanglah beberapa orang yang saya kenal sebagai sales sebuah produk. Dia membawa seseorang yang berkata berminat dengan barang yang saya jual. Okey, kenapa tidak? Dia berkata baru berbisnis sendiri setelah bekerja di perusahaan yang cukup besar.

Di awal orang ini berkata akan memberi jaminan terhadap pengambilan barang yang dia lakukan. Wow. Asik nih. Setidaknya aman. Meskipun demikian saya mengontak seseorang yang dia bilang kenal dan saya juga kenal. Dan orang yang saya kenal ini berkata, okelah. Saya tau rumahnya dan selama berhubungan juga lancar pembayarannya. Sebuah kesalahan pertama.

Dia memberi saya jaminan surat berharga. Sebuah BPKB mobil atas nama orang lain. Saya sudah disarankan untuk membuat semacam kuitansi jual beli atas mobil tersebut dan ditandatangani yang namanya tertera di BPKB. Oleh karena dasar kepercayaan saya tidak lakukan. Sebuah kesalahan kedua.

Selama pengambilan barang itu, saya sempat ketempat dia. Sebuah toko kecil yang dia aku sebagai milik keluarganya. Saya yang tentu saja modal percaya mengamini dan tidak curiga. Apalagi disana ada beberapa orang karyawan dan barang yang tidak hanya dari jenis yang saya jual. Setidaknya orang ini saya anggap memang berniat untuk menjadi usahawan. Sebuah kesalahan ketiga.

Pembayaran yang dilakukan orang ini cukup lancar. Dan saya karena dapat menjual dengan margin yang lebih tinggi dari orang ini, selalu memenuhi permintaan dia. Dia bersedia membeli dengan harga agak tinggi dengan alasan sebagai perkenalan dengan saya dan juga dia masuk ke proyek jadi margin dia juga tinggi. Dan saya tidak memberi plafon ke dia karena tergius profit yang lebih tinggi. Kesalahan keempat.

Sampai suatu saat, dia meminta barang yang sangat besar dengan jenis yang mahal. Agak bimbang saya memberi. Tetapi setelaj dia bersedia membayar tagihan yang belum jatuh tempo, saya berikan barang tersebut. Setelahh saya kirim, beberapa hari kemudian seorang supplier saya mengabari kalau ada di pasar banjir barang murah yang setelah di cek barcodenya itu barang saya. Waduh!

Segera saya kontak pelanggan saya. Saya minta barang dia dari jenis lain engan alasan ada teman butuh. Setidaknya saya minta seharga barang yang dia ambil dari saya. Barter. Dia bersedia. Syukurlah. Tetapi ternyata tidak ada realisasinya, dia beralasan barang sedang kosong. Saat itulah saya tau saya kena kibul mentah mentah.

Saya kontak beberapa orang dan ternyata memang ada beberapa supplier yang mentok ama dia. Termasuk dari jenis lain dari barang saya. Saya kejar dan stop permintaan dia. Dia saat saya kontak selalu beralasan keluar kota. Saya ga mau tau pokoknya harus dibayar. Dan dia membayar dengan mencicil. Sampai dari ratusan juta tinggal puluhan juta. Setelah itu macet total.

Saya datangai rumahnya ternyata kontrakan. Saya telpon orang tuanya katanya orang tuanya juga tidak bisa bertanggung jawab. Saya datangi tokonya udah tutup. Saya masih punya jaminan kan? Ternyata orang yang beri jaminan itu juga di tipu. Jaminan itu dikasih karena si empunya juga ambil barang sedikit ke si penipu, dan diminta jaminan.

Saya kontak banyak orang dan kabar terakhir sudah pergi ke palembang. Dan saya akhirnya sepakat dengan si pemilik jaminan untuk membayar saya semampunya. Saya tidak tega karena orang ini mengiba telah tertipu juga. Kebangetan bener ada orang tega menipu. Dikurangi dengan profit yang selama ini saya dapat, yah, masih rugi dikitlah. Belasan juta. Inilah harga dari sebuah pengalaman.

Dan tertipu seperti ini bukan hanya sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun