Sakit-penyakit, tentu semua orang pernah mengalaminya. Entah ringan atau lumayan, yang namanya sakit tentu saja tidak ada yang enak. Gak seperti di iklan-iklan obat bebas, belum lama minumnya bisa langsung sembuh, kadang penyakit kita menetap atau menahun, bahkan gak juga kunjung sembuh, dibawa seumur hidup.
Kadang sakit-penyakit yang kita alami bukan hanya disebabkan oleh apa yang selama ini kita duga sebagai penyebab-penyebabnya: faktor keturunan/genetik, gaya hidup (kurang gerak, suka makanan enak, dan lain-lain), faktor cuaca yang terus berubah, kurang istirahat/tidur dan lain sebagainya. Jadi, apa lagi penyebab lain segala penyakit kita serta bagaimana cara mengatasinya?
1. ('Kesalahan' atau perbuatan tak sengaja) orang lain bisa menjadi 'sumber' atau penyebab penyakit kita. Misalnya bagaimana? Penulis pernah terjatuh di tangga rumah saat sedang turun dari lantai dua ke lantai satu, syukurlah tidak terluka atau terlalu 'luar biasa'. Sebenarnya juga karena kecerobohan penulis sendiri, turun dengan biasa-biasa saja (tidak cepat-cepat) namun tidak ngeh bahwa lantai tangga baru saja dipel sehingga masih dalam keadaan basah. Barangkali yang mengepel lantai itu tidak sengaja berbuat demikian, akan tetapi mungkin saja hati kecil saya terluka karena secara tidak langsung, kecelakaan kecil saya disebabkan oleh perbuatannya. Hingga kini, saya masih merasakan sedikit sakit pada bagian pangkal paha belakang, syukurlah tidak kena tulang belakang atau tulang ekor. Hanya masih ada sedikit rasa nyeri apabila duduk terlalu lama, saya membutuhkan waktu beberapa saat sebelum dapat berdiri tegak. Untuk berdiri lama atau berjalan, tidak ada masalah.
Melalui masalah ini, penulis diajarkan untuk berusaha tulus ikhlas memaafkan, meskipun hanya dalam hati terlebih dahulu. Saya percaya, tindakan memaafkan dapat menjadi pembuka pintu kesembuhan untuk sakit ini. Meskipun belum seratus persen sembuh/sembuh total, bersama dengan membuka pintu maaf, saya berhasil menemukan kembali pemulihan. Tidak serta-merta, melainkan berangsur-angsur.
2. 'Kisah' masa lalu yang belum selesai. Apakah itu akar pahit, kenangan buruk, trauma, permusuhan, sesuatu yang kita rahasiakan dan bawa di dalam hati. Bukan hanya faktor luar/eksternal belaka, satu atau semua itu bisa jadi sumber sakit-penyakit kita. Apa yang terus-menerus dipendam saja dalam otak dan terus dipikirkan tanpa mendapatkan solusi bisa membuat kita pusing, darah tinggi, hingga sakit jantung.
Tidak ada jalan lain apabila obat-obatan atau terapi apapun sudah tidak mempan. Lepaskanlah beban-beban masa lalu itu. Terimalah kenyataan bahwa apa yang sudah terjadi tak dapat diubah lagi. Yang masih bisa diubah/diperbaiki adalah masa depan. Dengan demikian, semoga penyakit yang disebabkan oleh masa lalu yang belum selesai akan diangkat-dipulihkan.
3. Tidak percaya pada kekuasaan Tuhan YME. Kadang kita lebih percaya pada suplemen hingga alat-alat kesehatan, obat-obatan, terapi, dokter atau tabib jempolan. Kita lebih suka mendengar apa kata teman, anjuran para ahli, bahkan hanya mengandalkan manusia dan semua ciptaan manusia daripada Sang Pencipta Manusia itu sendiri. Benar, Tuhan bisa memakai manusia dengan talenta sebagai dokter atau tenaga medis sebagai alat di tangan-Nya, akan tetapi jangan pernah lupakan jika Tuhan paling mengenal ciptaan-Nya.
Seorang ahli/penemu atau perakit robot tentu saja mengenal setiap robot yang ia ciptakan. Ia tahu bagaimana memperbaikinya apabila ada robot yang rusak. Seorang petani mengenal tiap tanaman yang ia tanam serta sawah-ladang yang ia kelola dengan baik. Ia tahu cuaca yang cocok untuk setiap tanamannya serta bagaimana mengatasi persoalan seperti hama dan bagaimana mencegah gagal panen. Jadi, mengapa tidak Tuhan?
Sakit-penyakit yang ada pada kita seringkali dianggap sebagai ujian/cobaan dari Tuhan YME, barangkali juga sebagai peringatan agar kita menjaga diri sendiri sebaik mungkin. Akan tetapi, apabila setelah rutin mengobati atau berusaha menyembuhkannya hingga kini belum juga beroleh pemulihan, ada baiknya memeriksa apakah ada satu atau lebih dari ketiga pengingat indah di atas.