Ruang Lingkup Kajian Teoritis
- Ontologi: mengkaji hakikat pendidikan, manusia sebagai peserta didik, dan realitas yang melatarbelakanginya.
- Epistemologi: membahas hakikat pengetahuan, sumber, dan proses belajar-mengajar.
- Aksiologi: menelaah nilai, tujuan, dan etika pendidikan.
- Normatif: menetapkan arah pendidikan ideal.
- Analitis-kritis: mengevaluasi teori dan praktik pendidikan.
Fungsi Teoritis
Fungsi utama filsafat pendidikan dalam ranah teoritis adalah:
- Menjadi landasan filosofis bagi teori dan praktik pendidikan.
- Menguji kembali asumsi, metode, serta tujuan pendidikan.
- Melahirkan inspirasi dan pemikiran baru mengenai arah pendidikan.
- Menghubungkan pendidikan dengan disiplin ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, ekonomi, dan budaya.
Dengan memahami filsafat pendidikan sebagai studi teoritis, kita dapat memperoleh kerangka konseptual yang menjadi fondasi bagi segala keputusan dalam dunia pendidikan.
Filsafat Pendidikan sebagai Studi Praktis
Dimensi praktis filsafat pendidikan menekankan bagaimana gagasan filosofis diterapkan dalam realitas dunia pendidikan. Ia membimbing tindakan nyata dalam proses pembelajaran, kebijakan pendidikan, dan kehidupan sosial.
Ciri-ciri Studi Praktis
- Normatif-aplikatif: menjadi dasar dalam perumusan kebijakan dan strategi pembelajaran.
- Kontekstual: menyesuaikan dengan persoalan nyata masyarakat.
- Problem-solving: digunakan untuk menyelesaikan masalah pendidikan.
- Transformasional: mengarahkan pendidikan sebagai sarana perubahan sosial dan moral.
- Integratif: menghubungkan teori filsafat dengan kebutuhan peserta didik
Ruang Lingkup Praktis
- Tujuan Pendidikan: disusun sesuai kebutuhan individu dan masyarakat. Contoh: pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
- Kurikulum: ditentukan oleh aliran filsafat, misalnya progresivisme yang menekankan kurikulum berbasis pengalaman.
- Metode Pembelajaran: pragmatisme melahirkan metode belajar aktif, sedangkan eksistensialisme menekankan kebebasan siswa.
- Peran Guru dan Peserta Didik: guru sebagai pembimbing (tut wuri handayani), siswa sebagai subjek aktif.
- Kebijakan Pendidikan: filsafat memberi arah pada kebijakan, misalnya gagasan Tri Pusat Pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara.
Fungsi Praktis
- Membentuk identitas profesional guru.
- Menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas.
- Mengembangkan kurikulum yang relevan.
- Membantu penyelesaian masalah pendidikan dengan sikap kritis dan reflektif.
Dengan demikian, filsafat pendidikan tidak hanya berhenti pada gagasan, melainkan juga menggerakkan praktik nyata dalam dunia pendidikan.
Sinergi antara Studi Teoritis dan Praktis