SSD dan NVMe dikenal cepat, senyap, dan tahan lama. Namun ketika data hilang, proses pemulihan menjadi lebih sulit dibanding HDD karena mekanisme internal yang kompleks. SSD memiliki sistem pengelolaan blok data dan algoritma TRIM yang membuat file terhapus sulit dikembalikan.
Namun, bukan berarti tidak mungkin. Dengan pendekatan profesional, peralatan khusus, dan langkah hati-hati, banyak kasus kehilangan data masih bisa diselamatkan. Artikel ini membahas strategi pemulihan yang umum digunakan oleh ahli data recovery di seluruh dunia.
1. Identifikasi Jenis Kegagalan Data
Langkah pertama dalam pemulihan adalah memahami jenis kerusakan:
Kegagalan logis: File terhapus, partisi rusak, atau format ulang.
Kegagalan fisik: Kerusakan pada chip NAND, PCB, atau firmware.
Menentukan jenis kerusakan membantu menentukan metode pemulihan. Jika kerusakan bersifat logis, software recovery dapat digunakan. Namun jika bersifat fisik, perlu intervensi profesional.
2. Gunakan Software Pemulihan Profesional
Software seperti R-Studio, UFS Explorer, dan EaseUS Data Recovery Technician mampu memindai drive secara mendalam tanpa mengubah isi data. Program ini bekerja sektor demi sektor untuk menemukan file yang hilang.
Beberapa fungsi penting:
Memulihkan partisi rusak.
Mengembalikan struktur folder.
Mengekstrak file dari berbagai sistem file (NTFS, exFAT, HFS+).
Namun, jika fitur TRIM telah aktif dan data ditimpa, kemungkinan pemulihan akan sangat rendah. Karena itu, waktu reaksi sangat menentukan.
3. Hentikan Penggunaan Drive Setelah Data Hilang
Kesalahan fatal yang sering dilakukan pengguna adalah terus menggunakan drive setelah kehilangan data. Aktivitas tulis baru bisa menimpa sektor tempat data lama tersimpan.
Solusinya:
Lepaskan drive segera setelah kehilangan data terdeteksi.
Buat cloning image dengan software seperti ddrescue atau R-Drive Image.
Lakukan pemulihan dari salinan clone, bukan dari drive asli.
Langkah ini mencegah kerusakan data lebih lanjut dan meningkatkan peluang pemulihan sukses.
4. Gunakan Layanan Pemulihan Data Profesional
Jika data sangat penting dan tidak dapat digantikan, segera hubungi layanan pemulihan data profesional. Mereka memiliki peralatan khusus seperti NAND Reader, perangkat firmware reprogramming, dan ruang kerja clean room untuk membuka drive tanpa risiko kontaminasi.
Di Indonesia, beberapa layanan tepercaya seperti Pandu Recovery dan CITRA HDD Recovery menangani berbagai kasus kehilangan data pada SSD dan NVMe, termasuk kerusakan chip serta firmware.
5. Terapkan Langkah Pencegahan Pasca Pemulihan
Setelah data berhasil dipulihkan, langkah selanjutnya adalah mencegah kejadian serupa. Terapkan kebiasaan:
Melakukan backup otomatis setiap hari.
Memantau kesehatan SSD dengan software seperti CrystalDiskInfo.
Menghindari suhu panas ekstrem dan beban kerja berat terus-menerus.
Langkah kecil ini berpengaruh besar terhadap umur perangkat dan keamanan data jangka panjang.
Penutup
Pemulihan data dari SSD dan NVMe memerlukan kombinasi keahlian teknis dan kehati-hatian. Meskipun prosesnya rumit, peluang keberhasilan tetap ada jika dilakukan dengan metode profesional. Hal terpenting adalah bertindak cepat, menghindari kesalahan tambahan, dan selalu memiliki strategi pencegahan agar kehilangan data tidak terulang di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI