Mohon tunggu...
Rashad Adiwena Wiyasa
Rashad Adiwena Wiyasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relation Student

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Islam Menjaga Ketenangan Batin

14 Januari 2022   17:25 Diperbarui: 14 Januari 2022   17:35 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di hiruk pikuk kehidupan dunia, setiap manusia pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tidak ada manusia yang bisa lepas dari masalah. Resah dan gelisah selalu menyelimuti hati kita. Hal itu memunculkan stress dan rasa tidak tenang yang bisa menyebabkan berbagai penyakit mulai dari penyakit fisik sampai ke penyakit mental.

Masalah yang ada tidak akan selesai jika hanya di pikirkan tanpa dikerjakan. Semakin menumpuk akan semakin berat untuk diselesaikan. Terkadang masalah yang ada tidaklah berat tetapi pikiran kita sendiri yang membuat kita tidak bisa menyelesaikannya. Pikiran yang jernih dan batin yang tenang adalah kunci untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Definisi Komunikasi Islam

Dimulai dari pengertian komunikasi yang artinya kegiatan pertukaran informasi. Sedangkan komunikasi islam mempunyai artinya pertukaran informasi yang didasari dengan prinsip-prinsip syariah islam. Selain prinsip syariah, bisa juga pemberian pesan-pesan keislaman atau mudahnya berisi pesan dakwah.

Para pakar komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi tidak hanya bersifat informatif (agar orang lain mengerti dan paham), tapi juga persuasif (agar orang lain mau menerima ajaran atau informasi yang disampaikan, melakukan kegiatan atau perbuatan, dan lain-lain). Menurut Hovland, seperti yang dikutip oleh Onong U, bahwa berkomunikasi  bukan hanya terkait dengan penyampaian informasi, tapi juga bertujuan pembentukan  pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude).  

Ketengan batin menurut perspektif komunikasi islam


Setiap manusia yang beriman kepada Allah Ta’ala wajib meyakini bahwa sumber ketenangan hati yang hakiki adalah dengan berzikir kepada kepada Allah Ta’ala, membaca al-Qur’an, berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang maha Indah, dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya. Ini adalah bentuk kita sebagai hamba-Nya berkomunikasi langsung kepada pencipta kita.

Allah Ta’ala berfirman,

{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ}

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).

Artinya: dengan berzikir kepada Allah Ta’ala segala kegalauan dan kegundahan dalam hati mereka akan hilang dan berganti dengan kegembiraan dan kesenangan.

Bahkan tidak ada sesuatupun yang lebih besar mendatangkan ketentraman dan ketenangan hati manusia melebihi berzikir kepada Allah Ta’ala.

ulama salaf pernah berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”. Maka ada yang bertanya, “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?” Ulama ini menjawab, “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-nya

 

  • Membaca surat Al Fatihah sebanyak 7 kali.

Rasulullah SAW  pernah bersabda, “Demi Zat Yang Jiwaku ada di Tangan-Nya, Allah swt tidak menurunkan surat yang setara dengan surat Al Fatihah dalam Taurat, Injil, dan Zabur, bahkan dalam Al Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ini menandakan bahwa surat Al Fatihah adalah surat yang paling mulia dalam al-Qur`an. Perlu diketahui bahwa alasan membacanya 7 kali adalah karena Allah swt menyebutnya dengan istilah Assab’u al matsani atau 7 ayat yang diulang-ulang.

  • Membaca ayat Kursi yakni ayat 255 surat Al Baqarah
  • Ayat ini sangat penting sekali dalam proses penyembuhan. Allah SWT akan memelihara orang yang membacanya dari seluruh kejahatan, keburukan, dan penyakit. Kita disarankan untuk membacanya di waktu pagi dan sore.
  • Membaca dua ayat terakhr surat Al Baqarah yakni ayat 285-286
  • Rasulullah saw telah memberitakan bahwa barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah ini di suatu malam, maka Allah akan melindunginya dari berbagai keburukan, penyakit, rasa khawatir, dan gelisah.

  • Membaca surat Al-falaq, An-naas dan Al Ikhlas
  • Rasulullah bersabda, bahwa tidak ada sesuatu yang bisa melindungi seorang mukmin melebihi dari dua surat itu. Yakni, ketika seorang mukmin berlindung kepada Alla swt dan membaca tiga surat ini, maka Allah swt akan melindungi dan membentenginya dari berbagai keburukan penyakit.

  • Berkata baik atau lebih baik diam
  • Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia berkata baik atau diam” (HR Muslim). Hal ini dilakukan untuk menjaga perasaan sesama manusia. Jika semua orang hanya mengeluarkan kata-kata yang baik, maka perasaan semua orang akan senang dan mental semua orang akan tenang.

Dengan seluruh bentuk komunikasi dengan sang pencipta tersebut, manusia bisa memiliki ketenangan batin serta terhindar dari penyakit-penyakit. Selain itu bentuk komunikasi ini juga kepada sesama manusia. Dengan hati yang tenang kita bisa menyelesaikan segala permasalahan yang ada dengan efektif, bukannya menyelesaikan masalah dengan membuat masalah baru. Tingkat kebebasan manusia tertinggi adalah dapat menjalani hari-hati dengan hati yang tenang. Dengan itu rasa syukur kepada sang pencipta harus lebih meningkat.

Rashad Adiwena Wiyasa 

2006015385

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 

Program Studi Ilmu Komunikasi 

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun