Mohon tunggu...
Auria Regina Nur Azizah
Auria Regina Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi semester 2 PGMI - UIN Sunan Gunung Djati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mewujudkan Generasi Berprestasi melalui Asupan Makanan Bergizi dan Bernutrisi

28 Juni 2022   21:56 Diperbarui: 29 Juni 2022   14:11 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terciptanya Generasi Berprestasi tentunya didukung dengan tubuh yang sehat, sehat jasmani dan juga rohani.. Gizi dan nutrisi sangatlah penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta membantu proses pendidikan menjadi lebih efektif.

Asupan gizi di Indonesia juga masih dikatakan sangat rendah dikarenakan isu keterjangkauan pangan dalam pemenuhan gizi. Berbicara mengenai gizi di Indonesia tak lepas dengan stunting. Penderita stunting di Indonesia sendiri tergolong cukup tinggi dibandingkan Negara tetangga di Asia. Dilihat dari data Studi Status Gizi Indonesia yang dirilis pada bulan Desember 2021. "Indonesia memang berhasil menurunkan angka stunting sebesar 3,3 persen dari 27,7 persen pada tahun 2019 menjadi 24,4 persen di tahun 2021." Data ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan dr.Dante Saksono Harbuwono. Tetapi, angka tersebut masih terbilang cukup jauh dari target penurunan stunting oleh pemerintah di angka 14 persen tahun 2024.

Stunting ini sebenarnya merupakan permasalahan yang sangat kompleks dimana faktornya bisa dari gizi ibu ketika hamil, kualitas air, atau ketersediaan fasilitas yang bersih, hiegenis dan yang pasti makanan yang dikonsumsi. Makanan merupakan faktor yang sangat signifikan pengaruhnya

Hal tersebut tentu tidak sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Suistainable Development Goals (SDGs) No.3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta peningkatan kesejahteraan mental dan kesejahteraan.

Maka dari itu, masih banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi asupan gizi dan nutrisi serta meningkatkan daya tahan masyarakat supaya tidak terkena penyakit yang tidak menular karena kekurangan gizi ini dan untuk mewujudkan Generasi Berprestasi. 

Data riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukan 1 dari 4 anak mengalami stunting, 1 dari 10 anak memiliki badan kurus, 1 dari 5 anak tergolong gemuk atau obesitas, dan 1 dari 4 anak usia sekolah dasar di Indonesia juga menderita anemia. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek, Bapak Jumeri, S.TP.M.Si.


Beliau juga menyampaikan bahwa Stunting dan anemia pada anak dapat menurunkan prestasi belajar anak di sekolah dan menurunkan produktivitasnya kelak ketika beranjak dewasa. Sementara itu, anak-anak yang menderita obesitas lebih beresiko mengalami penyakit tidak menular saat dewasa.

Studi menunjukan bahwa asupan makanan yang kurang sehat dan kurang aktifitas fisik yang sekarang banyak dialami oleh anak-anak di Indonesia merupakan salah satu pemicu gizi buruk di kalangan anak usia dasar.

Akibat dari kurangnya asupan gizi yang baik, gaya hidup yang tidak sehat banyak menimbulkan penyakit- penyakit baik menular maupun yang tidak menular. Melihat penyakit tidak menular, di usia muda semakin meningkat dari hari ke hari, diperkirakan hal ini dapat menyebabkan kematian utama terhadap generasi muda di Indonesia saat ini. 

Tantangan Masyarakat Indonesia dalam Memperoleh Makanan yang Bergizi dan Bernutrisi diantaranya :

1. Masyarakat Indonesia masih kurang menerapkan pola makan yang bergizi, bernutrisi dan pola hidup yang sehat. Mayoritas penduduk Indonesia khususnya mereka yang memiliki pendapatan rendah, masih menerapkan pola makan yang hanya mencukupi kebutuhan energi sehari-hari atau dikenal dengan fisik diet dimana kandungan nutrisinya kecil tetapi dapat memenuhi kebutuhan energi. Misalnya, makan nasi dengan porsi banyak dan lauk  yang sedikit karena hanya mementingkan pemenuhan energi tercukupi. Padahal ini tidak optimal untuk pemenuhan gizi.

2. Pola makan yang tidak sehat. Masyarakat Indonesia kurang memperhatikan prinsip kecukupan gizi yaitu dengan tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya. Pemenuhan makanan bergizi dan bernutrisi sudah diatur oleh Permenkes, seperti sereal ,buah, sayur ,telur, daging  dan produk susu. Nutrisi yang baik juga terdiri dari makanan pokok dan makanan bernutrisi yang bisa memenuhi kebutuhan nutrisi penting, seperti vitamin, mineral, protein, lemak bukan hanya karbohidrat saja.

3. Warga Indonesia masih jauh mengkonsumsi buah dan sayur dari anjuran WHO dibandingkan Negara lain. Karena di Indonesia sendiri masih banyak mengkonsumsi padi-padian, dan makanan- makanan pokok lainnya. Ternyata komunitas  makanan sehat dan bernutrisi itu jauh lebih mahal dibanding komunitas harga makanan pokok. Menurut studi  rata-rata harga termurah untuk makanan bergizi itu bisa mencapai 1,2 jt perbulan untuk satu keluarga dan ini 3x lebih mahal dibandingkan harga pola makan sederhana yang hanya berkisar Rp.500,000 perbulan untuk satu keluarga. Dikarenakan tingkat keterjangkauan harga pola makan bergizi dan sehat ini tidak terlalu terjangkau oleh masyarakat indonesia akhirnya sekitar setengah dari penduduk Indonesia tidak mampu memenuhi hidup sehat dari harga tersebut, makanya tidak heran stunting di Indonesia masih cukup tinggi.

Sungguh sangat ironi jumlah presentase penduduk yang dalam kecukupan gizi belum sesuai standar, harga pangan yang tinggi dan tidak stabil masih menjadi salah satu faktor terbesar dari kurangnya asupan gizi masyarakat. Padahal Indonesia dikenal akan kekayaan Sumber Daya Alamnya. Dimana seharusnya mereka mendapatkan penghidupan yang layak.

Selain faktor dari kebijakan pemerintah hal yang mempengaruhi kurangnya pemenuhan gizi pada anak adalah dari rendahnya pengetahuan mengenai gizi baik pada anak, jangan sampai menganggap suatu makanan itu baik hanya karena terpengaruh iklan. Dan juga harus memperhatikan kadar takaran gula. Terkait pemahaman ini, para ahli kesehatan sudah mempunyai takaran yaitu 4 sendok makan per hari. Artinya, gula tidak boleh lebih dari 4 sendok makan perharinya. 

Untuk mewujudkan Generasi berprestasi dengan pemenuhan gizi dan nutrisi yang baik tidak jauh dari peran orang tua dan guru. Orang tua maupun guru turut berkontribusi terhadap perilaku makan dan aktivitas fisik yang kurang sehat pada anak. Beberapa penelitian menunjukan bahwa pendidikan gizi di sekolah yang disertai dengan intervensi komunikasi untuk perubahan perilaku, terbukti efektif mendukung perubahan perilaku siswa. 

Selain itu, orang tua dapat membatasi ketersediaan dari makanan dan minuman berkemasan maupun cepat saji kepada anak dengan mengurangi atau menyimpan di tempat yang mereka sulit untuk menjangkaunya. Kemudian, sekolah membatasi untuk penjualan minuman dan makanan berkemasan dengan lebih banyak menyediakan minuman sehat seperti air putih yang bisa disediakan secara gratis di tiap sudut sekolah sehingga mudah diakses dan mewajibkan mereka untuk membawa bekal.

Dari beberapa langkah ini sebenarnya bisa terlihat dampak baik bagi anak,dimana mereka dibiasakan untuk hidup sehat dengan pola makan yang baik. Gizi tercukupi akan menjadikan anak berprestasi. Karena ketika gizi yang dikonsumsi oleh anak seimbang maka akan mempengaruhi kesehatan anak. Dimana kesehatan anak menjadi modal mereka agar bisa fokus dalam belajar. Dan ketika mereka fokus belajar tentunya anak akan merasa bahagia.

Mari kita kawal bersama-sama, kepada Bapak dan ibu guru, para bunda di manapun berada agar anak-anak bisa benar-benar terliterasi terhadap asupan makanan yang bergizi dan bernutrisi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun