Mohon tunggu...
Ra RuNias Production
Ra RuNias Production Mohon Tunggu... Lainnya - Suka membaca

Senang dengan cerita dan perjalanan menggunakan bus.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dani Gadis Desaku (12)

16 September 2021   00:15 Diperbarui: 23 Oktober 2021   13:48 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sibuk dengan aktifitasnya (Dokpri)

Cerita Sebelumnya Edisi 1

Cerita Sebelumnya Edisi 11

Jam 18.00 bus Raya kelas Super Top mulai datang dari garasi ke terminal solo, aku menghampiri bus tersebut dan ternyata crew yang bertugas malam ini adalah Pak Miyanto dan Pak Parno dengan kernet Lek Mul. Aku sudah akrab dengan mereka, karena sering hunting bus di garasi Raya di Pulo Gadung. 

Kadang ngobrol dengan mereka sampai menjelang mereka berangkat. Jadi kepulanganku kali ini dengan Bus Raya dan crew yang sudah akrab denganku. Tapi memang semua crew raya ramah-ramah karena kami juga sering ngobrol bareng saat Kopdar.

Selepas aku shalat maghrib aku menuju bus dan mulai merebahkan badanku yang sudah mulai lelah, karena perjalanan dari desaku dan juga masih galau pikiranku karena belum ada kabar dari Dani. 

Sebentar-sebentar aku melihat gawaiku, kalau saja ada pesan atau telpon masuk dari Dani. Sampai bus berjalan meninggalkan terminal pukul 19.00 pun tidak ada tanda-tanda pesan masuk dari Dani. Dan akhirnya akupun terlelap tidur saat bus mulai berjalan.

Terbangun saat ada getaran di sakuku, ternyata ada telpon masuk dan kutengok jam menunjukkan pukul 22.10 bbwi. Ternyata telpon dari Dani, segera saja aku angkat telpon tersebut dan menggunakan headseat agar tidak menggangu penumpang yang lainnya. Ada rasa senang menerima telpon darinya, karena sejak sore menunggu kabar dari Dani tidak kunjung datang. 

Dani meminta maaf karena baru menelpon aku, dia bercerita kalau sudah berbicara dengan kedua orang tuanya perihal aku yang mencintai dia. Dag dig dug aku menunggu jawaban dari Dani, dia sengaja mengulur waktu sambil menghela nafas panjang, karena begitulah Dani selalu menunggu moment yang tepat untuk mengabarkannya. 

Dia mengatakan kalau pada dasarnya orang tuanya tidak menolak hubungan kita, tetapi masih harus saling memahami satu sama lain, karena Dani adalah anak semata wayangnya dan tidak ingin Dani sedih karena salah memilih pendamping. 

Setidaknya ada secercah harapan, walaupun belum ada kepastian tapi bukan penolakan dari kedua orang tuanya untuk menerima aku. Kedua orang tua Dani menyerahkan sepenuhnya kepada kami berdua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun