Mohon tunggu...
Muhammad ReickyHadi
Muhammad ReickyHadi Mohon Tunggu... SMAN 1 Padalarang

Akun tugas ekwkwkw

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Virtual

2 Maret 2022   22:51 Diperbarui: 2 Maret 2022   22:58 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kebiasaan buruk Rendy adalah tidur sore, awalnya aku selalu dibuat overthingking dengan kebiasaannya yang satu ini. Namun, seiring berjalannya waktu, aku seakan sudah terbiasa. Biasanya, dia akan tidur mulai pukul 2 siang sampai dengan jam 5 sore. Tidak usah heran, malamnya dia memang sering begadang. Sementara paginya, dihabiskan dengan daring menerima pelajaran.

Kondisinya waktu itu masih pandemi, belajar daring tentu menjadi satu-satunya solusi. Jarak usia kami terpaut 1 tahun, saat itu aku baru pertama kali masuk SMA. Sedangkan dia sudah menduduki bangku kelas 3 SMA, (Bara masuk sekolah terlalu cepat). Banyak hal yang menjadi topik pembahasan kami setiap kali bercengkrama dalam bentuk sebuah pesan. Bukan hanya romantisnya, humoris bahkan pertengkaran juga tidak dapat dihindari. Menjadi sesuatu yang harusnya normal untuk semua pasangan.

Terkadang, seekor tikus pun bisa menjadi topik yang menarik untuk diceritakan. Semua tentangnya aku bagikan pada teman dekatku, terlihat jelas bahwa teman dekatku kurang suka kepada Rendy. Namun karena rasa cintaku yang seakan meledak, menghiraukan semua nasihatnya tentang jangan terlalu percaya pada cinta virtual.

Pada beberapa kesempatan. Terkadang, aku dan Rendy akan menonton flim bersama. Entah itu lewat google meet atau aplikasi yang baru aku tahu setelah diberitahu oleh Bara sendiri. Selain menonton bersama, kita juga seringkali bertelepon tanpa bicara. Tentu saja untuk menjaga privasi masing-masing, tidak boleh saling mengetahui info pribadi. Itu tujuan permainannya.

Makanya sudah kubilang, hubunganku dan dia begitu terbatas. Diam dan memendam cinta terbaik, tidak ada yang saling mengakui bahwa dia tertarik.

Semuanya berjalan baik-baik saja, hingga karena suatu kejadian, memaksa aku dan dia untuk segera mengakhiri semuanya. Seperti kisah cinta klasik remaja pada umumnya, seorang gadis mengaku suka padanya. Gadis itu berkata bahwa dia sudah menyukainya sejak 2 tahun lalu, bertahan demi cinta untuk kembali mendapat cinta. Mungkin itu yang bisa ku deskripsikan pada saat itu, Rendy tidak membantah apa yang gadis itu katakan. Parahnya lagi, gadis itu merupakan teman satu sekolah Rendy yang saat itu memang sudah berada disisi Bara. Sedangkan untuk posisiku, aku hanya cinta virtualnya.

Kekhawatiranku mereda ketika Rendy berkata pada temannya bahwa yang dia cintai adalah aku, bukan gadis tersebut. Namun, kekhawatiranku kembali memuncak ketika hubunganku dan dia menjadi sedikit renggang. Ditambah lagi ketika tengah malam, tepat sebelum tanggal 6 Februari. Yang harusnya menjadi bulan kedua kita bersama, Bara berkata ingin segera pergi, bukan karena gadis itu. Aku juga tidak mengerti apa alasan sebenarnya. Aku yang langsung mengambil tindakan tanpa memikirkan resikonya dan merasa tidak punya hak untuk menahannya membiarkan dia untuk pergi.

Dan pada malam itu juga, seluruh kekhawatiranku menjadi nyata. Tidak ada lagi seseorang yang dapat membuatku tertawa. Runtuh sudah semangatku malam itu, tak ada yang dapat menahannya pergi selain aku. Namun, karena gengsiku. Ku biarkan dia menghilang tanpa meninggalkan sesuatu selain kenangan.

Dia pergi.

Meninggalkanku dengan segala kenangannya, pergi tanpa memikirkan aku yang akan terluka dengan begitu dalamnya. Membuat aku menangis dan terisak di setiap malamnya, dan membuat tidurku tidak pernah nyenyak serta selalu merasa sepi. Seandainya saat itu aku menahannya, apakah sampai saat ini aku masih bisa mendekapnya? Aku belajar banyak bagaimana cara mencintai seseorang, aku juga banyak belajar banyak mengenai kerasnya kehidupan percintaan.

Dan pada saat terakhir sekalipun, aku tidak sempat mengucap kalimat yang terus tertahan diujung lidahku. Mengucapkan, bahwa aku mencintainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun