Mohon tunggu...
Ravli Noviar
Ravli Noviar Mohon Tunggu... Mahasiswa - karyawan swasta

Saya adalah seseorang yang enerjik dan suka berpetualang. Saya memiliki hobi yang bervariasi, termasuk hiking, bersepeda, dan berkemah. Saya juga suka memasak dan mencoba resep baru, serta menonton film dan membaca buku. Ketika tidak melakukan aktivitas fisik, saya biasanya tertarik dengan dunia teknologi dan seni. Saya suka menciptakan konten digital, seperti video dan animasi, serta mengikuti perkembangan terbaru di bidang teknologi. Saya memiliki kepribadian yang ramah dan mudah bergaul, namun saya juga sangat mandiri dan mampu bekerja secara mandiri. Saya suka bekerja dalam tim dan belajar dari orang lain, tetapi juga dapat dengan mudah mengatasi tantangan sendiri. Dalam hal konten favorit, saya suka menonton film-film yang menantang pemikiran saya, seperti film-film drama dan fiksi ilmiah. Saya juga suka membaca buku-buku tentang sejarah dan sains, serta mengikuti berita terbaru di dunia teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengatasi Overthinking pada Anak Muda dengan Filsafat Stoicisme

13 Mei 2023   11:10 Diperbarui: 13 Mei 2023   11:11 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/images/search/pemikiran/mber gambar

         Filsafat stoicisme adalah sistem filosofis yang dapat membantu kaum muda yang bijaksana mengatasi masalah mereka dan menemukan kebahagiaan. Stoicisme mengajarkan bahwa orang dapat menemukan kebahagiaan dengan mengendalikan emosi mereka dan menemukan kedamaian dalam diri mereka sendiri. Bagi remaja yang terlalu banyak berpikir, filosofi ini bisa menjadi alat yang berguna untuk menghadapi masalah dan membawa hidup ke arah yang lebih positif.

1. Logika dalam Stoicisme
        Remaja yang terlalu banyak berpikir dapat mempelajari konsep "logika" dari Stoicisme. Stoicisme mengajarkan bahwa orang tidak dapat mengontrol apa yang terjadi di luar mereka, tetapi mereka dapat mengontrol bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi tersebut. Dalam konteks overthinking, ini berarti kita belajar untuk memperhatikan dan mengendalikan pikiran dan perasaan kita sendiri daripada terjebak dalam pusaran pikiran yang membuat kita khawatir. Remaja dapat belajar tentang logika dan mengembangkan cara untuk menanggapi situasi secara lebih taktis.

2. Hidup pada saat ini

          Remaja yang cenderung overthinking dapat mempelajari konsep "hidup pada saat ini" dalam Stoikisme. Stoikisme mengajarkan bahwa manusia harus hidup dalam momen ini dan tidak terlalu khawatir tentang masa lalu atau masa depan. Dalam konteks overthinking, ini berarti belajar untuk fokus pada tindakan dan tugas yang harus dilakukan saat ini, daripada khawatir tentang hal-hal yang tidak dapat diubah di masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan yang belum pasti. Remaja dapat mempelajari teknik untuk melatih diri agar fokus pada saat ini, seperti meditasi dan yoga.

3. Kesederhanaan dalam hidup 

          Remaja yang cenderung overthinking dapat mempelajari konsep "kesederhanaan" dalam Stoikisme. Stoikisme mengajarkan bahwa manusia harus belajar untuk hidup dengan sederhana dan tidak terlalu terikat pada harta dan kekayaan. Dalam konteks overthinking, ini berarti belajar untuk menghargai apa yang ada dalam hidup kita saat ini, daripada selalu berpikir tentang apa yang belum dimiliki atau yang mungkin akan hilang di masa depan. Remaja dapat mempelajari teknik untuk menghargai apa yang mereka miliki saat ini, seperti membuat daftar hal-hal yang mereka syukuri setiap hari.

4. kematian
         Remaja yang terlalu banyak berpikir dapat mempelajari konsep "kematian" dari Stoicisme. Stoicisme mengajarkan bahwa orang harus menghadapi kematian dengan bijak dan tanpa rasa takut. Dalam konteks pemikiran ulang, ini berarti kita harus belajar menerima bahwa suatu hari kita akan menghadapi kematian dan belajar untuk hidup dengan baik dan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya. Remaja dapat mempelajari teknik untuk mengatasi rasa takut akan kematian, seperti konsep keabadian dan kehidupan 

https://pixabay.com/id/photos/payudara-filsafat-aristoteles-756620/
https://pixabay.com/id/photos/payudara-filsafat-aristoteles-756620/

       Kesimpulan dari filsafat Stoikisme adalah bahwa manusia dapat mencapai kebahagiaan dengan mengendalikan emosi dan menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Stoikisme mengajarkan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di luar diri mereka, namun mereka dapat mengendalikan cara mereka merespons situasi tersebut. Dalam konteks overthinking, Stoikisme memberikan alat yang berguna untuk mengatasi masalah dan mengarahkan hidup ke arah yang lebih positif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun