Mohon tunggu...
Regina DelvianiPutri
Regina DelvianiPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Linguistik

Linguistik

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kritik Sosial dalam Novel "Kita Pergi Hari Ini"

7 Maret 2022   12:46 Diperbarui: 7 Maret 2022   12:50 3198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Terkadang saat membaca novel, masih banyak pembaca yang bertanya “apa sih arti dari kalimat ini?”, padahal tujuan membaca novel untuk hiburan, tapi kok susah banget untuk mengetahui makna dari kalimat-kalimat yang ada di dalam novel. Iya, Benar sekali, banyak penulis menggunakan kalimat yang bikin pembaca bertanya-tanya makna dari kalimat yang ada di dalam novel itu, jadi malah bikin bingung sendiri. 

Sebenarnya  mencari  makna di dalam novel adalah salah satu hiburan juga loh, karena makna yang akan ditemui setiap pembaca pasti berbeda-beda, seru kan? Bisa jadi bahan diskusi bareng teman juga. Seperti salah satunya novel berjudul “Kita Pergi Hari Ini” karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. 

Novel ini laris di pasaran, karena ceritanya menarik dan penulisnya yang sejauh ini sudah menciptakan novel-novel yang unik. Novel ini salah satu novel yang membuat pembaca bingung, sebenarnya apa yang disampaikan oleh penulis, karena novel ini menggunakan kalimat yang sulit dimengerti, istilah akademiknya adalah kalimat konotatif, yaitu kalimat yang bukan makna sebenarnya.

Dari sampul novel ini, pasti semua yang melihatnya membayangkan tentang kehidupan anak-anak yang menyenangkan, jauh dengan kehidupan orang dewasa yang selalu overthinking, iya kan? Ayo ngaku. 

Tapi kenyataannya setelah membaca novel ini, bayangan tentang kehidupan anak-anak yang menyenangkan hilang, justru muncul hal-hal mengerikan yang dilakukan oleh manusia tidak bertanggung jawab. Ini adalah contoh kalimat-kalimat kritik sosial di dalam novel "Kita Pergi Hari Ini" yang sangat menarik untuk dibaca:

  • “Dua anak cukup untuk membuatmu muntah darah”

Novel ini menceritakan tentang satu keluarga yang mempunyai tiga orang anak. Kedua orangtua ini harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Karena kesulitan untuk mengurus anak dan tidak punya uang untuk membayar pengasuh, akhirnya mereka menelantarkan anak-anak mereka. Kejam? Sangat kejam. Contoh orangtua tidak bertanggung jawab.

  • “Sayangnya, ketika Kota Suara telah melupakan namanya, semua uang yang tersedia di dasar laut sudah diambil oleh para perompak, uang di bawah tanah diambil oleh para perampok, dan uang di ranting pohon diambil oleh pengusaha kayu yang jahat”.

Di dalam novel ini ada istilah Kota Suara, kota dimana lebih banyak anak-anak daripada orang dewasa. Saking berisiknya dengan suara anak-anak maka dinamai Kota Suara. Kalimat yang dikutip di atas juga menunjukan kekejaman manusia yaitu keserakahan manusia yang mengambil semuanya demi kepentingan pribadi. Memang seperti itu, semakin banyak penghuni di suatu tempat, akan semakin banyak juga persaingan untuk mendapatkan semuanya. Setuju?

  • “Tidak ada yang menyenangkan dari Sirkus Sendu. Di sana memang ada Peniup Api, Peniti Tali, Pawang Singa, Penerbang Layang, Pelempar Pisau, Pemakan Pedang, Pengangkat Beban, Pelipat Badan, Pemain Sulap, Badut dan Egrang, Akrobat, dan Macam-macam Binatang dan Macam-macam Makanan. Tapi penampilan mereka sama sekali tidak menghibur. Tidak seperti sirkus seharusnya”.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa banyak sirkus yang tidak bertanggung jawab, yaitu menyiksa hewan, memperlakukan hewan seenaknya. Dan di dalam novel ini juga menceritakan kejadian bagaimana jika dibalik, manusia yang jadi hewan sirkus. Diperlakukan seperti hewan, kebayangkan gimana ngerinya Sirkus Sendu di dalam novel ini? yang di ceritakan di dalam Sirkus Sendu ini bikin merinding dan menakutkan. Jadi gak seindah sampulnya, membuat pembaca merasa terpukul dan lagi-lagi kekejaman yang dilakukan manusia.

Lagi-lagi Ziggy selalu menghasilkan novel yang menarik dan unik. Di atas ini adalah beberapa kalimat yang terdapat di dalam novel “Kita Pergi Hari Ini”, sebenarnya masih banyak kalimat-kalimat yang menarik lainnya, tapi ini adalah beberapa contoh kalimat yang mengkritik permasalahan sosial. 

Sedikit informasi bahwa mencari suatu makna yang terdapat pada kalimat atau ujaran dinamakan ilmu semantik. Ilmu semantik adalah salah suatu ilmu di dalam Linguistik. Menurut Aceng (2018) Semantik merupakan makna yang terdapat dalam Bahasa manusia karena yang menjadi objek Bahasa tentu saja adalah Bahasa manusia. Contohnya seperti kutipan-kutipan di atas yang mempunyai makna tersembunyi. 

Setiap pembaca boleh mendapatkan makna yang berbeda, itu yang menjadi hal menarik dalam menganalisis makna. Jadi, seru  banget mencari makna-makna yang terdapat di dalam novel, film dan masih banyak lagi. Mulai sekarang, saat menonton atau membaca novel dan sebagainya, bisa sambil mencari makna-makna yang tersembunyi, jadi lebih mengerti apa sebenarnya yang ingin disampaikan.  Mau coba?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun