Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hidup di Dunia Mimpi

10 Februari 2022   14:17 Diperbarui: 10 Februari 2022   14:18 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Di rumah kemarahanku membara. Aku membenci semua orang khususnya orang -- orang yang dulu dekat denganku. Ayah, ibu, kakak dan adik -- adik menjadi sasaran utama. Mereka seolah -- olah musuh besarku. Aku mencaci maki mereka, mempermalukan mereka dengan membeberkan dosa -- dosa masa lalu dan bahkan berusaha menyerang mereka, karena saking bencinya. Mereka ketakutan dan sedih sekali. Para tetangga ikut prihatin. Mereka lalu menangkapku dan memasungku pada batang pohon gala -- gala yang baru saja ditebang. Aku kemudian dikurung di sebuah kamar pengab di belakang rumah.

            Berita ini segera tersiar di semua anggota keluarga yang lain. Kakek, nenek, paman, bibi dan keluarga besar mulai berbondong -- bondong ke rumah untuk melihat langsung keadaanku saat itu. Aku dengar mereka berbisik -- bisik "Eii kasian, ini anak su gila". 

Dukun dan tim doa mulai silih berganti masuk rumahku untuk menyembuhkan aku. Aku lihat gaya dan cara mereka menyembuhkan. Ada dukun menggunakan air bermantra. 

Air itu diminum sedikit lalu disembur ke wajahku. Harapannya aku sembuh, tapi aku justru tertawa terbahak -- bahak melihat tingkahnya yang lucu. Ada dukun yang memakai jubah hitam dengan mulut komat -- kamit tidak jelas sambil berjurus silat. 

Kemudian menampar aku, mencubit semua ujung jariku dan menutupi aku dengan jubah hitamnya. Aku merasa tubuhku panas seperti terbakar. Aku sangat tersiksa. Tapi setelah jubahnya diangkat aku tetap tidak sembuh. 

Ada pun sekelompok orang yang menamakan dirinya Tim Doa, tapi sebelum doa mereka meminta uang sebesar satu juta rupiah, katanya itu permintaan dari Tuhan Yesus. Orang tuaku menolak. Aku tetap tidak sembuh.


            Sampai suatu hari setelah kira -- kira sebulan aku dikungkung oleh penderitaan ini. Seorang pendoa dari Asuulun bernama Vester Nahak dipanggil ke rumah untuk menyembuhkan aku. Saat pertama kali aku melihat dia, hatiku bergejolak. Aku merasa pernah bertemu dia sebelumnya. Ada rasa rindu mendalam yang membuatku ingin memeluknya erat - erat. Aku menangis dan hendak berlari ke arahnya tapi tidak bisa karena kakiku masih sementara terpasung.

            Melihat aku yang sekarat, dia pun menangis dan datang memelukku seolah -- olah anaknya sendiri. Dia lalu berdoa: "O Darah dan Air yang memancar dari Lambung Kudus Yesus sebagai Sumber Kerahiman bagi kami, Engkaulah Andalanku". 

Doa ini diulangnya tiga kali. Setelah itu dia melanjutkan doa yang lain sambil mengurapi aku dengan minyak Zaitun di dahiku. Aku mendengar doanya seperti ini: "Bapa yang kekal kupersembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Keallahan Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus sebagai pemulihan dosa- dosa kami dan dosa seluruh dunia". 

Dia kemudian mengurapi aku lagi di setiap jari tangan dan jari kakiku dengan doa yang lain: "Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belaskasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia".

            Tiba -- tiba aku merasa sembuh. Aku sadar sepenuhnya. Aku pun mampu mengontrol diriku sendiri baik tubuh maupun perasaan. Aku heran dengan kakiku yang terpasung dan meminta mereka untuk segera melepaskan pasung itu. Namun keluargaku takut kalau -- kalau itu hanya tipu daya iblis yang menguasaiku. Mereka mati -- matian tidak mau melepaskan pasung yang membelenggu aku. Bapak Vester lalu memastikan pada keluarga bahwa aku sudah sepenuhnya sembuh. Saat itu pun pasung dilepaskan dan tiga hari setelah kesembuhanku aku langsung berangkat ke Maumere untuk melanjutkan pendidikanku di STFK Ledalero. Aku akhirnya tahu bahwa doa yang pernah didaraskan oleh bapak Vester pada saat menyembuhkan aku adalah Doa Kerahiman Ilahi dan doa ini sekarang menjadi doa favoritku selain doa Bapa Kami dan Salam Maria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun