Saat malam mulai turun dan bara mulai padam, satu per satu warga berpamitan pulang dengan senyum di wajah. Perut kenyang, hati senang. Anak-anak pun tertidur lelap setelah seharian bermain dan menyantap daging bakar bersama teman-teman. Esok hari, cerita tentang bakar-bakar daging kurban ini akan mereka bagikan kepada teman sekolah atau bahkan menjadi kenangan yang akan mereka bawa hingga dewasa.
Pada akhirnya, tradisi bakar-bakar daging kurban bersama warga desa bukan hanya tentang makanan atau kegiatan sesaat. Ia adalah warisan budaya yang sarat makna. Di tengah arus modernisasi yang cepat, tradisi seperti ini perlu terus dijaga agar nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan tidak luntur. Karena di sanalah letak kekuatan sebuah komunitas---pada kemampuannya untuk berkumpul, berbagi, dan merayakan hidup bersama, meski hanya dengan sepotong sate dan tawa yang tulus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI