Mohon tunggu...
Rany Z. Nasution
Rany Z. Nasution Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Kucing

Blogger-Traveler-Food Hunter

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berhenti Overthinking dan Hindari Quarter Life Crisis

18 April 2021   22:28 Diperbarui: 18 April 2021   23:12 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Engin Akyurt from https://www.pexels.com/

Pemikiran berlebihan atau overthinking merupakan masalah yang banyak dialami oleh anak muda, terutama mereka yang baru mengalami quarter life crisis. 

Quarter life crisis adalah kondisi dimana manusia merasa tidak tahu akan arah dan tujuan hidupnya. Tidak heran jika hal ini menjadi pemicu utama overthinking. 

Umumnya quarter live crisis ini dialami oleh mereka yang berusia 18-30 tahun. Saat quarter life crisis terjadi, seseorang akan merasa sangat khawatir akan kehidupannya dimasa depan, baik itu soal percintaan, karir, relasi dan hubungan sosialnya. Menariknya, ternyata quarter life crisis, verthinking, serta apa yang akan benar-benar terjadi di masa depan memiliki hubungan yang sangat erat dan tentu saja saling mempengaruhi.

Dr. Bruce H. Lipton, seorang ahli biologi dari Amerika Serikat mengatakan bahwa 95 persen kehidupan manusia berasal dari alam bawah sadar. Ini berarti, alam bawah sadar manusia memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar terhadap alam sadar sehingga dapat mempengaruhi banyak hal yang terjadi dalam kehidupan. 

Overthinking saat quarter life crisis membuat kita selalu memikirkan segala sesuatu yang negatif secara berlebihan. Hal ini berarti kita sedang mengirim sinyal dari pikiran bawah sadar ke pikiran sadar kita bahwa hal-hal negatif yang kita pikirkan akan seketika terjadi. Seperti misal kita khawatir tentang karir dan selalu memikirkan bahwa akan sangat susah mendapatkan pekerjaan di zaman sekarang secara terus menerus, maka kesulitan akan mendapatkan pekerjaan akan benar-benar terjadi. Sesuatu yang mungkin tidak akan terjadi, akan benar-benar terjadi karena pikiran bawah sadar kita mengirimkan sinyal ke pikiran sadar tentang hal tersebut. Hal ini tentuu saja meningkatkan peluang akan terwujudnya kejadian tersebut dibanding jika kita tidak pernah memikirkannya.

Namun, ada sisi positif dari hal ini. Fakta bahwa 95 persen kehidupan kita dipengaruhi oelh alam bawah sadar tidak selalu menimbulkan masalah, akan tetapi, ini bisa menjadi solusi dari permasalahan quarter life crisis. Jika quarter life crisis mempengaruhi overthinking dan overthinking membuat dapat membuat hal-hal negatif benar-benar terjadi, yang harus dilakukan adalah mengganti overthinking dengan berpikir positif. 

Hukum yang sama akan terjadi disini dimana kejadian dan hal-hal positif yang kita pikirkan akan dikirim oleh pikiran bawah sadar kita ke alam sadar dan membuatnya akan benar-benar terjadi. Setidaknya, peluang hal-hal positif yang kita pikirkan akan terjadi menjadi lebih besar dibanding jika kita tidak pernah memikirkannya sama sekali. 

Minimal, hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan kita menghabiskan waktu untuk overthinking dan mengkhawatirkan banyak hal. Hal ini entu saja akan mempengaruhi kualitas hidup kita. Dari kita yang sebelumnya pemurung menjadi periang, lebih bergairah melakukan banyak hal serta menjadi lebih produktif.

Tentu saja segala sesuatu yang kita harapkan akan terjadi, tidak boleh berhenti hanya kita pikirkan, namun harus kita usahakan pula. Hal ini akan lebih mudah tercapai dengan alam bawah sadar yang mengirimkan sinyal-sinyal baik ke alam sadar kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun