Firmware SATA relatif seragam dan lebih mudah didokumentasikan.
Firmware NVMe sangat bervariasi antar produsen dan model. Perbedaan microcode membuat setiap recovery kasus NVMe unik dan memerlukan database firmware yang luas.
Enkripsi Bawaan
-
Banyak NVMe SSD modern menggunakan enkripsi hardware default (AES-256) yang aktif meski tidak dikonfigurasi pengguna. Hal ini menambah lapisan kesulitan pada proses recovery karena meskipun data fisik berhasil dibaca, aksesnya tetap terkunci.
Manajemen Data Internal
Kedua jenis SSD menggunakan wear leveling, bad block management, dan TRIM. Namun, algoritma NVMe lebih kompleks, membuat proses rekonstruksi file system dari dump chip menjadi jauh lebih sulit.
Metode Recovery SATA vs NVMe
Logical Recovery
Jika SSD masih terbaca di BIOS dan sistem operasi, recovery dapat dilakukan dengan software forensik. Pada SATA, proses ini relatif mudah karena driver dan protokol standar. Pada NVMe, meski lebih cepat, jika firmware bermasalah, drive bisa hilang total dari sistem.Firmware Repair
Pada SATA, firmware bisa diperbaiki atau dimodifikasi menggunakan alat profesional seperti PC-3000. Pada NVMe, firmware repair lebih jarang berhasil karena firmware sering dilindungi oleh signature digital dan enkripsi.Chip-Off Recovery
Pada kedua SSD, chip NAND dapat dilepas dan dibaca langsung dengan programmer. Tantangannya pada NVMe adalah algoritma mapping yang jauh lebih rumit, sehingga meski data mentah berhasil diekstrak, butuh analisis intensif untuk merekonstruksi file system.Donor Drive
Pada SATA, mengganti controller dengan donor drive yang sama masih memungkinkan jika firmware sesuai. Pada NVMe, hampir mustahil tanpa firmware asli yang cocok karena adanya enkripsi unik per perangkat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!