Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Matahari Jakarta bersinar terik di atas hamparan padang golf yang hijau. Sakti Adiputra, dengan stik golf di tangannya, tampak santai di antara para koleganya. Namun, di balik senyum ramahnya tersimpan misi rahasia. Permainan golf siang itu hanyalah kedok untuk menggali informasi lebih dalam tentang organisasi Sembilan Naga, jaringan kejahatan terorganisir yang pernah disinggung oleh Elang.
Sambil mengayunkan stik dan berbincang ringan, Sakti dengan cerdik mengarahkan percakapan ke isu-isu bisnis dan kekuasaan. Ia mengumpulkan kepingan-kepingan informasi dari para pengusaha dan tokoh berpengaruh yang menjadi lawan mainnya. Dari percakapan samar dan sindiran halus, Sakti mulai mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang struktur dan anggota inti Sembilan Naga.
Ternyata, organisasi itu memang beranggotakan para konglomerat besar dengan jaringan bisnis legal dan ilegal yang menggurita di seluruh negeri. Mereka adalah:
- Wijaya Kusuma: Sang pemimpin, dikenal karismatik namun menyimpan bahaya laten.
- Ayu Lestari: Otak di balik arus keuangan organisasi, cerdik dan tak terduga.
- Surya Mandala: Penguasa bisnis kotor di wilayah timur Indonesia, dengan pengaruh yang kuat di dunia hitam.
- Bhima Sakti: Sosok yang disegani dan ditakuti di kalangan bawah, pengendali kekerasan organisasi.
- Citra Kirana: Memiliki pengaruh besar di media massa, mampu memanipulasi opini publik.
- Guntur Samudra: Pengendali jaringan logistik ilegal, memastikan semua bergerak tanpa hambatan.
- Ratna Wulan: Pengusaha hiburan malam kelas kakap, dengan jaringan informasi yang luas.
- Teguh Prasetyo: Sang penegak aturan internal organisasi, tanpa kompromi dan kejam.
- Intan Permata: Pengendali investasi ilegal, menyembunyikan kekayaan haram dalam berbagai bentuk.
Selesai bermain golf, Sakti segera meneruskan informasi yang ia kumpulkan kepada Clara. Dengan keahliannya, Clara menyelami dunia maya, mencari data dan fakta yang lebih mendalam tentang kesembilan nama tersebut. Hasilnya sungguh mencengangkan. Jaringan bisnis legal mereka mencakup berbagai sektor penting, sementara bisnis ilegal mereka tersembunyi di balik lapisan-lapisan perusahaan cangkang dan transaksi terselubung.
Sebagai Bayangan Malam, Sakti kemudian menyampaikan temuan ini kepada Elang dan Yudha. Mereka bertiga menyadari betapa besar dan mengakar organisasi yang mereka hadapi. Ini bukan lagi sekadar kasus kriminal biasa. Sembilan Naga diduga memiliki kekuatan untuk memengaruhi bahkan mengendalikan beberapa institusi negara.
"Kita harus bertindak hati-hati," ujar Elang dengan nada serius saat mereka bertemu di sebuah tempat rahasia. "Satu langkah salah bisa berakibat fatal."
Yudha mengangguk setuju. "Kita membutuhkan bukti yang tak terbantahkan jika ingin menjatuhkan mereka. Ini seperti menghadapi gurita dengan tentakel di mana-mana."
Sakti sang Bayangan Malam menambahkan, "Selain bukti, kita juga butuh dukungan dari tokoh politik yang bersih dan memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk melindungi kita dan mendukung langkah hukum yang akan kita ambil."
Malam itu, di tengah gemerlap kota yang menyimpan kegelapan, aliansi tiga kekuatan -- seorang pengusaha bertopeng, seorang polisi intelijen, dan seorang jaksa idealis -- bersumpah untuk mengungkap kejahatan Sembilan Naga. Mereka tahu jalan di depan terjal dan berbahaya, namun demi keadilan dan masa depan negeri ini, mereka tidak akan mundur. Perburuan terhadap sembilan penguasa kegelapan baru saja dimulai.