Mohon tunggu...
Refi Firdan Isnantya
Refi Firdan Isnantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030151 - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Life Is The Great Unknown

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal dan Meneladani Perjuangan Seorang Buya Syafii Maarif

29 Mei 2022   11:13 Diperbarui: 29 Mei 2022   12:57 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buya Syafii Maarif (Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah) sumber: inisiatifnews.com

Kabar duka lagi-lagi menimpa negeri kita. Sosok seorang Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yaitu Buya Syafii Maarif dikabarkan meninggal pada hari Jumat, 27 Mei 2022. Negeri ini merasa kehilangan sosok yang amat sangat berperan bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Ahmad Syafii Maarif atau biasa kita kenal dengan sebutan Buya Syafii merupakan simbol intelektualisme Islam Indonesia. Beliau dulunya dikenal dengan hidupnya yang sederhana, namun dibalik itu, beliau memiliki pikiran pikiran yang sangat mewah. Dimasa hidupnya, beliau tumbuh besar di tengah diskursus islam progresif yang sedang merebak dan bersemi di ruang publik.

Bahkan siapa pun yang melakukan riset maupun kajian yang menyangkut tentang pembaharuan Islam di Indonesia, pastinya tidak melewatkan nama Ahmad Syafii Maarif sebagai sosok penting yang harus di teliti. Pola pemikiran serta kiprahnya dalam memberikan ataupun mengedukasi umat Muslim supaya dapat berpikir maju, moderat dan terbuka, telah terbentang luas di berbagai karyanya.

Peran serta kontrbusi pemikirannya bukan hanya diakui oleh banyak kalangan, melainkan juga menjadi pedoman yang dapat diberikan bagi anak-anak muda terutama bagi mereka yang sedang tumbuh dan berkembang di lingkungan Muhammadiyah-untuk berpikir serta bertindak.

Mengapa sosok Buya Syafii Maarif dapat menjadi teladan bagi anak muda? Sosok Buya Syafii Maarif telah menjadi suri tauladan bagi orang orang saat ini, khususya bagi kalangan anak muda yang sedang menempuh maupun sedang bekerja bagi pembaruan Islam. Diketahui karena perannya yang telah menghadirkan Islam yang ramah, memperjuangkan toleransi, Pendidikan yang terbuka, dan demokrasi bagi Indonesia yang sehat.

Buya Syafii Maarif atau kita kenal juga sebagai mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah pada tahun 1995-2005 itu merupakan panutan, bukan hanya karena keberanian, keterusterangannya dalam berbicara, konsistensi antara ucapan beliau serta tindakannya juga sangat memberikan pengaruh besar bagi kita semua. Beliau juga dikenal memiliki integritas tinggi, tetapi juga karena gaya hidup sederhanaannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Sosok beliau juga sebagai teman seperjuangan Cak Nur yang sama-sama menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk menghadirkan Islam Tengah atau kita kenal sebagai Islam Moderat, Islam yang ramah, peraih gelar doctor dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, Amerika Serikat. Beliau juga adalah seseorang yang konsisten, lugas jika berbicara, serta memiliki keteguhan dalam pendiriannya. Maka dari itu, anak-anak muda sekarang perlu belajara banyak atas apa yang sudah pernah Buya Syafii tembu mengenai sikap dan tindakan yang berani ini.

Seorang Buya Syafii adalah penjaga moral bangsa yang wajib kita teladani. Nampaknya tidak banyak tokoh islam yang memiliki pendirian teguh seperti Buya Syafii ini, Anak dari pasangan Ma'rifah Rauf Datuk Rajo Melayu dan Fathiyah itu mungkin boleh dibilang manusia yang langka yang warisan dan jejak kehidupannya harus diteruskan di kemudian hari.

Lalu bagaimana sisi serta dimensi kemanusiaan seorang Buya Syafii Maarif? Buya Syafii Maarif merupakan sosok yang selalu gelisah dalam memikirkan nasub negerinya tersebut, Mengapa demikian? Ketika beliau sedang memberikan kata penutup pada peringatan hari ulang tahunnya yang ke-86, Buya Syafii menyiratkan dengan jelas keresahannya akan kondisi negerinya yang sedang peuh persoalan dan gonjang -- ganjing terutama perihal dinamika yang tengah mendera Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).

Buya melakukan pendorongan terhadap presiden agar segera mengintervensi langkah bagi Pimpinan KPK yang akan melantik para pegawainya yang dinyatakan lolos Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK, yang diselenggarakan pada 1 Juni 2021.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, sebanyak 75 pegawai KPK dinyatakan tak lolos TWK, meski Pimpinan KPK menyatakan 24 pegawai masih dapat dibina. Perkara ini amat menyita perhatian bagi Buya Syafii. Sebab, pastinya nanti akan berdampak terhadap kelambatan kinerja KPK dalam memberantas korupsi, sebab dihabiskan waktu menjawab berbagai soal mengenai perkara ini.

Maka dari itu, bagi sosok Buya Syafii keberadaan KPK ini sangat penting untuk lebih diperkuar dalam kasus pemberantasan korupsi yang dimana kondisinya saat ini beliau ibaratkan seperti kanker yang sudah berada di level stadium 4, sebab sudah massif dan menggurita ke berbagai instansi pemerintah dan sektor-sektor lainnya.

Menurut beliau, eksistensi dari KPK ini harus dipertahanka serta lebih dikuatkan, bukan malah dilemahkan. Tampak terlihat jelas sekali bahwa Buya Syafii adalah penyokong KPK sejak awal Lembaga antirasuah itu didirikan. Melalui kacamata sosial saya sendiri, pembelaan yang dilakukan oleh Buya Syafii terhadap eksistensi KPK merupakan keberpihakannya pada arti kemanusiaan.

Selain itu, Beliau juga dikenal luas sebagai penganjur toleransi, tokoh lintas agama, serta sosok yang telah memperjuangkan agar umat Islam dapat berpikir adil kepada siapa saja, meskipun bebrbeda sikap maupun pandangan. Perjuangan yang telah dilakukan Beliau inilah yang dianjurkan oleh Cak Nur, yakni kebebasan dalam berpendapat dan mengungkapkan pemikiran secara leluasa, tidak boleh dikekang atau bahkan dibatasi oleh siapapun.

Dari beberapa hal tersebut, sangat terpampang jelas bahwa dimensi kemanusiaan yang menjadi tumpuan besar pemikiran dan gerakan yang dilakukan oleh Buya Syafii. Beliau adalah aktivis hak asasi manusia yang membela dengan tegas atas hak orang lain untuk berekspresi, mengemukakan pendapat serta pikirannya tersebut.

Dengan dimensi kemanusiaan inilah yang membuat sosok Buya Syafii mampu melintasi poliik aliran. Beliau juga mampu berdiri di atas kelompok santri, priyayi, serta kaum abangan di negeri ini, bukan berada di salah satunya.

Lalu bagaimana perihal beliau dalam menjalin Persaudaraan?

Untuk sekelas Negeri yang sangat beragam suku dan rasnya seperti Negara Indonesia, Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut menegaskan, bahwasanya toleransi merupakan sikap yang mesti dimiliki oleh tiap-tiap pribadi.

Lewat salah satu karyanya, Beliayu menegaskan bahwa, "Sebuah bangsa dapat mengalami kehancuran bila toleransi sosial, agama,dan budaya tidak mantap." Prinsip yang dikemukakan Beliau inilah yang menjadi dasar bagi dialog untuk saling memahami dan mengerti arti suatu perbedaan.

Seperti yang ditegaskan oleh pembaharu Islam lainnya yaitu seperti Cak Nur, Gusdur, Djohan Effendi, Moeslim Abdurrahman, lelaki kelahiran Negeri Calau, Sumpur Kudus, 31 Mei 1935 silam itu, juga menegaskan pentingnya bagi segenap anak-anak muda Bangsa Indonesia, untuk menjalin persaudaraan, bekerja sama dengan lain pihak baik intra maupun antar-agama. Hal tersebut penting untuk membangun Indonesia yang jauh lebih baih di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun