Pada beberapa kasus, Windows secara otomatis menyimpan salinan cadangan melalui fitur shadow copy. Jika ransomware tidak menghapus fitur ini, data dapat dipulihkan tanpa bantuan eksternal.
3. Menggunakan Software Recovery
Ada beberapa software recovery khusus yang dirancang untuk melawan ransomware. Beberapa perusahaan keamanan siber menyediakan decryptor gratis untuk varian ransomware tertentu. Namun, ini hanya berfungsi jika algoritma enkripsi sudah berhasil dipecahkan oleh peneliti keamanan.
4. Forensik Data
Dalam kasus yang lebih parah, pendekatan digital forensik bisa dilakukan. Tim forensik akan menganalisis sistem, mencari kelemahan dalam enkripsi, serta berupaya memulihkan data dari fragmen file yang masih tersisa. Metode ini biasanya memakan waktu lama, tetapi dapat memberikan hasil yang signifikan.
Mengapa Tidak Dianjurkan Membayar Tebusan?
Meskipun membayar tebusan sering dianggap jalan pintas, hal ini tidak menjamin data akan dikembalikan. Banyak kasus di mana penyerang tidak memberikan kunci dekripsi meskipun korban sudah membayar. Selain itu, membayar tebusan justru memperkuat motivasi penyerang untuk melanjutkan aksinya.
Peran Teknologi AI dalam Pemulihan Data dari Ransomware
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan juga membantu dalam mendeteksi dan memulihkan data akibat ransomware. AI dapat: