Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pandangan yang Jernih Terhadap Perilaku Terorisme

24 Agustus 2023   10:31 Diperbarui: 24 Agustus 2023   10:33 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang, tindak terorisme sebenarnya. ilustrasi: freepik.com

Berdasarkan IBC (Iraq Body Count), tercatat 97.461 hingga 106.348 korban jiwa sipil hingga Juli 2010. Menurut IBC perbedaan antara tinggi-rendahnya korban disebabkan perbedaan laporan-laporan tentang berapa banyak yang tewas dalam insiden kekerasan dan apakah mereka warga sipil atau pejuang bersenjata.

Laporan lain --berdasarkan Survei Kesehatan Keluarga Irak yang didukung PBB- memperkirakan jatuh 152.000 korban jiwa dalam kekerasan sepanjang Maret 2003-Juni 2006. Jumlah itu mencakup pejuang Irak dan juga penduduk sipil.

Lalu di Afganistan, dilansr dari BBC, Lebih dari 2.300 anggota militer AS tewas dan lebih dari 20.000 luka-luka. Begitu pula lebih dari 450 personel militer Inggris dan ratusan lainnya dari sejumlah negara menderita luka-luka.

Namun warga Afghanistan sendiri yang menanggung penderitaan paling banyak. Menurut sejumlah riset lebih dari 60.000 personel pasukan keamanan setempat tewas.

Perang itu juga merenggut nyawa maupun melukai hampir 111.000 warga sipil sejak PBB mulai mencatat jumlah korban di pihak sipil secara sistematis pada 2009.

Angka-angka sebenarnya di lapangan pasti jauh di atas itu, korban perang pastilah tidak hanya jiwa, namun juga infrastruktur dan yang paling penting adalah ideologi. Untungnya Afganistan dapat bertahan dan merdeka setelahnya.

Lalu siapa teroris yang sesungguhnya jika kita bisa berpandangan secara jernih?

Dari keseluruhan bahasan di atas, dapat disimpulkan pentingnya pandangan yang jernih ketika kita membahas isu terorisme. Sekali lagi, menghindari penggunaan terorisme sebagai alasan untuk intervensi yang tidak adil atau manipulasi politik adalah langkah penting dalam memastikan dunia yang lebih aman dan harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun