Cina daratan menawarkan banyak destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Namun banyak hal yang membuat orang enggan untuk menyambanginya dikarenakan hal itu dianggap tidak sesuai dengan budaya di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman saya menyambangi Cina beberapa waktu lalu, ada beberapa hal yang perlu untuk diketahui pada saat merencanakan travel ke Cina daratan.
Bahasa Inggris dan tulisan latin tidak banyak digunakan
Cina merupakan salah satu negara yang tidak terlalu ramah dengan turis mengingat bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional digunakan dalam skala terbatas. Kota di Cina yang cukup ramah dengan bahasa Inggris adalah Shanghai. Selain Shanghai, bahasa Inggris jarang sekali digunakan.
Maka hal yang perlu disiapkan adalah aplikasi translate dari bahasa Inggris ke bahasa Cina ( Mandarin ). Tulisan yang banyak dipakai pun dalam bahasa Ping Yin. Sehingga tidak salah jika kita persiapkan semua tujuan kita dalam tulisan Cina. Ini akan lebih mempermudah apabila kita hendak menanyakan destinasi di Cina.
Pengalaman saya, beberapa kosakata umum dan penting lebih baik dipersiapkan dalam aksara cina. Untuk kosakata yang banyak digunakan, ada baiknya anda menghapalkannya sehingga tidak terlalu sulit jika tersesat.
Bahasa Tubuh dan visual sangat berguna
Mengingat bahasa menjadi kendala, maka bahasa tubuh sangat disarankan dalam keadaan darurat. Biasanya penduduk cina cukup ramah jika kita menggunakan bahasa tubuh yang dimengerti oleh mereka.
Pada saat saya ke Cina, saya melakukan preparation dengan mencetak banyak gambar terutama gambar makanan sehingga mudah untuk disampaikan pada saat hendak makan di restoran. Dan hal ini ternyata sangat berguna sekali. Dan jika anda tidak sempat melakukannya sebelum berangkat ke Cina, maka anda dapat mem-foto gedung ataupun makanan pada saat tiba di Cina.
Mengingat saya tidak memakan daging babi dan hanya mencari makanan halal, maka pada saat saya menemukan restoran halal, saya langsung membuat foto makanan saya dan foto ini berguna pada saat saya hendak makan di tempat lain.
Keterbatasan Akses Alamat di Internet
Ya, internet menjadi hal yang sangat penting pada saat traveling. Di Cina, internet dapat dengan mudah didapatkan. Namun yang menjadi kendala adalah beberapa domain di block oleh pemerintah cina. Diantaranya adalah google, facebook, instagram, youtube dan twitter. Kecuali anda sudah mendaftarkan internet internasional sebelum bepergian, maka hal ini tidak menjadi masalah.
Nah ada beberapa trik sehingga kita tidak terlalu mati gaya pada saat di Cina. Gunakan “UC browser’ pada saat hendak melakukan searching sesuatu. Pastikan bahwa UC browser anda terhubung bukan dengan google, anda dapat menggantinya dengan ‘Bing’. Dan cara ini terbukti efektif digunakan.
Bagi yang suka eksis di Instagram, maka lupakan instagram sejenak pada saat ke Cina. Social media yang masih bisa digunakan adalah Path. Jadi jika hendak narsis, maka gunakan lah social media ini.
Sedangkan untuk chat social media, whatsapp dan Line masih dapat digunakan. Untuk Youtube tidak dapat digunakan. Cina membuat aplikasi sendiri untuk memfasilitasi penduduknya yaitu dengan ‘wechat’ dan ‘youku’. Kontennya sama hanya sebagian besar dalam bahasa cina.
Dikarenakan banyaknya mall, maka untuk berselancar di dunia maya dapat juga menggunakan wifi gratis yang biasanya terdapat di café, stasiun antar propinsi ataupun bandara.
Transportasi yang mudah digunakan
Moda transportasi yang sangat mudah digunakan adalah menggunakan subway. Stasiun penghubung sangat mudah diketahui dan jumlah pintu keluar ( exit ) tidak terlalu banyak. Namun jangan heran jika setiap akan masuk stasiun ada pemeriksaan x-ray. Memang agak ribet namun hal ini ternyata sangat umum di Cina. Sehingga selalu alokasikan waktu untuk pemeriksaan tas pada saat menggunakan subway.
Transportasi mudah lainnya adalah dengan menggunakan bus. Namun semua halte pemberhentian diinformasikan dalam bahasa mandarin. Jika anda mengerti sedikit bahasa mandarin serta hapal tempat pemberhentian, maka saya sarankan menggunakan bus. Lebih hemat biaya, hemat waktu ( tidak perlu naik turun tangga ) dan juga dapat melihat kota.
Sedangkan untuk transportasi antar propinsi dapat menggunakan pesawat maupun kereta api. Banyak situs yang menawarkan pemesanan online. Sehingga pada saat tiba di Cina hanya perlu untuk melakukan print tiket di counter tiket stasiun.
Pengalaman menarik saya adalah pada saat menaiki kereta api jenis sleeper dari Beijing ke Xian. Kereta api ini terdiri atas gerbong yang berisi tempat tidur. Mengingat ini adalah kereta malam, maka pada saat pukul 10 malam, semua lampu dipadamkan dan penumpang diharapkan untuk tidur di tempat yang telah dipesan. Anda boleh mencoba sensasi naik kereta ini. Rasanya sangat luar biasa.
Budaya ke Toilet yang tidak bersih
Hampir sebagian besar turis enggan ke Cina dikarenakan hal ini. Ya, memang toilet yang ada di Cina cenderung kotor dan jorok. Bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan toilet yang bersih, maka hal ini menjadi kendala. Kebanyakan orang keluar masuk toilet umum dengan tidak menyiram toilet. Sehingga bau pesing dapat ditemui pada saat mendekati toilet umum.
Saran saya jika ke Cina, gunakanlah toilet hotel atau jika memang terdesak gunakan toilet mall yang besar. Biasanya sedikit lebih bersih. Dan selalu bawa tisu basah untuk antisipasi tidak ada air dalam toilet. Toilet umum banyak bertebaran, namun jangan harap anda menemukan toilet yang bersih.
Khusus untuk toilet di Great Wall melalui Mutianyu, toilet umum yang tersedia cukup bersih dan wangi. Hal ini mungkin dikarenakan tidak terlalu banyak orang yang datang ke sini. Sedangkan jika membandingkan antara Beijing dan Shanghai, toilet di Shanghai jauh lebih bersih dan lebih banyak.
Sebagai muslim, masjid dapat dijadikan alternatif mendapatkan toilet bersih. Khusus untuk di Shanghai, Fuyou Road Mosque menyediakan tempat wudhu serta yang bersih dan terjaga.
Penipuan di tempat wisata
Mengingat banyaknya tur yang bertebaran di cina, maka hati-hatilah pada penipuan di temoat wisata. Bahasa menjadi salah satu bahan untuk penipuan yang dilakukan kepada turis. Salah satunya adalah pada saat ke Great Wall. Banyak sekali penipuan yang dilakukan oleh calo. Biasanya modusnya murah pada saat hendak mengantar, namun kemudian mereka bekerja sama dengan pihak hotel ataupun counter tiket untuk menipu turis.
Hal mudah yang dapat dilakukan adalah menggunakan jasa tur dari hotel, namun harganya cukup mahal. Namun jika seperti saya yang tidak punya budget besar, maka anda dapat melakukannya sendiri tapi perlu diingat anda harus sudah tau spot wisata. Dan selalu tolak calo guide tur pada saat di tempat wisata.
Makanan Halal tidak terlalu sulit ditemukan
Sebagai muslim, maka makanan menjadi prioritas utama. Banyak restoran berlabel halal di cina. Cirinya adalah warna restoran yang hijau dan tertera label halal di depan restoran. Harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal, bahkan banyak pula pembeli dari kalangan non muslim.
Kendalanya mungkin menu yang ditawarkan pada saat masuk restoran tidak tertulis dalam tulisan latin. Namun jangan khawatir, anda dapat memilih berdasarkan gambar yang tertera di restoran. Untuk kosakata umum, seperti noodle, chiken, beef ataupun egg, pemilik masih dapat memahaminya.
Bahkan di Shanghai, tepatnya di Yuyuan Market, terdapat satu restoran halal yang ramai didatangi pengunjung baik muslim maupun non muslim.
Nah, hal-hal diatas mungkin dapat menjadi referensi pada saat hendak traveling ke Cina. Jadi tidak perlu enggan untuk datang ke Cina.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI