Mohon tunggu...
Rahmatillah
Rahmatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - A psychology student

Menulis dan membaca sesuatu yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Election Stress Disorder di Era Pemilu, Yuk Kenali Lebih Jauh!

15 Februari 2024   12:15 Diperbarui: 15 Februari 2024   14:20 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Freepik.com

Februari ini, Indonesia berada di riuh pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden serta calon legislatif. Di awal tahun 2024 telah banyak terdapat fenomena persaingan ketat di kalangan masyarakat mengenai siapa yang akan menjadi pemimpin masa depan. Persaingan ini bukan hanya terjadi antar paslon, tetapi terjadi juga diantara pendukungnya. Tidak jarang terlihat perdebatan di antara para pendukung mengenai siapa yang paling unggul. 

Di balik persaingan yang tak terelakkan, tentu ada rasa cemas dan khawatir tentang pemilihan pemimpin negara. Karena pemimpin akan menentukan bagaimana masa depan dari negara itu sendiri. Jika pemimpin bijaksana bisa membangun negeri, sebaliknya pemimpin yang tidak bijaksana bisa menghancurkan sebuah negeri. Sebagai rakyat, kita tentu harus berhati-hati dalam memilih siapa yang paling pantas untuk memegang tonggak kepemimpinan. 

Fenomena pemilu yang semakin memanas ini bisa menimbulkan dampak terhadap kesehatan mental. Salah satunya adalah Election Stress Disorder. Apa sih Election Stress Disorder ini? Yuk, kenali lebih jauh. 

Apa itu Election Stress Disorder?

Menurut American Psychological Association , Election Stress Disorder terjadi ketika pemilih merasa takut atau cemas terhadap pemilu mendatang.

Election Stress Disorder pertama kali dikemukakan oleh psikolog Steven Stony, PhD. pada tahun 2016. Stony menggunakan istilah Election Stress Disorder dalam sebuah artikel untuk The Washington Post. Di dalam artikel tersebut ia menuliskan kewalahannya menangani pasien selama siklus pemilu 2016.

Perlu diingat bahwa Election Stress Disorder bukanlah diagnosis medis. Namun siapapun bisa mengalami Election Stress Disorder karena fenomena yang tengah terjadi saat ini. Bisa dikatakan bahwa Election Stress Disorder bisa ditimbulkan oleh fenomena pemilu yang sedang berlangsung. 

Seperti yang dikatakan oleh Dr. Robert Bright, seorang psikiater Mayo Clinic. Election Stress Disorder bukanlah diagnosis ilmiah, tetapi konsepnya nyata. Ini adalah pengalaman kecemasan yang luar biasa yang dapat terwujud dalam berbagai cara.

Menurut Dr.Bright, Election Stress Disorder bisa timbul karena adanya paparan antara kita dengan berita-berita tentang pemilu yang begitu intens. Paparan berita ini bisa berasal dari televisi maupun media sosial. Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut bisa membuat seseorang cemas, mengalami kegelisahan, kesulitan tidur, masalah pencernaan, sakit kepala dan rasa tidak nyaman. Walaupun mengkhawatirkan sesuatu adalah hal yang wajar, tetapi sesuatu yang berlebihan tentu akan membawa masalah. 

Lantas, bagaimana cara menangani Election Stress Disorder? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun