Mohon tunggu...
Regastia Lalasa Aldini
Regastia Lalasa Aldini Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Indonesia

Saya Regastia mahasiswi Manajemen Bisnis Pariwisata di Universitas Indonesia yang memiliki minat di industri pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Air Terjun Kedung Kayang Memang Indah, Tetapi Apakah Sudah Aman? Kenali Risikonya!

30 Maret 2025   01:11 Diperbarui: 30 Maret 2025   01:42 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompasiana.com

Air Terjun Kedung Kayang adalah permata tersembunyi di perbatasan Magelang dan Boyolali yang menawarkan keindahan alam luar biasa. Dari kejauhan, gemuruh air yang jatuh dari ketinggian sekitar 40 meter terdengar menggema, berpadu dengan semilir angin pegunungan yang membawa kesejukan khas dataran tinggi. Jalan menuju air terjun dipenuhi pepohonan rindang yang menjulang tinggi, menciptakan suasana teduh dan asri sepanjang perjalanan. Di beberapa titik, jalurnya cukup curam dengan bebatuan licin yang mengharuskan wisatawan berhati-hati. Namun, setelah melewati perjalanan yang penuh tantangan, hamparan hijau perbukitan dan air yang mengalir deras menjadi pemandangan yang sepadan dengan usaha yang dilakukan.

Di balik pesona yang memikat ini, Kedung Kayang menyimpan berbagai risiko yang perlu dikelola dengan bijak. Letaknya yang berada di lereng Gunung Merapi membuatnya rentan terhadap ancaman bencana alam, terutama letusan gunung berapi yang dapat menyebabkan gempa vulkanik dan aliran lahar dingin. Selain itu, struktur tanah di sekitar kawasan ini cukup labil, sehingga saat musim hujan, potensi tanah longsor semakin meningkat (Febri et al., 2010). Tidak hanya itu, derasnya aliran air terjun juga berisiko menimbulkan arus bawah yang kuat, terutama setelah hujan deras yang bisa membuat debit air naik secara tiba-tiba (Nugroho et al., 2017).

Cuaca ekstrem menjadi tantangan lain yang perlu diwaspadai di Kedung Kayang. Pada musim hujan, jalur setapak menuju air terjun menjadi lebih licin, meningkatkan risiko terpeleset dan terjatuh bagi para wisatawan yang kurang berhati-hati. Selain itu, kabut tebal sering kali menyelimuti kawasan ini, terutama di pagi dan sore hari, yang dapat mengurangi jarak pandang dan menyulitkan navigasi. Kondisi ini sering kali diabaikan oleh pengunjung yang kurang memahami medan, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan, terutama bagi mereka yang datang tanpa pemandu.

Selain faktor alam, kelalaian wisatawan juga menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan di kawasan ini. Banyak pengunjung yang terlalu asyik berfoto di tepi tebing tanpa memperhatikan keselamatan, bahkan beberapa nekat mendekati aliran air yang deras untuk mendapatkan sudut terbaik. Kurangnya rambu-rambu peringatan di beberapa titik rawan juga semakin memperbesar risiko ini, karena tidak semua wisatawan memahami kondisi medan yang mereka hadapi. Beberapa pengunjung yang datang tanpa perlengkapan yang memadai, seperti sepatu yang tidak sesuai untuk trekking, juga meningkatkan kemungkinan tergelincir atau mengalami cedera (Aini, 2015).

Untuk mengurangi berbagai risiko ini, penerapan manajemen risiko yang baik menjadi hal yang sangat penting. Salah satu langkah utama yang dapat dilakukan adalah peningkatan infrastruktur keamanan, seperti pemasangan pagar pembatas di area rawan jatuh dan penambahan rambu peringatan di jalur yang berbahaya. Selain itu, penyediaan pemandu wisata yang berpengalaman bisa menjadi solusi efektif untuk membantu wisatawan memahami medan dan menghindari daerah yang berisiko tinggi. Informasi mengenai cuaca dan kondisi medan sebaiknya diperbarui secara berkala dan disebarluaskan kepada wisatawan sebelum mereka memulai perjalanan, sehingga mereka bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Sumber: kompasiana.com
Sumber: kompasiana.com

Perjalanan menuju Air Terjun Kedung Kayang bukan sekadar wisata biasa, melainkan petualangan yang menantang nyali. Pengunjung harus menyeberangi sungai dengan arus deras, memilih antara melompati bebatuan licin atau berjalan di tengah arus yang bisa membuat kehilangan keseimbangan. Tas anti air menjadi penyelamat bagi mereka yang membawa kamera atau ponsel. Setelah melewati jalur berbatu dan sungai kedua, gemuruh air mulai terdengar, dan udara dipenuhi butiran air. Di hadapan, Kedung Kayang berdiri megah, menghadirkan keindahan yang sepadan dengan perjalanan penuh adrenalin.

Kesadaran wisatawan terhadap keselamatan juga perlu ditingkatkan melalui edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif. Pengelola wisata dapat membuat kampanye keselamatan yang lebih menarik dan mudah dipahami, misalnya melalui papan informasi yang berisi panduan keselamatan dalam bentuk ilustrasi. Selain itu, penggunaan media sosial untuk menyebarkan tips aman berwisata di Kedung Kayang juga bisa menjadi strategi efektif untuk menjangkau lebih banyak pengunjung. Dengan begitu, wisatawan dapat lebih sadar akan potensi risiko yang ada dan lebih berhati-hati saat menikmati keindahan alam ini.

Selain faktor keamanan, pelestarian lingkungan juga menjadi bagian penting dalam manajemen risiko di Kedung Kayang. Banyaknya wisatawan yang datang tanpa kesadaran lingkungan sering kali meninggalkan sampah plastik dan merusak ekosistem di sekitar air terjun. Tanpa adanya pengelolaan yang baik, keindahan alam yang menjadi daya tarik utama Kedung Kayang bisa saja berkurang akibat polusi dan eksploitasi yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, pengelola wisata perlu menerapkan sistem pengelolaan sampah yang lebih ketat, seperti menyediakan lebih banyak tempat sampah di jalur pendakian dan memberlakukan sanksi bagi wisatawan yang membuang sampah sembarangan.

Keindahan Air Terjun Kedung Kayang tidak hanya bergantung pada pesona alamnya, tetapi juga pada bagaimana manusia mengelolanya dengan bijak. Dengan penerapan manajemen risiko yang baik, destinasi ini tidak hanya bisa tetap aman bagi para wisatawan, tetapi juga dapat terus terjaga keasriannya untuk dinikmati oleh generasi mendatang. Kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kelestarian lingkungan harus menjadi tanggung jawab bersama, baik oleh pengelola wisata, pemerintah daerah, maupun wisatawan itu sendiri. Hanya dengan cara ini, Kedung Kayang dapat terus menjadi destinasi wisata yang tidak hanya indah, tetapi juga nyaman dan aman untuk dikunjungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun