Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pengalaman Gagal Beternak Ayam

31 Januari 2023   17:26 Diperbarui: 31 Januari 2023   17:31 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : japfacomfeed.co.id

Kelompok kami keukeuh untuk tidak menjual dulu, karena kalau sesuai perhitungan penambahan berat badan ayam di akhir bulan alias hari ke 30 akan meningkatkan penghasilan yang didapat dari ternak yang kami pelihara.

Apa daya, ternyata cuma beberapa hari setelah kandang kelompok tetangga kosong karena telah dipanen dan mendapatkan untung yang lumayan, ternyata wabah ngorok alias CRD (Chronic Respiratory Disease) melanda.  Ngorok pada ayam adalah musibah, karena kalau sudah terkena wabah pernapasan, ayam mendadak lemah lesu tak bertenaga, tak mau makan, mogok minum, sampai akhirnya satu per satu ayam ternak kami tumbang.  

Berat badan ayam yang masih bertahan hidup pun akhirnya malah turun drastis, bukannya untung di dapat, malah rugi di depan mata, akhirnya diambil keputusan kalau ayam yang tersisa kurang lebih setengah dari jumlah awal, dipotong saja dan dijual dalam bentuk karkas alis ayam potong.  Karena pengepul ayam tak ada yang mau membeli ayam kami yang terkena penyakit.  

Biasanya ayam yang sehat dibeli dengan harga per kilogram berat badan, tapi karena kasus penyakit dan terpaksa dipotong, ayam pun dijual per ekor.  Saya lupa kerugian kelompok kami berapa, yang jelas berakhir tragis dan menyedihkan.

Pelajaran yang didapat adalah, pertama : seharusnya kami mengikuti jejak kelompok kandang di samping kami yang mempunyai intuisi bisnis yang bagus serta mampu memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk panen.

Kemudian seharusnya pula lebih teliti melihat gejala penyakit yang menimpa ternak, walau kalau penyakit pernapasan semacam CRD dan Snot memang efeknya mengerikan, hanya dalam waktu satu malam ternak bisa habis kolaps nyaris semuanya.  Kemudian kemungkinan desinfekatn juga kurang maksimal sehingga tak bisa membentengi kandang dari penyakit yang ada.

Terakhir, memang harusnya namanya manajemen, apapun objeknya, harus diperhitungkan dengan lebih detil lagi, serta mempersiapkan rencana A sampai Z, dari kemungkinan terbaik sampai terburuk, apalagi ini terkait dengan bisnis, walaupun skalanya sangat kecil.

Jadi begitulah, semoga apa yang pernah saya alami bersama kawan satu kelompok dalam beternak ayam bisa menjadi pelajaram agar tidak terulang oleh siapapun yang berminat untuk berbisnis di bidang ternak, khususnya ayam pedaging.  Saya sendiri sih contoh pebisnis yang tidak baik, baru mendapat satu kali kegagalan itu, langsung kapok tak mau beternak lagi. Tolong ini jangan ditiru, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun