Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Terbaik Adu Argumen Tanpa Konflik

19 September 2017   15:15 Diperbarui: 19 September 2017   20:19 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konflik Jangan Berlarut-larut.(Pic.Yourstory.com)

Setiap orang pasti pernah mengalami konflik. Suka tidak suka kita harus tahu dan mengantisipasi dan menyiasatinya. Ketika mengalami konflik dengan orang lain kira-kira apa yang anda lakukan? Kebanyakan dari mereka melakukan defense of Mechanism. Atau bahkan sama sekali menghindari konflik itu sendiri.

Mengalah  atau menghindari konflik itu sendiri bukanlah hal yang bijak dilakukan. Apalagi jika  yang ditemani berkonflik itu adalah seseorang yang tidak bisa kita hindari dan sehari hari akan bertemu misalnya, pasangan, anak, rekan kerja, sahabat , bahkan pimpinan kita sendiri.

Sebagai ilustrasi ketika seorang anak hanya menghabiskan waktu di rumah bermain playstasion sehingga pelajaran sekolahnya terlupakan. Ketika diberitahu oleh sang bunda. Putra kesayangannya malah dengan enteng berkata.," Mama, masih mending saya di rumah bermain game. Bukan pergi nge drugs. Atau keliaran tidak jelas.

Di tempat kerja pun kadang terjadi konflik antara pimpinan dan staff. Seorang atasan yang baru pindah tugaskan berusaha menegur dan mengingatkan seorang staffnya agar jangan bermalas malasan. Terkadang bukan hal positif yang di dapat melainkan sikap melawan , Ya sudah kalau mau pecat --pecat saja tidak usah tegur saya seperti itu.

Ketika menghadapi masalah seperti diatas terkadang hanya ada dua pilihan yang diambil, Mundur atau sebaliknya justru melawan karena harga dirinya telah diinjak injak.  Kedua pilihan ini menurut hemat penulis malah sama saja tidak menyelesaikan problem secara komprehensif.

Kira kira bagaimana caranya dalam menghadapi konflik apakah ada management konflik yang bisa mengatasinya. ? Jika kita memilih jalan pertama dimana konflik harus dihindari perdamaian itu lebih indah. Dan sejatinya konflik dianggap tidak ada semua keadaan baik baik saja. Hati- hati justru disinilah bom waktu jika terus menerus dibiarkan apalagi sampai berlarut-larut berkepanjangan hal ini tentunya harus segera diselesaikan jika menemukan gejala gejala tidak beres.

Apa formula lengkap agar bisa menghadapi management konflik tersebut? Pertama yang harus anda lakukan adalah coba buka kembali jalur komunikasi . Kedua keluarkan semua uneg-uneg dan perasaan anda. Ketiga adalah berusaha mengetahui dan mengenali keinginan dan maksud orang tersebut dan Keempat adalah lakukan kesepakatan bersama sebagai langkah kongkret ke depan untuk membuat win-win solution bagi kedua belah pihak.

Orang tua sebagai orang yang pernah muda. Tentu paham betapa asyiknya bermain hingga lupa waktu belajar. Setidaknya utarakan alasan anda kepada anak serta keprihatinan anda dengan nilai-nilai sekolah yang jeblok. "Mama menilai aktivitasmu bermain game seharian mulai mengkhawatirkan setidaknya batasilah waktu bermain kamu. Mama tidak melarang kamu bermain game. Tetapi masa depan kamu adalah yang utama buat mama. Kamu tahu anakku masa depan kamu bergantung banyak pada hasil belajar kamu di sekolah.

Dengan hal tentunya membuat anda sebagai orang tua ingin dimengerti dan dipahami. Dan Orang tua harusnya bertanya langsung pada putra anda. "Mama ingin dengar dari kamu nak. Apakah kamu merasa aktivitas bermain kamu seharian mulai mengganggu nilai- nilai kamu seharian? Disnilah titik point nya. Mari buka kembali ruang dialog. Misalnya kesepekatan bermain game hanya 2 jam sehari atau setelah selesai mengerjakan PR.

Begitu pula taatkala anda sebagai bos ketika menegur staff anda. Pada saat anda menegur dan bawahan anda malah mengatakan silahkan pecat saya saja. Tentunya hal ini tidak menyelesaikan masalah. Ada baiknya anda menggali informasi lebih dalam lagi dengan perasaan yang melatarbelakangi karakter karyawan anda selama ini.

Setidaknya jika anda menghadapi konflik dengan orang lain. Jangan lari dari konflik malah hadapilah resiko ini dengan mengajaknya bicara terus terang. Hal ini tentunya bukan mencari siapa yang benar dan salah. Namun mencari solusi kedua belah pihak sehingga bagaimana konflik itu bisa diatasi dengan dewasa dan tidak berkepanjangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun