Dalam kehidupan bermasyarakat, kontestasi posisi atau peran kepemimpinan adalah hal yang wajar. Di berbagai komunitas, organisasi, atau kelompok sosial, sering ada proses seleksi atau pemilihan yang melibatkan lebih dari satu calon. Hasil akhirnya tidak selalu sesuai dengan harapan semua pihak - ada yang terpilih, ada pula yang harus menerima kenyataan belum mendapatkan kesempatan.
Namun, kekalahan seharusnya tidak dipandang sebagai akhir dari perjalanan. Justru di situlah ujian kedewasaan dan kesempatan untuk membuktikan konsistensi komitmen terhadap lingkungan sekitar.
Dinamika Kontestasi Sosial
Setiap proses kompetisi dalam kelompok masyarakat biasanya dipengaruhi beberapa faktor:
Pengalaman dan rekam jejak yang menjadi pertimbangan utama.
Relasi dan jaringan sosial yang turut menentukan dukungan.
Budaya patronase atau "orang dalam" yang kadang menimbulkan kesan kurang adil.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kontestasi bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga tentang bagaimana seseorang membangun citra diri, jejaring, dan kepercayaan dari komunitasnya.
Pentingnya Sikap Legowo
Dalam filosofi Jawa dikenal istilah legowo lapang dada menerima hasil apapun dengan ikhlas. Sikap ini tidak berarti menyerah, melainkan menerima kenyataan sambil tetap membuka ruang untuk refleksi dan peningkatan diri. Dengan legowo, energi kekecewaan bisa diubah menjadi energi produktif untuk kontribusi lain yang lebih nyata.