Mohon tunggu...
Refi Firdan Isnantya
Refi Firdan Isnantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030151 - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Life Is The Great Unknown

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal dan Meneladani Perjuangan Seorang Buya Syafii Maarif

29 Mei 2022   11:13 Diperbarui: 29 Mei 2022   12:57 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, sebanyak 75 pegawai KPK dinyatakan tak lolos TWK, meski Pimpinan KPK menyatakan 24 pegawai masih dapat dibina. Perkara ini amat menyita perhatian bagi Buya Syafii. Sebab, pastinya nanti akan berdampak terhadap kelambatan kinerja KPK dalam memberantas korupsi, sebab dihabiskan waktu menjawab berbagai soal mengenai perkara ini.

Maka dari itu, bagi sosok Buya Syafii keberadaan KPK ini sangat penting untuk lebih diperkuar dalam kasus pemberantasan korupsi yang dimana kondisinya saat ini beliau ibaratkan seperti kanker yang sudah berada di level stadium 4, sebab sudah massif dan menggurita ke berbagai instansi pemerintah dan sektor-sektor lainnya.

Menurut beliau, eksistensi dari KPK ini harus dipertahanka serta lebih dikuatkan, bukan malah dilemahkan. Tampak terlihat jelas sekali bahwa Buya Syafii adalah penyokong KPK sejak awal Lembaga antirasuah itu didirikan. Melalui kacamata sosial saya sendiri, pembelaan yang dilakukan oleh Buya Syafii terhadap eksistensi KPK merupakan keberpihakannya pada arti kemanusiaan.

Selain itu, Beliau juga dikenal luas sebagai penganjur toleransi, tokoh lintas agama, serta sosok yang telah memperjuangkan agar umat Islam dapat berpikir adil kepada siapa saja, meskipun bebrbeda sikap maupun pandangan. Perjuangan yang telah dilakukan Beliau inilah yang dianjurkan oleh Cak Nur, yakni kebebasan dalam berpendapat dan mengungkapkan pemikiran secara leluasa, tidak boleh dikekang atau bahkan dibatasi oleh siapapun.

Dari beberapa hal tersebut, sangat terpampang jelas bahwa dimensi kemanusiaan yang menjadi tumpuan besar pemikiran dan gerakan yang dilakukan oleh Buya Syafii. Beliau adalah aktivis hak asasi manusia yang membela dengan tegas atas hak orang lain untuk berekspresi, mengemukakan pendapat serta pikirannya tersebut.

Dengan dimensi kemanusiaan inilah yang membuat sosok Buya Syafii mampu melintasi poliik aliran. Beliau juga mampu berdiri di atas kelompok santri, priyayi, serta kaum abangan di negeri ini, bukan berada di salah satunya.

Lalu bagaimana perihal beliau dalam menjalin Persaudaraan?

Untuk sekelas Negeri yang sangat beragam suku dan rasnya seperti Negara Indonesia, Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut menegaskan, bahwasanya toleransi merupakan sikap yang mesti dimiliki oleh tiap-tiap pribadi.

Lewat salah satu karyanya, Beliayu menegaskan bahwa, "Sebuah bangsa dapat mengalami kehancuran bila toleransi sosial, agama,dan budaya tidak mantap." Prinsip yang dikemukakan Beliau inilah yang menjadi dasar bagi dialog untuk saling memahami dan mengerti arti suatu perbedaan.

Seperti yang ditegaskan oleh pembaharu Islam lainnya yaitu seperti Cak Nur, Gusdur, Djohan Effendi, Moeslim Abdurrahman, lelaki kelahiran Negeri Calau, Sumpur Kudus, 31 Mei 1935 silam itu, juga menegaskan pentingnya bagi segenap anak-anak muda Bangsa Indonesia, untuk menjalin persaudaraan, bekerja sama dengan lain pihak baik intra maupun antar-agama. Hal tersebut penting untuk membangun Indonesia yang jauh lebih baih di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun