2. Forum Diskusi Kasus
Sekolah dapat menyelenggarakan pertemuan triwulan atau bulanan antar guru untuk membahas kasus-kasus siswa yang memerlukan perhatian khusus. Diskusi ini melibatkan guru BK, wali kelas, dan beberapa guru mapel yang relevan.
3. Protokol Rujukan yang Cepat dan Efektif
Banyak sekolah tidak memiliki SOP yang jelas untuk rujukan siswa dari guru mapel ke guru BK. Padahal, rujukan yang sistematis dan berbasis data dapat mempercepat proses penanganan dan menghindari miskomunikasi.
4. Pendekatan Pembelajaran yang Empatik
Guru mapel bisa menyisipkan prinsip-prinsip sosial-emosional dalam pembelajaran, seperti memberi ruang diskusi, tidak hanya berorientasi nilai, dan membangun kepercayaan dengan siswa.
5. Program Sekolah Peduli Kesehatan Mental
Kegiatan tematik seperti Pekan Kesadaran Mental, seminar ringan, atau mindfulness class bisa menjadi ruang kolaboratif di mana guru mapel dan guru BK bekerja sama merancang dan melibatkan siswa secara aktif.
Contoh Praktik Baik: Kolaborasi Nyata di Sekolah
Di sebuah SMP negeri di Jawa Timur, program Mentoring Tematik digagas oleh guru BK bekerja sama dengan guru mapel. Setiap bulan, guru mapel menyiapkan waktu 15 menit di awal pelajaran untuk menyampaikan materi ringan terkait isu-isu psikologis, seperti manajemen stres atau cara mengatasi overthinking. Materi disiapkan oleh guru BK dalam bentuk kit sederhana.
Guru mapel bertindak sebagai fasilitator, bukan konselor. Sementara itu, siswa yang menunjukkan ketertarikan atau kebutuhan tambahan diarahkan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan guru BK. Hasilnya, banyak siswa yang awalnya diam dan tertutup mulai berani membuka diri.