Mohon tunggu...
Rant Guswandi
Rant Guswandi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia jurusan Administrasi Perpajakan angkatan 2011, Ketua Forum Alumni Rohis SMAN 110 Jakarta utara, Kerja sebagai web admin dan memiliki passion di bidang menulis berbaga konten

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hunting Kamera Demi Narsis di Cappadocia

10 Desember 2016   15:21 Diperbarui: 11 Desember 2016   06:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Teman di Hagia Sophia

“Eh, Rant. Kalau beneran mau ke Istanbul, jangan lupa ke Cappadocia. Dijamin nggak akan nyesel.”

Mendengar cerita temanku yang satu ini mengenai kisah travelling-nya memang selalu menarik. Mungkin karena dulu waktu di kampus, bakat story telling-nya cukup menonjol diantara teman-teman sesama penyiar radio kampus lainnya. Jadi pembawaannya buat orang susah berpaling.

Dokumentasi Pribadi Teman di Hagia Sophia
Dokumentasi Pribadi Teman di Hagia Sophia
Aku memang berencana untuk mengunjungi negeri yang terkenal dengan kebabnya itu di pertengahan 2017. Kenapa harus Turki? Kenapa bukan ke Prancis, Spanyol, Italia atau negara-negara Eropa lainnya yang sering dikunjungi dan diakui keindahannya? Alasannya simpel, karena terinspirasi dengan Novel Karya Hanum Salsabiela yaitu 99 cahaya di langit Eropa, yang isinya menguak tentang sejarah peradaban islam di eropa, dan menurutku sendiri, Turki adalah tempat wisata yang nggak kalah sama Prancis atau Italia. Alasan lainnya, karena biayanya lebih terjangkau dibandingkan negara eropa lainnya.

Awalnya aku hanya ingin mengunjungi beberapa tempat saja di Turki, khususnya tempat-tempat yang bersejarah seperti Blue Mosque atau Masjid biru yang sekarang sudah menjadi museum yang menyimpan banyak sejarah dan Hagia Sophia yang menjadi ikon kota Istanbul dan merupakan sebuah museum yang megah nan indah. Namun tidak ada salahnya untuk menambah waktu liburan untuk menikmati sensasi Cappadocia di atas ketinggian hingga 1000 meter dengan balon udara. Walaupun jarak antara Istanbul ke Cappadocia memakan waktu lebih dari 7 jam dengan menggunakan bis.

Persiapan Menuju Istanbul dan Cappadocia

Merencanakan sebuah perjalanan baik itu di dalam apalagi di luar negeri memang butuh persiapan yang matang. Hal yang paling mendasar dari semuanya adalah biaya. Aku menyukai travelling saat masih kuliah dari tahun 2011 hingga lulus tahun 2015, tentunya dengan ala backpacker yang seadanya dan bersama teman-teman. Dan saat aku mulai berkarir di dunia profesional, aku mulai bertekad untuk menyisihkan sekitar 40% penghasilan dari gaji tiap bulan maupun hasil dari bekerja sebagai freelancer dari tahun 2015 sampai sekarang.

Selanjutnya adalah riset tentang tempat tujuan wisata. Ternyata tidak sedikit Travel blogger di Indonesia yang mengulas perjalanan mereka ke Turki dengan cukup rinci. Mulai dari tiket pesawat, akomodasi, seperti penginapan, rute perjalanan, tempat makan yang recommended, Baazar murah dan sebagainya. Riset ini terbilang cukup penting agar tujuan kita berwisata terukur dengan jelas, karena perjalanan kali ini saya tempuh sendiri dengan alias ala backpacker. Lain halnya kalau kita pakai jasa Tour and Travel yang nggak perlu pusing untuk memikirkan tiket dan akomodasi, karena sudah ada yang guide perjalanan kita.

Persiapan yang kedua adalah administrasi, yaitu paspor. Nah ini yang paling ribet menurutku. Karena untuk mengurusnya aku perlu menghabiskan waktu 2 hari pada jam kerja untuk mengurus semuanya. Karena terdapat masalah saat registrasi dan ramainya antrian di Kantor imigrasi. Walaupun pada saat itu hal tersebut bukanlah suatu yang mendesak, namun kalau tidak segera diurus, akan repot sendiri nantinya.

At last but not least, yang tak kalah penting dari semuanya adalah membeli suatu alat untuk mendokumentasikan perjalanan wisata ke Istanbul dan Cappadocia, yaitu sebuah kamera DSLR yang fungsinya adalah untuk medokumentasikan perjalanan selama berada di sana.

Hunting Kamera di Electornic City

Electronic City Mall Artha Gading
Electronic City Mall Artha Gading
Tepat tanggal 4 Desember 2016, aku berkunjung ke Electronic City yang ada di Mall Artha Gading, Kelapa Gading Jakarta Utara untuk membeli kamera DSLR. Selain untuk merekam perjalananku ke Cappadocia dan Istanbul serta perjalanan wisata kecil lainnya di dalam negeri, aku membutuhkan kamera tersebut untuk kepentingan lainnya yang sifatnya insidensial, seperti acara keluarga, acara organisasi,event perusahaan dan lain-lain.

Dalam memilih sebuah kamera DSLR, akuberdiskusi dengan teman satu kantor yang hobi fotografi untuk memilih kameramana yang cocok untuk pemula sepertiku. Yang aku tahu ada dua brand kamera DSLR yang paling sering dipakai oleh banyak orang, yaitu Canon dan Nikon. Berdasarkan rekomendasi dari temanku dan hasil riset kecil-kecilan yang kulakukan dari internet mengenai kedua merk tersebut, akhirnya pilihan hatiku jatuh pada Kamera Nikon.

Aku mulai mencari tahu dan membandingkan beberapa tipe kamera Nikon yang sesuai dengan kebutuhanku di Electronic City. Aku dibantu oleh Sales counter Electronic City, sambil kucoba satu persatu kamera yang dipajang di cabinet toko. Dengan sabardan penuh keramahan, Ia menjelaskan secara detail satu per satu tentang produk DSLR Nikon yang tersedia di toko. Dan akhirnya, aku pun membeli Kamera Nikon D3400. Kata abang sales counter-nya,itu keluaran terbaru dan dari spesifikasinya pun sesuai dengan harapan, yaitu besarnya daya tahan baterai yang cukup lama hingga 700 jepretan, lalu lensa yang digunakannya lebih tajam dan fokus dan yang lebih penting lagi adalah fitur Snapbridge-nya, yaitu kemampuan dalam mengirim foto ke handphone melalui Buetooth, sehingga tidak perlu repot untuk memindahkan file secara manual di dalam handphone maupun laptop. Dengan begitu, kita bisa eksis di sosial media dengan cepat dan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun