Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pendekatan Pasar demi Industri Kertas yang Berkelanjutan

14 Juli 2019   09:05 Diperbarui: 14 Juli 2019   09:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jutaan hektar ini dapat diperjualbelikan kuotanya setiap tahun. Dengan potensi ini, Perum Perhutani bisa meraup ratusan milyar rupiah tiap tahunnya melalui jual-beli kuota. Sehingga, holding BUMN ini bisa layak investasi di mata investor, alias layak untuk dikorporatisasi dan melantai di bursa.

Untuk apa Perum Perhutani dikorporatisasi? Ini perlu dilakukan karena revenue-taking adalah kunci dari reformasi konservasi hutan kita (Kimbrough dalam news.mongabay.com, 2014). Salah satu cara untuk mendorong revenue-taking adalah korporatisasi. Orientasi Perhutani diubah menuju pencarian keuntungan secara murni.

Selain mengubah orientasi, korporatisasi juga menjadi syarat untuk melantai di bursa. Mengapa Perhutani perlu melantai di bursa? Supaya Perhutani bisa membumikan instrumen green investment di Indonesia. Mulai dari obligasi korporasi hijau (green corporate bond) sampai saham Perhutani itu sendiri. Sehingga, masyarakat bisa terlibat langsung dalam pendanaan konservasi hutan Indonesia.

Jika solusi-solusi ini berhasil diterapkan, rantai nilai industri kertas akan menanggung biaya reforestasi hutan Indonesia. Mengapa? Perusahaan pengelola hutan pasti memasukkan biaya forest pricing dan kuota pengelolaan hutan dalam harga jual kayu. Harga jual kayu inilah yang dibayarkan industri kertas untuk bahan baku mereka. Maka, merambatlah biaya itu sampai ke konsumen.

Akhirnya, pendekatan pasar ini mendorong rantai nilai untuk mewujudkan industri kertas yang berkelanjutan. Industri kertas melakukannya dengan berkontribusi dalam menjaga sumber bahan baku industrinya. Yaitu hutan di mana kehidupan kita semua bergantung.

SUMBER

https://www.mongabay.co.id/2018/07/19/buku-kondisi-hutan-indonesia-terkini-seperti-apa/. Diakses pada 2 Juli 2019.

https://wri-indonesia.org/id/publication/kondisi-hutan. Diakses pada 2 Juli 2019.

http://infopublik.id/read/259865/luas-kawasan-hutan-indonesia-1259-juta-hektare-.html.Diakses pada 2 Juli 2019.

https://www.mpi.govt.nz/law-and-policy/legal-overviews/fisheries/quota-management-system/. Diakses pada 2 Juli 2019.

http://bumn.go.id/perhutani/halaman/128. Diakses pada 2 Juli 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun