Mohon tunggu...
Refo Torai
Refo Torai Mohon Tunggu... -

@sedang belajar menulis@

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bias Waktu

5 Februari 2011   03:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:53 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bias.Tatapanku bukan tanpa makna. Tapi lebih pada yang namanya harap. Menari berputar gejolak riang melingkari. Hari ini, sebuah mimpi terlihat nyata. Pendosa pun tahu itu namanya cinta. Terlebih kamu dan aku saat melihatnya. Sederhana yang merekah. Senyum sunggih sumeringah. Melodi bersyair dalam rintik gerimis hujan.”

Tatapan maknamu berisi sorot hati wajah jati diri. Ronanya tajam-teduh. Bulu kudukku berdiri merinding terpukau. Batinku jadi tak tentu. Syair senyum semringahmu menarik biarkan hati iklasku masuk. Inginku meraih dan meringkuk padanya. Mengintip pesan samar bias indahnya. Bertahta kekal tak lekang waktu di sana.”

Waktu hanyalah sebuah masa. Masa beradunya pola dan langkah. Tergerak membentang hapuskan bimbang dalam jarak. Mengapa harus terpungkiri dengan adanya rasa dalam suka duka beserta pengisinya. Sedang penyerahan segala hanya padaNYA.”

BersamaNYA kita terus mencari. Mengais emas permata yang bersemayam dalam rasa. Menyusuri rekahan-rekahan binar jiwa. Mematangkan pesona aku kita menuju iktiar aku yang pantas dinikmati bersamaku, bersamamu, bersamaNYA.”

12968770991031191623
12968770991031191623

*coretan Refo Torai dan D-wee

*gambar dari google

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun