Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Analisis: Refleksi Homiletik tentang Peranan Homili dalam Perayaan Ekaristi

6 Oktober 2021   17:00 Diperbarui: 6 Oktober 2021   17:03 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pemahaman umat tentang Perayaan Ekaristi sudah cukup baik. Perayaan Ekaristi bertujuan untuk mengenang kembali masa peristiwa Perjamuan Malam Terakhir di mana Yesus memecah-mecahkan Tubuh-Nya dan membagi-bagikannya kepada seluruh umat beriman. 

Dalam Perayaan Ekaristi selain merayakan Perayaan Ekaristi sebagai kewajiban, umat juga dapat mempersatukan diri dengan Tuhan sehingga merasa damai, tenang dan Iman akan Kristus semakin diperdalam dan harapan akan hidupnya semakin dipenuhi. 

Menyambut tubuh dan darah Kristus juga menjadi salah satu pelengkap bagi umat untuk menghadirkan dan mengenang kembali peristiwa Kristus.

Homilis dituntut untuk mengenal dan mendalami situasi umat tetapi serentak umat dituntut untuk mengerti peranan homili dalam liturgi Ekaristi. Kendalanya ialah pengetahuan umat akan Ekaristi masih terlalu sederhana dan belum melihat homili sebagai bagian dalam keseluruhan Ekaristi. 

Sebuah ungkapan menyatakan bahwa, "Perayaan Ekaristi hari minggu (ini) sungguh berkesan sebab homili Pastor itu sangat menyentuh" dan ada juga yang menyatakan bahwa, "Saya kurang berminat ke gereja sebab homili Pastor itu hanya itu-itu saja".

2. Refleksi Pribadi


Sebagai seorang calon Imam di masa depan, saya menyadari bahwa homili adalah sebuah sarana yang baik untuk memperkenalkan Allah dengan penuh cinta kepada semua orang. 

Karena Allah telah menyatakan diri-Nya dengan mengutus Putera-Nya Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa manusia. Maka, melalui homili saya dapat memberikan katekese singkat berdasarkan pesan Kitab Suci kepada umat khususnya di stasi Sibisa yang saya layani. 

Dengan itu, umat diharapkan dapat menyadari dengan sungguh-sungguh misteri Allah yang sedang dirayakan. Namun untuk sampai pada tujuan itu, saya dituntut untuk membekali diri dengan pelbagai ilmu yang berguna bagi pelayanan pastoral saya di kemudian hari.

Mempersiapkan diri adalah hal yang sangat penting bagi seorang pewarta Sabda Allah. Banyak umat mengeluh mengenai homili seorang Imam yang kering dan hambar. Selain itu, homili yang disampaikan oleh seorang pewarta sering bernada kritikan, nasehat-nasehat moral yang berlebihan dan lain sebagainya. 

Padahal yang diharapkan oleh umat adalah sapaan kasih, peneguhan dan dukungan untuk senantiasa menjadi garam dan terang di masyarakat yang plural, individualis dan konsumtif seperti pada zaman sekarang ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun