Mohon tunggu...
Reindy Aziqar Pasya
Reindy Aziqar Pasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Laki-laki

Mahasiswa Akuntansi IPB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Covid-19 Meningkat Perekonomian Banten Jadi Taruhannya

30 Juli 2021   10:49 Diperbarui: 30 Juli 2021   14:18 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini Indonesia sedang didatangkan suatu wabah, yaitu virus corona atau Covid-19. Virus ini sangat berbahaya bagi manusia yang terkena virus tersebut. Banyak masyarakat yang terkena dampaknya bukan hanya dari segi Kesehatan saja, tapi ekonomi juga. Kasus Covid-19 yang semakin melonjak membuat para pekerja kehilangan pekerjaan bahkan para pengusaha kehilangan profitnya. Sehingga, munculnya berbagai ragam ekonomi masyarakat, seperti orang yang ekonominya baik bisa mengalami penurunan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja (PHK).

Hal ini ini terjadi bahkan hampir di seluruh dunia, indonesia pun mengalami penurunan ekonomi yang sangat drastis. Dan pada saat ini setiap provinsi, daerah di seluruh Indonesia sedang memberlakukan program pemerintah guna menurunkan angka positif dan kematian yang disebabkan Covid-19. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki upah minimum regional (UMR) terbesar di Indonesia berada di Provinsi Banten lebih tepatnya di Kota Cilegon. Di daerah Cilegon terdapat banyak pabrik industri di yang membuat para pekerja ingin merantau ke Cilegon.Akibat kasus Covid-19 yang masih tak terkendali di Banten, sejumlah 17.298 karyawan di Banten mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, ada beberapa karyawan yang dipulangkan sementara. Tercatat 27.569 karyawan yang dipulangkan menurut data Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten pada 20 Mei 2020. Gubernur Provinsi Banten, Wahidin Halim mengatakan bahwa jumlah perusahaan yang tutup mencapai 59 perusahaan. Maka dari itu, dia menghimbau agar para pemudik dan perantau pencari kerja tidak mendatangi Banten dalam waktu belakangan ini.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali justru membuat perekonomian setiap daerah di Indonesia menjadi tidak efektif, pasalnya banyak masyarakat menengah kebawah yang bekerja di sektor pariwisata contohnya di Bali, masyarakat Bali kini banyak yang beralih profesi menjadi pengemis, pedagang dengan berjualan yang menjadi nafkah utama mereka dan banyaknya masyarakat di Indonesia juga berjualan di waktu malam. Sifat PPKM sendiri yang tidak memperbolehkan masyarakat berjualan di jam-jam tertentu, membuat masyarakat menjadi bingung akan nasibnya yang hanya bergantung hidup dengan cara berjualan.

Di provinsi Banten sendiri, kejadian seperti ini juga marak terjadi dan hampir seluruhnya merasakan. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan di daerah Tangerang, Serang dan Cilegon. Mereka beramai-ramai menutup gerai dan hanya membatasi pengunjung yang datang sekitar 50 persen. Tidak hanya di mall, tempat makan pun hanya melayani secara Take Away di jam yang sudah ditentukan bahkan, bioskop, tempat hiburan, perhotelan dan pariwisata pantai di daerah Anyer, dan Tanjung Lesung provinsi Banten juga menutup rapat-rapat sejak PPKM ini diberlakukan. Walaupun, ada beberapa hotel mewah yang dijadikan tempat isolasi mandiri pada pasien covid-19 di provinsi Banten dan pastinya mendapatkan pemasukan dari dana pemerintah. Sedangkan, warga pesisir daerah banten sendiri yang hanya bermata pencaharian di sektor pariwisata kini mereka hanya terdiam melihat pantai yang sangat sepi dari pengunjung. Para warga berharap pemerintah provinsi Banten memberikan bantuan sosial (Bansos) kepada para warga yang membutuhkan.

Baru-baru ini juga pemerintah berencana bahwa PKKM Jawa-Bali akan diperpanjang hingga akhir juli 2021 dari periode awal 3-20 juli 2021. Kebijakan pemerintah telah membatasi laju pemulihan ekonomi di Indonesia dan provinsi-provinsinya Masyarakat dan warga Banten juga beramai-ramai menyuarakan kesedihannya akibat covid-19 belum lagi baru-baru ini program PPKM yang diperpanjang oleh pemerintah. Banyak masyarakat dan warga Banten yang menagih janji para petinggi Banten untuk memberikan bantuan sosial berupa sembako dan keperluan sehari-hari bagi mereka yang benar-benar membutuhkan. Ketua MUI kecamatan Ciwandan, Cilegon, Banten, KH Masriya juga turut menyatakan keluh kesah masyarakat di daerahnya akan susahnya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, sebelum masyarakat meminta sebenarnya pemerintah daerah provinsi Banten sudah mempersiapkan dana ataupun bantuan sosial yang akan dibagikan kepada para masyarakat dan seluruh warga Banten  untuk menyambung hidup mereka.

Kita sebagai manusia yang ingin hidup Sentosa haruslah menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat agar tidak terkena Covid-19 Jika ekonomi sedang resesi, asalkan halal dan tidak menyalahi aturan, tetap harus berusaha mencari penghasilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun