Mohon tunggu...
Laurensia Claudia Pratomo
Laurensia Claudia Pratomo Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi saya di sosial media lainnya

Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Money

E-commerce Solusi Perkembangan Bisnis Mikro

28 Juni 2019   22:30 Diperbarui: 28 Juni 2019   23:20 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Batik Laweyan Surakarta(Sumber: bonvoyagejogja.com)

Oleh: Laurensia Claudia Pratomo -- Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Pada era industri 4.0 media sosial sudah banyak dimanfaatkan sebagai sarana transaksi. Salah satu manfaat media sosial yaitu digunakan untuk bisnis online yang dikenal pula dengan sebutan e-commerce. Terdapat beberapa jenis e-commerce yaitu bisnis ke bisnis (business to business atau B2B),bisnis ke konsumen (business to consumer atau B2C), konsumen ke konsumen (consumer to consumer atau C2C). 

Bagi para wirausaha, bisnis online bukan hal asing ditelinga mereka. Bisnis online dinilai mudah, murah, serta efisien dalam memasarkan produk. Pengusaha dapat menghemat berbagai biaya produksi diantaranya seperti biaya sewa bangunan atau toko, biaya periklanan, biaya untuk gaji pegawai, serta masih banyak biaya lain yang dapat ditekan dengan menggunakan bisnis online. 

Dalam mejalankan bisnis online tidak terlalu banyak dituntut keterampilan dan keahlian penggunanya, namun sayangnya masih banyak pebisnis atau wirausaha yang masih enggan untuk memulai berbisnis secara online.

Salah satu bisnis yang ingin saya kaji adalah usaha mikro batik yang berlokasi di salah satu destinasi wisata di Kota Solo, yang memang sudah sejak lama terkenal dengan kerajinan batiknya. Pada Kampung Batik Laweyan tidak hanya terdapat usaha mikro saja, namun juga terdiri dari berbagai jenis UMKM disana. Namun sayangnya perkembangan usaha mikro batik Laweyan dinilai mengalami kemunduran sehingga sulit untuk berkembang, sehingga banyak usaha mikro yang gulung tikar. 

Pendapat ini dituturkan oleh para pemilik usaha mikro batik yang telah saya wawancarai sebelumnya. Diantaranya pemilik usaha mikro batik dan souvenir IVY, Batik Putra Ardhana, Batik Nania, Batik Kusuma, dan Batik Syandana.

Terdapat banyak penyebab mengapa usaha mikro di Kampung Batik Laweyan mengalami kebangkrutan. Pengusaha mikro menilai bahwa organisasi yang menjadi wadah perkumpulan pengusaha batik di Laweyan kurang mampu mendukung kemajuan usaha mereka, sedangkan pemerintah kota Surakarta juga tidak memberikan perhatian khusus untuk mendorong perkembangan usaha mikro batik Laweyan. 

Ketika wisatawan atau konsumen berkunjung ke Kampung Batik Laweyan, mereka akan lebih memilih untuk mengunjungi serta berbelanja pada toko batik tingkat menengah atau jauh lebih besar dan kurang tertarik pada usaha batik mikro. 

Bahkan ketika hari biasa, pengusaha mikro mengaku sangat sepi orderan, mengingat bahwa wisatawan akan banyak berkunjung ke Kampung Batik Laweyan pada musim liburan, sedangkan konsumen lain akan berbelanja pada toko batik yang sudah menjadi langganan atau kepercayaannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap salah satu wirausaha batik mikro di Kecamatan Laweyan-Kota Solo, diketahui bahwa pengusaha batik mikro di Kecamatan Laweyan Solo belum memanfaatkan e-commerce dalam memasarkan produk batiknya. Menurut Ibu Evika pemilik usaha mikro batik dan souvenir IVY, pengusaha mikro cenderung menghabiskan waktunya untuk kegiatan produksi. 

Usaha mikro yang pada umumnya dijalankan oleh perorangan dan dengan keterbatasan karyawan lebih mengutamakan target produksi. Setiap harinya Ibu Evika harus mengolah kain batik menjadi pakaian batik ataupun pernak-pernik batik lainnya seorang diri. Menurutnya untuk mengelola usahanya dalam sehari saja sudah memakan banyak waktu serta tenaga, sehingga untuk belajar maupun memulai bisnis online sudah tidak dimungkinkan. Dibutuhkan manajemen waktu yang lebih baik bagi Ibu Evika untuk mengelola bisnis online.

Kondisi tersebut sangat disayangkan, mengetahui bagaimana peran dan dampak positif yang dapat diberikan e-commerce bagi kemajuan serta perkembangan bisnis mikro terutama dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi para wirausahawan. 

Pengusaha mikro tidak dapat terus menerus bergantung pada organisasi pengusaha batik serta kepada pemerintah Kota Surakarta, sehingga untuk menjawab tantangan dan masalah ini dibutuhkan kemandirian serta usaha bagi pengusaha mikro untuk memajukan usahanya yaitu melalui bisnis online.

E-COMMERCE MENJAWAB KEBUTUHAN USAHA MIKRO

Kunci utama keberhasilan suatu usaha adalah pemasaran atau marketing. Pada era digital sekarang ini menawarkan berbagai kemudahan dalam melakukan pemasaran. Sebelum mengenal media online, pengusaha harus membayar biaya lebih banyak untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat. 

Cara yang dapat dilakukan diantaranya menggunakan papan reklame (spanduk, baliho, poster), memuat iklan pada surat kabar atau dengan radio, bahkan menayangkan iklan produk di televisi yang pastilah membutuhkan biaya tidak sedikit. Tentunya biaya yang sangat besar ini pasti dinilai memberatkan terutama bagi para pengusaha mikro. E-commerce hadir sebagai salah satu solusi permasalahan tersebut.

Pemasaran online dapat dilakukan dengan berbagai bantuan piranti diantaranya menggunakan perangkat komputer atau laptop dan smart phone (hand phone), sedangkan media yang digunakan dapat melalui website, social media, hingga aplikasi jual beli online yang sudah sangat banyak di negeri kita. 

Jika pengusaha ingin lebih menghemat biaya serta menginginkan kemudahan pemakaian bisnis online, maka sosial media serta aplikasi jual beli yang sudah ada dapat menjadi pilihan. 

Sebab untuk menggunakan website, pengusaha perlu mengeluarkan uang untuk membuat suatu situs khusus usaha miliknya, sedangkan kedua pilihan lainnya menjadi wadah transaksi tanpa perlu merogoh kocek.

Kali ini kita akan membahas penggunaan sosial media serta aplikasi yang digunakan sebagai media jual beli online. Sosial media yang dapat digunakan diantaranya facebook, instagram, twitter, whatsapp, line, sedangkan untuk aplikasi jual beli diantaranya ada tokopedia, bukalapak, lazada, shopee, JD.id. Untuk memulai berjualan online, wirausaha dapat memilih salah satu diantara media tersebut. 

Pengusaha hanya perlu mengakses media sosial atau aplikasi tersebut, dapat pula mengunduh (download) pada smartphone mereka. Sebagian besar media tersebut tidak dikenakan biaya selama penggunaannya selain memakai kuota internet atau pulsa untuk mengaksesnya.  

Selanjutnya pengusaha dapat membuat akun baru serta melengkapi data diri atau data usahanya. Pada umumnya dalam aplikasi tersedia berbagai fitur atau fasilitas yang dapat menunjang pemasaran produk diantaranya:

  1. Fitur mengunggah (upload) foto produk yang sudah diambil sebelumnya.
  2. Fitur deskripsi produk. Saat mengunggah foto produk, biasanya pengusaha akan diminta mengisi keterangan produk seperti: nama, jenis, komposisi, berat, dimensi, masa pakai atau kadaluarsa, fungsi produk dan keterangan lainnya.
  3. Fitur komunikasi yang umumnya berupa ruang obrolan dengan konsumen (chat) bilamana konsumen ingin mengajukan pertanyaan seputar produk kepada pengusaha.
  4. Fitur pengiriman produk. Biasanya aplikasi jual beli sudah menyediakan jasa pengiriman produk, sehingga pengusaha dapat mengirimkan produk tersebut kepada konsumen melalui gerai jasa pengiriman terdekat sesuai pada aplikasi.
  5. Fitur pembayaran. Seperti halnya jasa pengiriman, aplikasi jual beli juga memberikan pilihan fitur pembayaran kepada para pembeli.

Melalui bisnis online, pengusaha mendapatkan banyak manfaat terutama untuk memperoleh konsumen baru sehingga meningkatkan jumlah pelanggan sehingga jumlah penjualan juga terus bertambah. E-commerce memungkinkan transaksi secara global sehingga mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia, tanpa mengeluarkan biaya berlebihan. 

Selain itu pengiriman yang disediakan oleh aplikasi jual beli online memberikan jaminan keamanan serta keselamatan produk sesuai ketentuan berlaku hingga produk dapat sampai ke tangan konsumen berdasarkan estimasi waktu yang telah ditentukan. Bahkan terdapat aplikasi jual beli yang tidak memberatkan pengusaha dalam ongkos pengiriman barang dan memberikan biaya pengiriman gratis secara cuma-cuma.

Segala kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan dalam pemakaian aplikasi jual beli online sangat memberikan kontribusi bagi perkembangan usaha mikro di Indonesia, sehingga bukan menjadi suatu alasan bagi pengusaha enggan untuk memulai bisnis online. 

Aplikasi tersebut tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk dikelola, hanya dibutuhkan kemauan dan usaha untuk memulai serta belajar menggunakan atau memanfaatkan bisnis online. Diharapkan kehadiran media sosial serta aplikasi jual beli online yang menjadi bagian dalam e-commerce memberikan manfaat lebih dan menjadi salah satu solusi bagi pengusaha mikro untuk terus mengembangkan usahanya.

Oleh: Laurensia Claudia Pratomo (Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun