Mohon tunggu...
Rangga Hilmawan
Rangga Hilmawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pemikiran adalah senjata Mematikan. Tulisan adalah peluru paling tajam

Seorang Pemuda Betawi - Sunda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sarodi Si Anak eRWe

30 November 2020   17:31 Diperbarui: 30 November 2020   17:37 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Dictio.id

Selang beberapa lama, ada diantara mereka yang pulang satu persatu untuk melanjutkan ativitas esok hari, ada yang masih bertahan karena alsan masih "bujang", sarodi dengan hilman tetap bertahan, karena mereka kebetulan sedang libur semester kuliah.

Hilman mengajak sarodi untuk berkeliling mencari makan, karena sudah beberapa jam mereka berkumpul, hanya air dan asap yang masuk ke dalam mulut. Beberapa orang tetap bertahan karna dirasa masih kenyang, beberapa lainnya ikut dengan mereka, memang kebetulan lapar atau hanya sekedar ingin ikut berkeliling mencari angin. 

Mereka berkendara dengan tertib, tidak ada yang ugal-ugalan, tidak ada bendera bahkan senjata tajam, atau merasa paling membutuhkan prioritas utama di jalan raya. Safety riding mereka pakai, seperti sepatu, jaket, dan helm.

***

Ditempat makan sarodi dan hilman duduk lesehan berdekatan, walau tidak membatasi yang lainnya untuk ikut bergabung dalam obrolan, namun jika diperhatikan dengan seksama, mereka terlihat paling akrab dan saling mengerti satu dengan lainnya.

Hilman dikenal dengan karakter yang tempramen tapi hanya kepada orang yang tidak dikenalnya, Sarodi dikenal dengan pribadi yang baik, sopan, sabar dan mengayomi adik-adik usianya, terlihat elegan dan dewasa. 

Dua orang ini merupakan pribadi yang bertolak belakang satu sama lain, dari mulai hal kecil, sampai yang bersifat transendental, namun kebanyakan orang dilingkungan mereka akan menilai kedua orang itu saling memahami dan melengkapi satu dengan lainya. Hilman akan mudah diredakan emosinya ketika sedang meledak-ledak oleh sarodi. begitupun sarodi, jika dirasa ada orang lain yang begitu memanfaatkan kebaikannya, hilman akan menegur dan memperingatkan. 

Hampir tengah malam, waktu negara Kesatuan Planet Bekasi, Sarodi menawarkan pada Hilman, untuk menginap dirumahnya, mengingat rumah Hilman yang lumayan jauh dari tempat mereka makan itu, ditambah harus melewati wilayah yang terkenal "angker warganya", Hilman mengiyakan ajakan sarodi. 

Mereka semua membubarkan diri ke rumah masing-masing, setelah hitung-menghitung makanan dan membayar. Hilman mengikuti laju kendaraan sarodi dari belakang, karena memang Sarodi menggunakan jalan lain yang memotong agar lebih dekat sampai.

***

Esoknya sekitar pukul delapan pagi, Hilman terbangun karena berisik suara kuli yang sedang merenovasi rumah tetangga samping sarodi, Hilman sedikit heran melihat sarodi yang masih terlelap, dalam pikirnya, "anak ini ko ga solat subuh ya" tapi rasa malasnya mengalahkan otaknya untuk berfikir sejauh itu, dia langsung mengambil kesimpulan "mungkin tadi udah solat, terus tidur lagi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun