Mohon tunggu...
Rayi Madhin Sirat
Rayi Madhin Sirat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Strategi Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Merespon Rivalitas AS-China di Kawasan Indo-Pasifik Melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific

3 Oktober 2022   12:48 Diperbarui: 5 Oktober 2022   23:01 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya Indonesia dapat dikatakan berperan ganda, yaitu terhadap netralitas untuk menjaga keutuhan ASEAN dan terhadap kestabilan di kawasan Indo Pasifik. Upaya tersebut dilakukan Indonesia dengan membawa perspektif Indo-Pasifik pada tingkat Asia Tenggara melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. 

Pada tahun 2013, pertama kali konsep AOIP dicetuskan oleh mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa. Kemudian pada tahun 2018, disampaikan secara umum oleh Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-India. Konsep ini pada dasarnya adalah respon terhadap tantangan yang berkembang yang berasal dari luar kawasan ASEAN.

Kepentingan ekonomi Indonesia dalam konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, Indonesia membawa kepentingannya untuk menjadi Poros Maritim Dunia (PMD). 

Kebijakan PMD dilakukan Indonesia melalui diplomasi maritim. Dalam konteks ini, Indonesia menggunakan posisinya untuk memulai kerja sama dan sebagai tanggapan salah satu negara anggota ASEAN dalam menyikapi perebutan kepentingan antara AS dan China yang berpengaruh terhadap kawasan regional.

Dalam konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, Indonesia menyisipkan kepentingan nasionalnya, yaitu mengatasi isu perbatasan dan keamanan maritimnya. Munculnya China dengan BRI, mengancam posisi Indonesia karena China jalur maritim perdagangannya bersinggungan dengan Pulau Natuna dan aktivitas ilegal kerap dilakukan China di wilayah perairan Natuna tersebut.

Kepentingan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific selanjutnya adalah tatanan dunia (world order). Selain untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi dan pertahan keamanan marim, sistem politik Indonesia harus dijaga, baik dengan negara-negara kawasan maupun negara besar yang turut berperan di kawasan Indo-Pasifik. Hubungan yang terjadi antara Indonesia dan China melalui kerja sama investasi dan perjanjian perdagangan, serta banyaknya kerja sama teknologi yang dikembangkan oleh China, menuntut Indonesia untuk mempertahankan dan mengamankan batasan dalam kerja sama dan hubungan dengan mitranya. 

Tidak hanya hubungan dengan China, keterlibatan AS di wilayah Indo-Pasifik, Indonesia mendapatkan keuntungan sekaligus tantangan. Jika hubungan dengan China adalah kerja sama di bidang ekonomi, maka Indonesia bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam bidang militer dan pertahanan. 

Adanya hubungan antara negara-negara anggota ASEAN dan Amerika Serikat menuntut Indonesia untuk berpikir dua kali sebelum beranjak dari Amerika Serikat. Pasalnya, lokasi Indonesia yang lebih strategis di tengah wilayah Indo-Pasifik bisa lebih menguntungkan jika dilibatkan dalam kerja sama keamanan antara Amerika Serikat dan negara tetangga.

Diadopsinya AOIP pada KTT ASEAN adalah bukti keberhasilan Indonesia dalam mengemas isu maritim ke kawasan. Akan tetapi, tujuan dibentuknya AOIP sendiri tidak hanya bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai organisasi terdepan di kawasan Asia Tenggara. Namun, Indonesia juga ingin membawa kepentingan nasionalnya untuk kepentingan kawasan. 

Akan tetapi, hal ini akan sulit untuk diterapkan dalam waktu singkat karena AOIP saat ini merupakan bentuk standar yang memberikan kerangka aturan dan prinsip kerja sama dengan ide-ide yang masih fresh dan baru serta belum memiliki posisi yang kuat serta dapat dengan mudah digantikan oleh tawaran kerja sama yang memiliki potensi lebih tinggi di kawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun