Melampaui Relativitas: Mencari Ulang Makna Ruang dan Waktu
Oleh: [seed digger]
Pengantar: Antara Sains dan Pemahaman yang Terlupakan
Selama lebih dari satu abad, teori relativitas umum yang dirumuskan oleh Albert Einstein telah menjadi pilar utama dalam fisika modern. Dengan keberhasilannya menjelaskan pembelokan cahaya, waktu yang melambat di medan gravitasi kuat, hingga kelahiran konsep lubang hitam, relativitas umum telah menjelma bukan hanya sebagai teori ilmiah, tapi sebagai semacam dogma dalam cara kita memahami alam semesta.
Namun, apakah selama ini kita benar-benar memahami apa itu ruang dan apa itu waktu?
Apakah struktur paling mendasar dari realitas bisa begitu saja diserahkan pada tafsir matematika tanpa fondasi filosofis yang kokoh?
Tulisan ini adalah panggilan untuk menantang konsensus, bukan demi sensasi, tetapi demi pemulihan akal sehat metafisik yang selama ini ditinggalkan oleh sains eksperimental. Sebab, di balik keanggunan persamaan relativitas, tersembunyi asumsi-asumsi yang belum pernah benar-benar diuji secara ontologis.
Einstein dan Kesalahan Kategoris tentang Ruang
Dalam relativitas umum, ruang dan waktu disatukan menjadi ruang-waktu (spacetime), sebuah entitas geometris empat dimensi yang bisa dilengkungkan oleh kehadiran massa dan energi. Di sinilah titik awal dari kesalahan kategoris paling mendasar dalam fisika modern: benda-benda yang mengisi ruang dianggap dapat memengaruhi bentuk ruang itu sendiri.
Padahal secara logis dan filosofis, hal ini adalah kontradiksi implisit. Mengapa?