Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... Bankir - swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap Moderat dan Toleransi yang Selalu Dirindui Umat

6 April 2024   19:04 Diperbarui: 6 April 2024   19:08 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemerintah jateng id

Di beberapa kesempatan, kita seakan merindukan sosok Abdrurrahman Wahid, atau dalam hal ini sering dipanggil dengan panggilan akrab, yaitu Gus Dur. Gus Dur adalah bapak toleransi Indonesia, karena dia banyak bersikap dn berbuat untuk kesejajaran umat beragama maupun kesejajaran warga Indonesia keturunan china yang sering dipersulit pada masa Orde Baru.

Banyak upayanya untuk menghargai dan menghormati keberadaan warga negara China di Indonesia misalnya mengakui afama Kong Hu Chu sebagai agama yang diakui oleh negara. Dia juga mempermudah persyaratan warga negara keturunan China di Indonesia yang selama ini dianggap sebagai warga negara kelas dua dan kerap mengalami diskriminasi untuk masalah pendidikan dan administrasi pemerintahan.

Di masa lalu seorang murid keturunan China akan sulit sekali masuk ke perguruan tinggi negeri. Begitu juga jarang kita temui seorang keturunan China yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau istilah sekarang adlah ASN. Jika ada, akan selalu di bidang-bidang sulit seperti keuangan atau kedokteran. Sehingga segala yang diupayakan oleh Gus Dur itu sangat dihargai oleh WNI keturunan China.

Hal yang menonjol yang melekat di Gus Dur adalah kemampuan humornya untuk masalah pelik yang dihadapi. Ungkapan : gitu aja kok repot sering diucapkannya ketika pihak lain mempersoalkan yang pelik. Pelik bagi pihak lain, tapi tidak di mata Gusdur, sehingga terlontar ucapan itu. Di sisi lain Gus Dur pernah melontarkan bahwa DPR seperti taman-kanak-kanak. Ucapan itu membuat DPR melakukan impeachmen kepada Gus Dur dan melengsekannya dan diganti oleh Megawati Soekarnoputri.

Tidak mudah bagi seorang tokoh agama untuk melakukan humor. Terutama karena misi yang harus dibawanya sangat berat karena menyangkut ajaran agama yang tidak boleh salah untuk disampaikan kepada umat. Sehingga bisa dikatakan bahwa agama itu serius dan tak boleh salah menyampaikan. Jika menyelipkan humor haruslah cerdas, dan dainya mampu menguasai pendengarnya.

Namun beberapa dai atau ustadz kini ada yang mampu menyampaikan ajaran dengan suasana nyaman dan cair. Sana sini diselipkan humor sehingga pendengar tidak bosan karena ceramah yang monoton. Ustadz Das ad Latif misalnya, Beliau mampu memberi ilustrasi kehidupan seharia-hari dalam ceramahnya dengan gaya bercanda, dan disukai oleh umat. Ustadz Latif menyampaikan tanpa melencengkan ajaran menjadi radikal. Ustadz Latif adalah ustadz moderat.

Sikap dan pembawaan cair inilah yang dibutuhkan oleh umat. Humor ringan dalam mengajarkan ajaran dan agama adalah hal baik yang bisa dilakukan oleh banyak tokoh agama. Sama halnya dengan "war takjil" yang hakekatnya adalah bentuk toleransi.

Mari pertahankan hal-hal baik dalam penyebaran ajaran agama, sehingga islam memancarkan kedamaian dan kasih sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun