Mohon tunggu...
Ra RuNias Production
Ra RuNias Production Mohon Tunggu... Lainnya - Suka membaca

Senang dengan cerita dan perjalanan menggunakan bus.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dani Gadis Desaku (1)

3 September 2021   11:18 Diperbarui: 23 Oktober 2021   14:24 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alam Pedesaan (Dokpri)

Tahun 1997 untuk pertama kali aku berjumpa dengan Dani, demikian aku memanggilnya. Memang namanya seperti nama laki-laki, mungkin orang tua nya menginginkan anak laki-laki saat menunggu kehadirannya. Nama lengkapnya adalah Sri Mardani seorang gadis desa yang lugu dan lincah. Saat itu musim liburan sekolah dan seperti biasa ayahku akan mengajak aku berlibur ke rumah nenekku. Sangat antusias aku mengunjungi rumah nenekku, karena serasa tenang ketika kita ada di lingkup pedesaan. Suasana yang senyap dan sunyi tanpa kebisingan kendaraan bermotor, membuat aku betah jika diajak berlibur ke rumah nenek. Aku mengenalnya sejak dia berusia 7 tahun. Karena kami seumuran sehingga tidak menyulitkan kami untuk bermain bersama.

Diluar dari kecantikkannya ternyata dia gadis yang energik, sangat gesit dan piawai bermain dengan teman sebayanya. Tidak perduli teman laki-laki atau teman perempuan, karena kami bermain bersama. Sejak pertemuan pertama di liburan tahun itu, aku sangat menyukainya. Aku selalu menantikan moment untuk bisa bermain bersama. Sehingga momentum libur sekolah adalah saat yang selalu aku tunggu. Hampir setiap tahun kami bermain dan bertemu di waktu liburan sekolah.

Aku tetap bersekolah di Jakarta dan dia bersekolah di desa. Selepas SLTA kami sudah sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga kami sudah jarang bertemu. Saya harus bekerja tanpa melanjutkan kuliah karena terbentur masalah ekonomi. Dan dia pun juga tidak kuliah, dia lebih memilih tetap di desa membantu usaha ayahnya sebagai pengusaha transportasi. Ayah Dani merupakan pengusaha, nama usahanya Hasil Besi, dia membuat baut dari biji besi yang di tempa. Tapi lambat laun usahanya mulai surut karena banyak pesaing dari industri besar. Akhirnya ayahnya beralih bisnisnya ke bisnis transportasi. Beliau membeli sebuah minibus untuk mengangkut penumpang dari desa kami ke kota kabupaten. 

Karena jarak desa ke kabupaten lumayan jauh sekitar 40 km, sehingga transportasi ini lumayan banyak membantu warga yang ingin ke kabupaten. Banyak urusan yang di selesaikan di kabupaten, mulai dari berbelanja kebutuhan sampai urusan administratif. Karena desa kami yang terpencil sehingga segala kebutuhan pokok pun sulit didapatkan. Warga hanya mengandalkan hasil dari kebun untuk kehidupan sehari-hari.

Dani kecil sekarang sudah tumbuh menjadi gadis desa yang cantik, dengan kulit putih dan wajah oval, menambah ke cantikkan dirinya, apalagi ketika menggunakan kain dan baju kebaya, tampak anggun khas gadis desa. Dia menjadi primadona di desa kami, kecantikkannya terdengar juga sampai ke telinga aku. Ada rasa penasaran juga ingin berjumpa dengannya, karena sudah lama tidak bertemu. Akupun mencari waktu untuk bisa bertemu dengannya. Akhir pekan ini merupakan waktu yang aku tunggu-tunggu, karena aku akan berkunjung ke desaku dan tentunya akan aku atur juga untuk bisa bertemu dengannya.

Jum'at sore, aku bergegas pulang dan meninggalkan rutinitasku sebagai pekerja di bilangan Jakarta Utara. Sampai di rumah aku langsung mandi dan mempersiapkan pakaian ganti untuk kepergianku kali ini. Jadwal bus ku jam 19.00 dari garasi bus di Pulo Gadung. Masih ada waktu untuk menikmati makan malam di rumah. Ibuku sudah menyiapkan makan malamku, bergegas aku menikmatinya, karena selepas makan aku harus berangkat. Pukul 18.30 aku segera berangkat menuju ke garasi bus di Pulo Gadung.

Cerita Selanjutnya Edisi 2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun