Mohon tunggu...
Dr. Renny Tade Bengu
Dr. Renny Tade Bengu Mohon Tunggu... Dosen, Guru, Penulis, Editor, Peneliti dan Pengarang

Memasuki ide hingga menjadi tenunan kata, kalimat dan paragraf menjadi masakan lezat bergizi...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amarah Satria Semenjak Rina Ada di Rumahnya

6 Maret 2025   16:53 Diperbarui: 6 Maret 2025   16:53 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari, Pak Herman memperkenalkan Rina kepada ayah Satria dalam sebuah acara keluarga.

Rina, yang saat itu baru saja bercerai dan hidup mandiri, terlihat sebagai sosok yang tangguh dan bertanggung jawab.

Lambat laun, ayah Satria mulai sering berbincang dengan Rina, hingga akhirnya memutuskan untuk menikahinya.

"Aku memilih Rina karena dia adalah perempuan yang baik, Satria," pernah suatu kali ayahnya berkata.

"Aku tidak ingin menggantikan ibumu, tapi aku juga tidak bisa terus hidup dalam kesedihan. Aku butuh seseorang yang bisa menemani, dan aku ingin ada sosok yang juga bisa mendampingimu. Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku harap suatu hari kau bisa mengerti."

Satria saat itu tidak menjawab. Ia hanya diam dan berpura-pura tidak peduli. Tapi kini, kata-kata ayahnya kembali terngiang di kepalanya.

Esok paginya, ketika ia keluar dari kamar dan melihat Rina sedang menyiapkan sarapan, Satria tak berkata apa-apa. Ia hanya duduk di meja, menatap sepiring nasi goreng di hadapannya.

"Sarapan dulu sebelum sekolah," kata Rina pelan, tanpa menatapnya.

Satria mengambil sendoknya, mencicipi nasi goreng itu. Rasanya enak, seperti biasa.

Namun kali ini, ada sesuatu yang berbeda dalam rasanya---seperti kehangatan yang baru mulai ia sadari.

Saat itu juga, untuk pertama kalinya, ia memberanikan diri berkata, "Terima kasih, Tante."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun