Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pandangan yang Jernih Terhadap Perilaku Terorisme

24 Agustus 2023   10:31 Diperbarui: 24 Agustus 2023   10:33 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang, tindak terorisme sebenarnya. ilustrasi: freepik.com

Pada setiap 21 Agustus, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, kita merayakan Hari Peringatan dan Penghormatan bagi Korban Terorisme. Sebuah momen yang tidak hanya menandai tragedi yang telah terjadi, tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan pentingnya menghormati martabat manusia, mempromosikan perdamaian, dan melindungi hak asasi manusia serta kebebasan fundamental.

Deklarasi peringatan ini oleh Perserikatan Bangsa-bangsa pada tahun 2017 menjadi sebuah tonggak bersejarah dalam upaya dunia memerangi terorisme. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk memberikan penghormatan kepada korban terorisme yang telah kehilangan nyawa dan kehilangan yang mereka alami. Lebih dari itu, peringatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai hak asasi manusia yang mendasar dan melindungi kebebasan yang merupakan hak setiap individu.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu ciri utama dari tindakan terorisme adalah dehumanisasi korban. Taktik ini bertujuan untuk merendahkan dan menghilangkan martabat manusia, menciptakan ketakutan, dan memecah belah masyarakat. Dalam menghadapi ancaman terorisme, komunitas global telah menyadari pentingnya mengambil pendekatan yang menghormati martabat manusia dan mengedepankan supremasi hukum.

Pentingnya menghormati martabat manusia dan hak asasi manusia dalam upaya melawan terorisme telah diakui secara luas oleh komunitas internasional. Pada 8 September 2006, Global Counter-Terrorism Strategy mengadopsi resolusi yang menegaskan bahwa pendekatan yang paling efektif dalam melawan terorisme adalah dengan memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil tidak melanggar hak asasi manusia. Ini mencakup pencegahan penahanan sewenang-wenang, perlakuan yang tidak manusiawi, atau tindakan lain yang dapat merendahkan martabat manusia.

Namun, dalam upaya mengimbangi pendekatan yang bijak dan berkeadilan ini, sangat penting untuk menghindari tuduhan terorisme yang bersifat umum atau membabi buta terhadap kelompok tertentu, terutama terkait dengan agama Islam. Tuduhan semacam ini tidak hanya tidak adil, tetapi juga dapat memperburuk ketegangan dan polarisasi dalam masyarakat. Menilai sekelompok orang berdasarkan keyakinan agama mereka adalah tindakan diskriminatif yang dapat merusak upaya bersama menciptakan dunia yang lebih aman dan damai.

Dalam menghadapi ancaman terorisme, penting bagi negara-negara untuk bekerja sama dalam mengembangkan strategi yang efektif dan berkeadilan. Ini mencakup kerjasama dalam pertukaran informasi intelijen, memperkuat sistem keamanan, serta melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan. Selain itu, pendidikan, dialog antarbudaya, dan pemahaman yang lebih baik antara agama dan budaya dapat membantu mengatasi ketidakpercayaan dan prasangka yang sering kali dimanfaatkan oleh kelompok teroris.

Dalam mengenang korban terorisme, kita menghormati mereka dengan memperjuangkan martabat manusia, mengedepankan nilai-nilai hak asasi, dan merangkul perdamaian. Dengan pendekatan yang bijak, adil, dan terarah, kita dapat melangkah maju menuju dunia yang bebas dari terorisme dan penuh dengan pengertian antara berbagai budaya dan agama.

Penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dalam menghadapi ancaman terorisme dan memahami bahwa tindakan yang diambil untuk melawannya harus berlandaskan pada prinsip-prinsip hukum internasional, hak asasi manusia, dan tujuan perdamaian. Menggunakan terorisme sebagai pembenaran untuk intervensi militer yang kontroversial atau tujuan politik tertentu dapat merusak keyakinan global dalam upaya melawan terorisme dan mengaburkan garis antara tindakan yang sah dan manipulasi politik.

Beberapa hal dalam menghadapi situasi semacam ini:

Transparansi dan Akuntabilitas: Tindakan apapun yang diambil dalam menghadapi terorisme haruslah transparan dan akuntabel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun