Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Konflik Natuna: Kita Contoh Saja Respons Thatcher

6 Januari 2020   06:51 Diperbarui: 7 Januari 2020   09:30 3014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: rarehistoricalphotos.com

Padahal, pulau tersebut sudah menjadi British Overseas Territory sejak 1833. Mayoritas dari penduduk pulau tersebut adalah British descent. Bahkan, Inggris adalah bahasa resmi pulau tersebut. Bukan bahasa Spanyol seperti Argentina.

Sayang, Argentina tetap bersikukuh. Bahkan, ketika Junta Militer yang memerintah Argentina mengalami penurunan popularitas, mereka menggunakan Malvinas sebagai senjata.

Iya, senjata untuk mengembalikan simpati rakyat. Sehingga, mereka pun melakukan invasi terhadap Kepulauan Falkland pada 2 April 1982. Sampai saat ini, invasi ini dikenal sebagai Operasi Rosario.

Saat melakukan invasi tersebut, mereka menyangka Inggris akan bertindak lembek. After all, Inggris saat itu dipandang sebagai an ex-colonial power in decline, sebuah negara pulau seluas Jawa dan Sunda Kecil yang sedang krisis nasionalisme.

Namun, Argentina melupakan satu faktor; The Thatcher Factor. Mereka tidak menyangka bahwa seorang Perdana Menteri wanita seperti Margaret Thatcher bisa menanggapi mereka sekeras itu.

Setelah Kepulauan Falkland diserang, Thatcher langsung memanggil sidang Parlemen darurat. Pada Sabtu, 3 April 1982 itu Thatcher langsung memberikan pertanggungjawaban pada House of Commons. Dalam kesempatan tersebut, Beliau menyatakan hal berikut ini:

I must tell the House that the Falkland Islands and their dependencies remain British territory. No aggression and no invasion can alter that simple fact. It is the Government's objective to see that the islands are freed from occupation and are returned to British administration at the earliest possible moment. 

The Government have now decided that a large task force will sail as soon as all preparations are complete. HMS "Invincible" will be in the lead and will leave port on Monday. 

Ternyata, Beliau tidak main-main. Setengah dari kekuatan militer Inggris dikirimkan ke Atlantik Selatan untuk merebut kembali Kepulauan Falkland. Inggris yang kecil harus melawan kekuatan militer sebesar Argentina.

Jadi, ini hampir seperti pertarungan Daud dan Goliath. Belum lagi, Argentina memiliki keuntungan besar secara geografis.

Sepuluh minggu kemudian, Inggris keluar sebagai pemenang perang tersebut. Ternyata, Jenderal Galtieri berhasil di-handbag oleh emak-emak seperti Margaret Thatcher. Kepulauan Falkland tetap berada dalam wilayah kedaulatan Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun