Masih merasakan perubahan suhu yang drastis atau yang lazim disebut " Musim Bediding"? Sepertinya untuk Kota Palembang dan sekitarnya, suhu udara masih terasa dingin di malam hari dan pagi hari, sementara di siang hari terasa panas terik.Â
Sebagian mungkin masih bingung menghadapi kondisi ini, apa yang harus dilakukan agar badan tetap fit. Pasalnya perubahan suhu udara seperti ini bisa berdampak pada kesehatan, terutama bagi yang tubuhnya tidak mudah beradaptasi.Â
Jika sering menonton film-film Barat tempo dulu, sering kali ada perapian yang terbuat dari batu, bata atau logam dan dirancang untuk menempakan api.Â
Nah perapian ini dibuat untuk membuat suasana hangat dan nyaman dalam ruang, biasanya perapian ditempat di ruang keluarga dimana seluruh anggota keluarga sering berkumpul.Â
Sebenarnya konsep ini sudah dilakukan nenek moyang, sejak zaman dulu. Mungkin karena negara ini tidak ada musim dingin sehingga tidak dibuat permanen di rumah-rumah.Â
Orang-orang dulu biasanya membuat perapian untuk menghangatkan badan setelah menggarap sawah atau membuat perapian di bawah pondok sawah ketika turun hujan.Â
Caranya sangat sederhana, beberapa potong kayu bakar ditumpuk sedemikian rupa dan kemudian disulut dengan korek api. Kayu akan terbakar dan mengeluarkan udara panas.Â
Orang-orang dulu akan mendekatkan tangan atau kakinya ke arah api agar udara panas semakin terasa dan menjalar ke seluruh tubuh. Tapi tidak sampai menyentuh api, karena bisa terbakar.Â
Aktivitas ini oleh warga Sumatera Selatan, terutama yang masih tinggal di pedesaan disebut "Bediang".Â
Orang-orang tua di desa-desa biasanya akan tinggal di pondok sawah untuk beberapa saat, seperti menjelang panen agar padinya tidak diganggu hama babi.Â
Bisa juga karena ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan, seperti musim tanam. Mereka akan tinggal di pondok dengan fasilitas yang kurang dan udara dingin di malam dan pagi hari akan sangat terasa.Â
Udara di sawah tentunya akan terasa lebih dingin, karena masih banyak hutan. Pada saat inilah mereka akan membuat perapian dan "Bediang" agar badan terasa hangat.Â
Membuat aktivitas Bediang lebih menyenangkan, orang-orang dulu akan memasak air dan membuat secangkir kopi. Tidak lupa ada ubi atau singkong rebus atau dibakar di perapian tadi.Â
Hemm, pastinya badan akan lebih cepat panas setelah menghirup kopi hitam dan menyantap ubi bakar.Â
Bagi orang-orang modern sekarang ini terutama yang tinggal di perkotaan tentu tidak mudah untuk mendapatkan kehangatan dari aktivitas "Bediang". Iya gak?
Ya, karena masih ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghangatkan badan ketika udara terasa dingin. Dikutip dari laman hellosehat.com berikut di antaranya:
- Mengkonsumsi makanan pedas dan berlemak
- Penuhi asupan zat besi
- Minum lebih banyak air
- Jaga tubuh tetap kering
- Gunakan pakaian tertutup
- Mandi atau berendam air hangat
- Aktif bergerakÂ
- Latihan pernapasan
Nah, jika memang tidak memungkinkan membuat perapian lantaran terbatasnya tempat atau tidak adanya kayu bakar, delapan cara ini masih bisa dilakukan.Â
Atau kalau mau mencoba membuat perapian untuk Bediang boleh juga, sekaligus bernostalgia atau sekedar merasakan kehangatkan dengan versi berbeda.Â
Ambil beberapa kayu yang sudah tidak digunakan lagi, bisa juga ditambahkan kardus atau kertas yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi, bawa ke halaman depan rumah dan buat api unggun kecil-kecilan.Â
Supaya lebih menyenangkan, libatkan semua anggota keluarga agar suasana menjadi lebih hangat. HeheheheheÂ
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI