Mohon tunggu...
Raski Santika
Raski Santika Mohon Tunggu... Musisi - An Avid Music & Movie Enthusiast.

“Fantasy is hardly an escape from reality. It's a way of understanding it.” ― Lloyd Alexander

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Mau Jadi "Musisi Kamar"? Inilah Alat-alat yang Kamu Perlukan!

25 Februari 2020   13:31 Diperbarui: 25 Februari 2020   13:35 4601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credits to @noromamusic on Instagram

"Musisi Kamar", atau "Bedroom Musician", adalah sebuah istilah yang kian ramai terdengar beberapa tahun belakangan ini. Beberapa musisi yang telah meraih kesuksesan global seperti Billie Eilish, Clairo, dan Mac DeMarco pun mengawali karirnya sebagai seorang musisi kamar. Istilah ini sendiri adalah sebutan bagi para musisi yang melakukan seluruh aktivitas produksi musiknya (menulis, merekam, mixing, dll) di dalam kenyamanan kamar tidurnya.

Hal ini pun dapat kamu lakukan dengan mudah, lho! Seiring perkembangan teknologi, kamu dapat mempelajari segala seluk beluk mengenai music production melalui handphone di genggaman tanganmu, di mana beribu video YouTube dan artikel mengenai music production sudah tersedia untuk kamu pelajari secara gratis.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin sharing sedikit pengetahuan saya mengenai alat-alat apa saja yang kamu butuhkan untuk dapat segera melakukan aktivitas produksi musik di kamarmu. Artikel ini ditujukan kepada kamu yang mungkin belum memiliki bayangan sama sekali mengenai perangkat-perangkat apa saja yang kamu perlukan untuk membangun setup recording di kamarmu, dan ingin informasi lebih mendetail mengenai fungsi masing-masing perangkat. Saya pun akan mencoba memberikan beberapa rekomendasi produk yang memilki bandrol harga yang cukup terjangkau.

1. PC/Laptop

Credits to @evgenyrosso on Instagram
Credits to @evgenyrosso on Instagram

Komputer adalah alat pertama yang wajib kamu miliki jika ingin mulai membangun setup home recording di kamarmu. Komputer/Laptop akan menjadi perangkat di mana kamu menjalankan program Digital Audio Workstation (DAW) untuk merekam, mengedit, dan juga memproses musikmu. Setiap DAW memiliki spesifikasi komputer minimum yang diperlukan agar kamu bisa menjalankan program dengan baik. Rekomendasi saya, komputermu minimal harus memiliki RAM berkapasitas 8GB dan Hard disk sebesar 512GB

Jika komputer kamu memiliki spesifikasi yang kurang dari rekomendasi di atas, janganlah dulu berkecil hati. Saya dulu melakukan aktivitas recording selama lebih dari 3 tahun dengan spek PC yang sangat rendah: RAM 4GB, Harddisk 500GB, Monitor 14 inch, dan Processor yang sudah sangat outdated. Intinya, selama kamu memiliki komputer dengan spek yang tidak terlalu ketinggalan zaman, cobalah gunakan untuk recording! Spek komputer yang tinggi tentu akan memperlancar kegiatan recording-mu, namun jangan biarkan data-data "on paper" jadi halangan kamu untuk berkreasi!

2. Digital Audio Workstation (DAW)

Credits to @gabe_thomson on Instagram
Credits to @gabe_thomson on Instagram

Digital Audio Workstation (DAW) adalah perangkat lunak (software) yang akan kamu gunakan untuk merekam, memproses, membuat, dan mengedit suara/audio. Beberapa contoh DAW yang digunakan oleh musisi-musisi di seluruh dunia antara lain Pro ToolsCubaseAbleton LiveNuendoFL Studio, dan Studio One. Masing-masing DAW memiliki beberapa versi yang menawarkan fitur-fitur yang berbeda dan fitur spesifik yang akan sangat berguna untuk kebutuhan tertentu. 

Bagi kamu yang masih pemula, rekomendasi saya adalah dengan menggunakan DAW Cubase atau Nuendo dari pabrikan Steinberg. Alasan saya atas rekomendasi tersebut adalah karena kedua software di atas merupakan software yang paling banyak digunakan di Indonesia. Selain itu, tutorial dalam bahasa Indonesia pun banyak terdapat di YouTube, sehingga kamu dapat terbantu untuk mempelajarinya dan segera mulai berkarya.

3. Audio Interface (Soundcard)

Audio Interface Focusrite Scarlett Solo 2nd Generetion (Credits to Focusrite)
Audio Interface Focusrite Scarlett Solo 2nd Generetion (Credits to Focusrite)

Audio Interface, atau lebih sering disebut Soundcard di Indonesia, adalah perangkat yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog (suara yang tidak berasal dari komputer) ke sinyal digital (file audio di komputer), dan juga sebaliknya. Audio Interface memiliki beberapa varian mengenai koneksi yang digunakan, yaitu via USB ataupun Firewire. Untuk budget yang minim, saya merekomendasikan Audio Interface yang memiliki konektivitas via USB (koneksi Firewire cenderung memiliki bandrol lebih mahal). Kamu bisa saja melakukan aktivitas recording tanpa menggunakan Audio Interface, namun kamu akan mengorbankan kualitas audio yang dihasilkan dan juga mendapatkan rasio signal-to-noise yang cenderung lebih tinggi.

Hal terpenting yang harus kamu perhatikan dalam memilih Audio Interface adalah jumlah input dan output yang tersedia (ditulis sebagai i/o). Secara singkatnya, maksud dari jumlah i/o ini adalah berkaitan dengan berapa jumlah sumber dan keluaran suara yang kamu inginkan dalam waktu yang bersamaan. 

Misal, jika kamu ingin merekam vokal & akustik gitar menggunakan 2 mic secara bersamaan untuk merekam live performance-mu, maka setidaknya kamu akan membutuhkan 2 mic input pada Audio Interface-mu (untuk mic vokal & mic akustik gitar). Namun, jika kamu hanya merekam satu sumber suara pada satu waktu, maka Audio Interface dengan 1 mic/instrument input pun akan cukup untuk keperluanmu. 

Input pada Audio Interface ini sendiri terdiri dari 3 macam: XLR, Instrument (1/4), dan MIDI. Input XLR akan kamu gunakan untuk input microphone, Input Instrument untuk direct-input (atau DI)  instrumen elektrik-mu  ke Interface menggunakan kabel 1/4, dan Input MIDI untuk input kabel MIDI-mu.

Mengenai jumlah keluaran suara, pada umumnya musisi kamar hanya membutuhkan 1 headphone output dan 1 speaker output yang sudah hampir pasti tersedia pada produk Audio Interface apapun. Namun, jika kamu membutuhkan keluaran suara dengan jumlah lebih, kamu tentu bisa mencari produk yang sesuai dengan kebutuhan-mu.

Ketika kamu membeli Audio Interface, biasanya kamu pun akan mendapat beberapa bundle software/plugin resmi secara gratis yang dapat membantu untuk proses kreatif bermusikmu. Tiap produk memberikan penawaran yang berbeda dan kamu dapat mencari tahu dengan cara menuju ke halaman resmi produk yang menarik minatmu. Berikut beberapa rekomendasi produk Audio Interface entry-level dari saya yang memiliki kualitas audio tinggi dengan harga yang masih cukup terjangkau, beserta beberapa fiturnya :

  • Focusrite Scarlett Solo (1 Mic Input, 1 Instrument Input, 1 Headphone Out, 1 Line/Speaker Out)
  • Steinberg UR12 (1 Mic Input, 1 Instrument Input, 1 Headphone Out, 1 Speaker Out)
  • M-Audio M-Track 2x2 (1 Mic Input, 1 Instrument Input, 1 Headphone Out, 1 Speaker Out)
  • Behringer UMC202HD (2 combo Mic & Instrument Input, 1 Headphone Out, 1 Speaker Out)
  • Alctron U16K MK3 (2 Combo Mic & Instrument Input, 1 Instrument Input, 1 RCA Input, 2 Headphone Out, 1 Speaker Out, Onboard Effects) 

Produk-produk di atas bisa kamu beli di kisaran 1 - 1,5 Juta Rupiah dan masing-masing produk tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Memilih Audio Interface adalah hal yang sangat penting bagi setup-mu, karena perangkat ini akan mempengaruhi kualitas suara/audio yang kamu hasilkan dalam proses recording.

4. Microphone

Credits to @bunkerstudio on Instagram
Credits to @bunkerstudio on Instagram
Microphone (Mic) adalah perangkat yang digunakan untuk merekam suara yang berasal dari sumber eksternal (contoh: vokal). Mic sendiri terdiri dari 3 tipe: Dynamic, Condenser, dan Ribbon (pita). Pada umumnya, tipe mic yang paling sering digunakan oleh musisi kamar adalah mic dynamic dan mic condenser. Secara simpelnya, perbedaan pada kedua tipe mic tersebut adalah karakter suara yang dihasilkan dan metodenya untuk "menangkap" suara. 

Mic dynamic memiliki karakter yang lebih terfokus, sedangkan mic condenser memiliki karakter yang lebih "sensitif". One is not better than the other, they're just different. Umumnya, mic dynamic digunakan untuk merekam sumber suara yang lebih keras (amplifier gitar, vokal scream, snare drum, dll), sedangkan mic condenser digunakan untuk sumber suara yang memerlukan lebih banyak detail (vokal clean, akustik gitar, dll). 

Namun, keterangan tersebut bukanlah sebuah peraturan mutlak. Sebagai contoh, Michael Jackson merekam vokal untuk album legendarisnya, Thriller, menggunakan sebuah mic dynamic (Shure SM7B). When it comes to music, there are no set-in-stone rules.

Pop Filter. Credits to @faroutideas on Instagram
Pop Filter. Credits to @faroutideas on Instagram

Jika kamu menggunakan mic untuk merekam vokal, sangat disarankan agar kamu menggunakan sebuah Pop Filter. Perangkat ini berfungsi untuk meredam suara konsonan yang bersifat letup (plosives) seperti konsonan p, t, dan j. Namun, anda tidak memerlukan pop filter yang mahal, lho. Berdasarkan pengalaman saya, menggunakan sebuah kaos kaki atau bahkan pensil pun dapat membantu meredam suara-suara plosive! Anda bisa googling tips-tips pop filter DIY ataupun juga menonton video di YouTube. Walaupun tidak se-efektif pop filter, kamu akan mendapat hasil yang mencukupi dengan metode DIY ini dan tentunya, lebih hemat!


Pada umumnya, mic menggunakan koneksi berupa kabel XLR. Memang di luar sana terdapat beberapa produk mic yang menawarkan fitur koneksi dalam bentuk USB, namun saya pribadi merasa bahwa kualitas audio yang dihasilkan oleh produk-produk tersebut masih belum memuaskan. Berikut beberapa rekomendasi mic (XLR) di bawah harga 1 juta yang menurut saya memiliki kualitas dan performa yang cukup tinggi :

Sekali lagi, produk-produk di atas hanyalah rekomendasi. Jika kamu tertarik atau telah memiliki mic yang harganya lebih murah, tidak ada salahnya kamu gunakan untuk aktivitas recording-mu! Ingat, yang lebih penting adalah kualitas karya, bukan kualitas perangkat yang kamu gunakan.

5. Studio Headphone

Credits to @dcsoundop on Instagram
Credits to @dcsoundop on Instagram

Studio headphone adalah tipe headphone yang secara spesifik dirancang untuk kebutuhan music production. Dibanding dengan tipe headphone lain, studio headphone cenderung memiliki karakter yang lebih "datar" tanpa ada empasis di frekuensi manapun. Karakteristik ini membuat studio headphone cocok menjadi perangkat untuk me-monitor suara-suara yang kamu rekam atau buat di DAW secara lebih akurat. 

Secara teknis, kamu bisa saja menggunakan headphone (bahkan earphone/headset) apapun untuk aktivitas recording, namun hasil yang kamu dengar tidak akan akurat dengan aslinya karena biasanya ekualisasi (EQ) pada tipe-tipe selain studio headphone sudah dimanipulasi untuk memaksimalkan listening experience penggunanya.

Studio headphone sendiri terdiri dari 3 tipe: closed back, open back, dan semi-open. Perbedaan dari ketiga headphone tersebut adalah pada ear cup masing masing tipe. Sesuai namanya, closed back berarti ear cup pada headphone tersebut bersifat solid, yang berarti suara akan lebih terisolasi tanpa ada "bocor" keluar pada saat kamu pakai. 

Di sisi lain, open-back dan semi-open headphone memiliki celah/lubang-lubang kecil pada ear cup-nya, sehingga suara akan terdengar lebih "lebar" dan kamu akan mendapat stereo image yang lebih baik pada saat menggunakannya. Sama seperti microphone, masing-masing tipe memiliki kekurangan dan kelebihan. Kamu hanya harus pintar memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan-mu.

Harga produk-produk studio headphone sangat beragam, mulai dari bawah 1 Juta Rupiah hingga lebih dari 5 Juta Rupiah. Mengingat artikel ini ditujukan pada kamu yang "hanya" ingin jadi musisi kamar, saya memasang harga maksimal 600 Ribu Rupiah untuk rekomendasi produk-produk studio headphone ini :

Jika kamu memiliki budget lebih, menurut saya studio headphone adalah salah satu aspek terpenting dari setup home recording yang pantas untuk lebih diperhatikan. Perbedaan yang akan kamu rasakan ketika menggunakan produk studio headphone murah dan produk studio headphone yang lebih mahal akan bagaikan langit dan bumi! Kamu akan mendengar hasil rekamanmu lebih jernih, detail, dan juga akurat. Hal ini pun akan sangat membantu untuk hasil akhir karyamu, karena kamu akan dapat melakukan proses mixing secara lebih baik.

6. Studio Monitor Speakers

Credits to @dj.giveaways on Instagram
Credits to @dj.giveaways on Instagram

Studio monitor speakers (atau studio monitor), adalah perangkat yang digunakan untuk mendengarkan suara yang telah/sedang kamu rekam di DAW. Serupa dengan studio headphone, studio monitor pun memiliki karakter yang lebih "datar" dibanding tipe speaker lainnya, sehingga suara/audio yang kamu dengarkan pun akan lebih akurat dengan aslinya.

Menurut (pendapat kontroversial) saya, studio monitor bukanlah sebuah hal yang wajib dimiliki pada sebuah setup home recording seorang musisi kamar. Seorang musisi kamar seringkali tidak bisa bermain musik dengan volume yang terlalu kencang, mungkin karena kamu masih tinggal bersama orang tua atau (seperti saya) kamu tinggal di sebuah kost/apartemen dan kamu tidak ingin mengganggu tetangga. 

Menggunakan studio monitor pada volume yang pelan menurut saya adalah suatu hal yang tidak efektif, karena kamu tidak akan menggunakan potensi perangkat tersebut secara maksimal. Selain itu, harga studio monitor terbilang cukup mahal dibanding dengan perangkat home recording lain. Untuk kebutuhan monitoring/mendengarkan selama aktivitas recording seorang musisi kamar, saya rasa menggunakan studio headphone pun sudah cukup. Selama bisa berhemat, kenapa tidak toh? *grin*

Terlepas dari pernyataan di atas, berikut beberapa rekomendasi saya untuk produk-produk studio monitor berkualitas dengan harga yang masih cukup terjangkau :

7. MIDI Controller

Credits to @mpkover on Instagram
Credits to @mpkover on Instagram

MIDI controller adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengirim sinyal MIDI (Musical Instrument Digital Interface) ke komputer kamu. MIDI controller ini tidak dapat menghasilkan suara sendiri, namun berfungsi untuk men-trigger suara digital di software/plugin yang kamu gunakan (contoh: software synthesizer, drum, dsb). Sinyal MIDI ini dapat kita kirim melalui beberapa cara dengan menggunakan MIDI controller, antara lain dengan piano key, pad, fader, button/tombol, dan knob pada controller-mu. 

MIDI controller sendiri sangat berguna bagi kamu yang ingin melakukan produksi musik elektronik dengan setup-mu. Beberapa produk MIDI controller pun sudah ter-bundle dengan plugin-plugin/software berkualitas audio tinggi  secara gratis, sehingga kamu tidak perlu pusing lagi mencari software/plugin untuk aktivitas recording-mu.

Berikut beberapa rekomendasi MIDI controller dari saya dengan harga di bawah 2 Juta Rupiah yang berkualitas dan beberapa fitur andalannya :

MIDI controller yang saya rekomendasikan di atas adalah tipe keyboard controller . Tipe MIDI controller yang tersedia di pasaran sendiri sangat beragam mulai dari controller pad, control surface, dll. Walaupun kamu tidak tertarik dengan produksi musik elektronik, MIDI controller ini akan tetap sangat berguna untuk efektivitas workflow kamu ketika recording. Jika kamu seperti saya, kamu mungkin adalah tipe orang yang cenderung malas untuk meng-klik mouse berulang kali ketika sedang recording untuk mengatur parameter-parameter di DAW atau plugin yang kamu gunakan. Sebagai musisi, kita terbiasa untuk melakukan aktivitas kita pada sebuah instrumen, bukan pada mouse. 

Dengan MIDI controller, kamu bisa mengontrol software dan plugin tanpa harus meraih mouse komputer kamu! Hal ini disebut dengan istilah MIDI Mapping, di mana kamu bisa memprogram MIDI controller-mu untuk mengatur parameter-parameter atau men-trigger komando tertentu yang kamu inginkan. 

Misalnya, dibanding meng-click and hold lalu menggeser-geser mouse untuk mengatur volume salah satu track pada DAW mixer, kamu bisa memprogram agar parameter volume track tersebut dapat diatur melalui salah satu fader atau knob MIDI controller kamu! Beberapa MIDI controller (salah satunya favorit saya, Native Instruments Komplete Kontrol M32) bahkan sudah memprogram Mapping ini secara otomatis. Tinggal colok USB, dan parameter-parameter di software kamu pun sudah bisa langsung diatur melalui MIDI Controller. Sungguh praktis!

8. Lainnya

Kabel/Jack. Maksud saya, pastikan bahwa kamu memiliki tipe kabel/jack yang sesuai dengan kebutuhan setup home recording-mu. Kabel XLR, 1/4, RCA, atau TRS, pastikan bahwa perangkat-perangkat ini sudah kamu miliki dan terjaga kondisinya (tak ada yang lebih annoying dibandingkan dengan kabel rusak saat kamu sedang recording). 

Stand Mic. Perangkat ini digunakan untuk menopang mic anda saat proses recording. Nuff said

Acoustic treatment/Peredaman suara? Menurut (lagi, pendapat kontroversial) saya, bukanlah hal yang wajib dilakukan oleh seorang musisi kamar. Tentu, peredaman suara secara profesional akan sangat membantu pada kualitas rekaman audio-mu, namun bukan berarti bahwa ruangan tanpa acoustic treatment tidak bisa sama sekali anda gunakan untuk recording

Jika level noise pada recording anda sangat mengganggu dan anda tidak ingin mengeluarkan uang untuk meredam kamar anda, tips DIY dari saya yang mungkin bisa anda terapkan adalah dengan menggunakan karpet, kasur, handuk, selimut, dan barang lain yang bisa digunakan untuk meredam refleksi suara di kamar anda. Saya pribadi selalu membentangkan selimut di belakang saya dan menutup pintu dengan kasur ketika saya merekam vokal. Memang hasilnya tidak akan sebaik dengan ruangan yang telah diredam secara profesional, namun cara ini juga tetap membantu lho!

-----------------------------------------------------------------------------------------

Demikian sedikit sharing pengetahuan dari saya bagi kamu yang tertarik untuk jadi seorang musisi kamar. Sebagai catatan, kamu tidak memerlukan semua perangkat di atas untuk dapat memulai aktivitas recording-mu. Pelajarilah fungsi dari masing-masing perangkat dengan baik dan tentukan perangkat mana yang sesuai dengan kebutuhan spesifik-mu. 

See you on the next article and Selamat berkarya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun