Mohon tunggu...
Pengembaraan Argonauts
Pengembaraan Argonauts Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Pengembaraan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Sensor Karbon Monoksida untuk Monitoring Lingkungan

13 Mei 2024   17:41 Diperbarui: 13 Mei 2024   19:35 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di tengah perkembangan industri dan mobilitas yang pesat, polusi udara menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh masyarakat modern. Salah satu komponen dari polusi udara adalah karbon monoksida (CO). Meskipun karbon monoksida hanya sebagian kecil dari campuran gas di udara, dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sangatlah serius. Karbon Monoksida adalah molekul dengan 2 unsur pembentuk yaitu satu unsur karbon (C) dan satu unsur oksigen (O). Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik yang tidak sempurna. Artikel ini mengulas pengertian, sifat, dan bahaya karbon monoksida, serta dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, artikel ini juga membahas sumber emisi karbon monoksida, pemantauan kadar karbon monoksida, dan penggunaan alat MQ7 untuk pemantauan kadar karbon monoksida di lingkungan sekitar. Dengan memahami lebih dalam tentang karbon monoksida, diharapkan masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi diri dan lingkungan dari dampak negatifnya.

Pentingnya memahami karbon monoksida tidak hanya terbatas pada pengenalan sifat-sifat dan bahayanya, tetapi juga pada pemahaman tentang sumber-sumber emisi yang dapat menghasilkan gas beracun ini. Pembakaran bahan bakar fosil, seperti gas alam, minyak bumi, dan batu bara, merupakan sumber utama emisi karbon monoksida. Kendaraan bermotor, industri, peralatan rumah tangga yang menggunakan bahan bakar fosil, serta kebakaran hutan dan lahan adalah beberapa contoh aktivitas yang menyebabkan emisi karbon monoksida ke udara.

Meskipun karbon monoksida tidak berbau dan tidak berwarna, dampaknya terhadap kesehatan manusia sangatlah serius. Paparan karbon monoksida dalam jangka waktu yang singkat dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, mual, dan lelah. Namun, paparan dalam jangka waktu yang lebih lama atau dalam konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan keracunan karbon monoksida yang parah bahkan kematian.

Pemantauan kadar karbon monoksida dalam lingkungan sangatlah penting untuk melindungi kesehatan masyarakat. Maka dari itu, kami MAPALA UPN "veteran" Yogyakarta sedang melakukan penelitian untuk mengetahui kadar karbon monoksida menggunakan MQ7 di Kecamatan Depok, Sleman karena lokasi kampus kami juga terdapat di kecamatan ini alangkah baiknya kami melakukan penelitian dari lingkungan terdekat. Setelah dilakukan penelitian dapat dikatakan karbon monoksida yang beredar berkisar antara 80-300 mikrogram/meter kubik, yang mana menurut data dari ISPU Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan angka demikian masih tergolong baik. 

Tujuan pemasangan sensor karbon monoksida MQ7  di lingkungan terbuka  membantu mendeteksi dan memantau konsentrasi gas beracun ini. Informasi yang diperoleh dari pemantauan dapat digunakan untuk mengambil tindakan preventif, seperti memperbaiki peralatan yang bocor dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang bahaya karbon monoksida perlu ditingkatkan. Kampanye edukasi tentang risiko paparan karbon monoksida, tanda dan gejala keracunan, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil oleh individu dan komunitas menjadi kunci dalam mengurangi risiko terhadap gas beracun ini.

Dengan upaya bersama dalam pemantauan, pengendalian, dan pencegahan paparan karbon monoksida, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun